<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7808624031225959264\x26blogName\x3dInfo+InfoSinema\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://info-infosinema.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://info-infosinema.blogspot.com/\x26vt\x3d-5757315724398017633', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Minggu, 20 Februari 2011

Arwah Goyang Karawang Ganti Judul







SETELAH memperhatikan keresahan dan kontroversi yang muncul dalam minggu-minggu ini, produser film Arwah Goyang Karawang, Shankar RS, akhirnya memutuskan mengganti judul film ini. “Daripada saya terus dianggap menjual sensasi dan sengaja memunculkan kontroversi soal penggunaan judul, saya memilih mengganti judul film ini,” jelas Shankar setelah pihak Lembaga Sensor Film (LSF) mengundangnya untuk bertemu, Jumat (18/2).












ARWAH Goyang Karawang berganti judul menjadi ARWAH GOYANG JUPE-DEPE. Shankar memilih tidak menggunakan lagi kata “Karawang” dalam filmnya. Pilihan judul ini juga setelah melalui beberapa kali pertimbangan, di antaranya film horor ini memang dibintangi dua pemain popular Jupe dan Depe. Dan sepanjang film, teror maupun kengerian film hadir melalui karakter yang diperankan Jupe dan Depe.

“Saya terima dengan legowo untuk mengganti judul film ini menjadi Arwah Goyang Jupe-Depe. Saya tidak merasa nyaman film saya dianggap hanya menjual kontroversi dan sensasi belaka. Saya berkarya dengan perencanaan, lewat riset, dan mencurahkan energi. Saya mengangkat isu melalui film yang seharusnya disikapi lebih positif,” ujarnya.

Shankar maupun sutradara film Helfy Kardit, sebenarnya ingin berdialog dengan pemrotes dan pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan film ini. Ada hal-hal yang ingin dijelaskan agar pesan film ini tidak dimaknai sepotong-sepotong. Ia mencontohkan dialog Lilis (diperankan Jupe) dengan Pak Awal, pemilik kelompok Goyang Karawang, bahwa ia ingin berhenti menari jaipong striptis karena tarian itu sudah menyimpang dari budaya dan tradisi yang dikenalnya. “Dialognya jelas, bahkan ada pembelaan untuk kesenian tradisional. Tapi semuanya kembali kepada penonton, kalau memang frasa “Goyang Karawang” dianggap tidak pantas, ya saya lebih memiih tidak menggunakan frasa itu,” tambahnya.

Secara bertahap semua materi film yang menunjukkan adanya kata “Karawang” akan diganti dengan kata-kata “Jupe-Depe”. Di film, poster, materi-materi promosi, hingga trailer iklan (TVC), tidak lagi menggunakan kata “Karawang”.

Shankar berharap langkahnya mengganti judul film tidak mengurangi apresiasi penonton terhadap film Arwah Goyang Jupe-Depe. Sekadar informasi, sampai hari ke-8, film ini sudah disaksikan 300.000 penonton (atau rata-rata 36.000/ hari). Untuk iklim perfilman Indonesia saat ini, sangat sedikit film Indonesia bisa meraih jumlah penonton sebanyak itu. Shankar yakin target penonton sebanyak satu juta penonton bisa tercapai. “Saya berharap apresiasi penonton menyaksikan film (Arwah Goyang Jupe-Depe) memang karena mereka suka. Bukan menyaksika film ini karena kontroversi yang muncul selama ini,” tambahnya.

Setelah penggantian judul film, Shankar berharap film Arwah Goyang Jupe-Depe bisa lebih berkonsentrasi melanjutkan rencana-rencana promosi yang sempat tertunda. Di antaranya jadwal wawancara-wawancara, promosi kunjungan ke bioskop-bioskop daerah, hingga sosialisasi kepada penonton tentang perubahan judul film ini. “Saya harus memulai dari awal untuk mengangkat awareness penonton film yang dibintangi dua pemain popular ini,” jelasnya.

Selain itu, penggantian judul film di tengah jalan, atau saat film beredar tidak menjadi preseden buruk bagi perfilman Indonesia di masa mendatang. Dan tentunya, ini menjadi semacam pembelajaran bagi pekerja kreatif perfilman untuk lebih melihat perspektif sosial lebih komprehensif. Shankar menyadari bahwa film sebagai realita sosial masyarakat, tidak sepenuhnya bisa ditawarkan sebagai tontonan dan isu sosial yang disikapi secara arif. Penggantian judul film produksi Sentra Mega Kreasi Films menjadi Arwah Goyang Jupe-Depe adalah contohnya.
(Sentra Mega Sinema Films/*)

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda