<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7808624031225959264\x26blogName\x3dInfo+InfoSinema\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://info-infosinema.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://info-infosinema.blogspot.com/\x26vt\x3d-5757315724398017633', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Rabu, 29 Juni 2011

Gebrakan Hanny Saputra Untuk Remaja Indonesia

milli & nathan
Gebrakan Hanny Saputra Untuk Remaja Indonesia


Platinum XXI, Fx Mall Sudirman Jakarta, 22 Juni 2011 - Cukup lama kita tidak menikmati tontonan film remaja tanah air yang bergizi. Belakangan setelah perfilman Indonesia diserbu makhluk gaib dengan beragam latar belakang kewarganegaraan, seperti ada gerakan dari segelintir filmmaker yang mencoba mengcounter-nya dengan membuat film yang baik.

Hanny Saputra sedikit diantara filmmaker tersebut. Dan yang menarik, ia masih konsisten membedah genre film remaja. Sepertinya ia memang sudah khatam dengan genre ini karena dari tangan dinginnya sudah lahir sejumlah film sukses seperti Virgin, Mirror hingga Heart. Kal ini Hanny menggandeng Titien Wattimena yang bertanggung jawab atau cerita film yang berfokus pada karakter Milli dan Nathan.

Dari jajaran filmmaker yang terlibat didalamnya, sudah terlibat upaya besar dari Hanny (juga Falcon Pictures yang memproduksi film ini) untuk membuat sebuah film yang baik. Namun tak membuat MILLI & NATHAN jadi proyek ambisius. Ini tetap film remaja yang pop, ringan, mudah dikunyah namun tetap bisa dipertanggungjawabkan secara artistik.

Cerita sungguh simpel dan benar-benar berfokus pada karakter Milli dan Nathan. Ada progress yang jelas dari keduanya sepanjang film. Maka menjadi penting ketika melihat penonton menyaksikan Milli dan Nathan dari remaja yang saling suka, putus di masa kuliah dan mencoba menyambung kembali hubungan pada saat mulai menapak karir. Titien juga tak ngotot memaksa penonton berempati, namun ada bagian dari cerita yang memang bisa membuat penonton mengidentifikasi dirinya dengan Milli atau Nathan sehingga terjadi koneksi emosional. Disinilah keberhasilan Milli & Nathan terlepas dari ceitanya yang cukup sederhana.

Namun MILLI & NATHAN tak akan berhasil merebut hati penonton jika Olivia Lubis Jensen dan Chris Laurent tak berusaha maksimal mentransformasi energi mereka kedalam tokoh rekaan Titien itu. Olivia dengan jam terbang yang lebih tinggi dari Chris memang terlibat lebih rileks. Ini juga menjadi tantangan b uatnya ketika tokoh Milli terus bergerak dan berkembang. Sementara Chris sangat dibantu oleh penampilan fisik yang cenderung dingin, tapi tak ada kesan untuk mirip dengan tokoh Rangga dalam Ada Apa dengan Cinta? Penonton memang mesti mencoba bijak bahwa karakter pria deingn tak mesti selalu identik dengan Rangga. Dan Hanny memberi alternatif lewat tokoh Nathan ini.

Dari sektor cerita, sutradara dan pemain yang solid, MILLI & NATHAN masih punya sejumlah amunisi lain. Lihatlah betapa film ini memanjakan mata. Tak hanya berupa pemandangan indah atau setting megah, namun juga sinematografi, artistik hingga ke wardrobe diperhitungkan dengan cermat. Yunus Pasolang sebagai director of photography yang pernah menangani Fiksi berkolaborasi dengan penata artistik Allan Sebastian yang sukses dengan Sang Pencerah dibantu oleh wardrobe stylist Poeti Fatima yang mencuri perhatian dengan gaya hip dalam film Queen Bee.

Tak hanya menyegarkan mata, MILLI & NATHAN juga membius indera pendengaran lewat music scoring yang terdengar pas. Ia mengisi bagian-bagian yang memang seharusnya diisi musik dan memberikan banyak ruang yang memang seharusnya dibiarkan kosong. Tak ada kecenderungan untuk berlebihan disini, sehingga penonton merasakan ketenangan ketika menikmati adegan demi adegan. Semuanya diakomodir dengan baik oleh Ramondo Gascaro yang bertindak selaku penata musik. Ia yang biasanya menangani film "kelas berat" seperti Quickie Express dan Pintu Terlarang rupanya tak gagap menangani film pp seprti MILLI & NATHAn.

Maka boleh jadi MILLI & NATHAN adalah upaya Hanny Saputra untuk menggebrak dunia perfilman Indonesia. Tapi gegrakan memang tak selalu harus terlibat ambisius. Esensi terpenting dari itu harusnya adlaah sebuah karya yang bisa diapresiasi baik oleh penonton. Dan MILLI & NATHAN dengan segala kelebihan dan kekuragannya punya potensi untuk itu. Semoga!

Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda