<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7808624031225959264\x26blogName\x3dInfo+InfoSinema\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://info-infosinema.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://info-infosinema.blogspot.com/\x26vt\x3d-5757315724398017633', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Jumat, 29 November 2013

Film 99 Cahaya Di Langit Eropa

Grand Indonesia Jakarta, 29 November 2013 - Film '99 Cahaya di Langit Eropa' karya sutradara Guntur Soeharjanto akan tayang pada tanggal 5 Desember 2013. Diangkat dari novel laris karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, film ini menceritakan perjalanan sebuah 'pencarian' 99 cahaya kesempurnaan yang pernah dipancarkan Islam di benua Eropa.


Film ini merupakan produksi ke-40 Maxima Pictures yang juga menjadi pertanda merayakan hari jadi Maxima Pictures yang ke-7 (7th Anniversary Maxima Pictures). Film '99 Cahaya di Langit Eropa' di tulis ulang oleh Alim Sudio, dan mengambil lokasi di 4 negara Eropa: Vienna (Austria), Paris (Perancis), Cordoba (Spanyol) dan Istambul (Turki).

Film 99 Cahaya di Langit Eropa pertama kali syuting pada tanggal 9 September 2013, berakhir 60 hari kemudian dan 100% keseluruhan pengambilan gambar di lakukan di Eropa.

Maxima Pictures memvisualisasikan hampir seluruh bagian dari novel '99 Cahaya di Langit Eropa" dalam filmnya, seperti Museum Vienna, Museum Louvre dan salah satu kampus tertua di Wina yang telah dibangun sejak abad 13.

Executive Produser Maxima Pictures Yoen K, menyatakan bahwa Film 99 Cahaya di Langit Eropa merupakan film religi yang berbeda dari film religi Indonesia lainnya.

"Dengan diproduksinya film ini, Maxima Pictures berusaha menghadirkan film-film yang berkualitas bagi masyarakat Indonesia. Kami bangga bahwa Film '99 Cahaya di Langit Eropa' merupakan film Indonesia pertama yang mendapat ijin untuk melakukan syuting di empat kota besar di Eropa," ucap Yoen K.

Film '99 Cahaya di Langit Eropa' sendiri dibuat menjadi dua bagian. Hal tersebut karena Maxima Pictures mencoba untuk mengutarakan seluruh isi novel dengan baik tanpa mengurangi isi cerita.

Hanum Rais, penulis novel laris '99 Cahaya di Langit Eropa' menyatakan bahwa film ini bukan film tentang dirinya. Namun tentang bagaimana seorang muslim mempertahankan ke Islamannya dengan menemukan berbagai cahaya Islam di benua Eropa.

"Ini bukan kisah saya dan Rangga, tapi ini sebuah pelajaran, di mana kita sebagai seorang muslim harus tahu bahwa Islam juga pernah berjaya di Eropa. Dan hingga sekarang ini masih banyak sekali jejak kejayaan Islam di sana (Eropa)," tegas Hanum.

Melalui film '99 Cahaya di Langit Eropa" Hanum sendiri berharap film dengan judul yang sama yang diproduksi oleh Maxima Pictures tersebut akan menjadi referensi bagi generasi muda Indonesia.

"Film ini berisi tentang ajakan untuk menjadi agen muslim yang baik, yang bisa dijadikan referensi bagi generasi muda Indonesia," ujar Hanum.

film 99 Cahaya di Langit Eropa dibintangi oleh aktor dan aktris berbakat dari Indonesia seperti Abimana Aryasatya (Rangga Alamahendra), Acha Septriasa (Hanum Rais), Raline Shah (Fatma), Nino Fernandez (Stefan), Alex Abad (Khan), Marissa Nasution (Maarja), Dewi Sandra (Marion), pemain cilik Gecchae (Aisye). Selain itu akan ada penampilan khusus dari designer muslimah berbakat Dian Pelangi dan juara X Factor Indonesia pertama Fatin Shidqia Lubis.

Dengan Hormat.

Maxima Pictures



Trivia : Facts Sheet

99 Cahaya Di Langit Eropa

Produser : Yoen K, Ody Mulya Hidayat, Sudiadi Chang
Sutradara : Guntur Soeharjanto
Penulis : Hanum Salsabiela Rais, Rangga Almahendra, Alim Sudio

Pemain :
Acha Septriasa - Hanum Rais
Abimana Aryasatya - Rangga Almahendra
Raline Rahmat Shah - Fatma
Nino Fernandez - Stefan
Alex Abbad - Khan
Marissa Nasution - Maarja
Dewi Sandra - Marion
Geccha - Aisye
Dian Pelangi - Latifah
Hanum Salsabiela - Ezra
Fatin Shidqia Lubis - Fatin

Trivia: 9 Facts Sheet Film 99 Cahaya di Langit Eropa:
  1. Film 99 Cahaya di Langit Eropa secara tidak sengaja mulai memasuki tahap produksi pada tanggal 9 bulan 9 (September) 2013 yang sesuai dengan judul film ini.
  2. Film ini akan tayang secara serentak di bioskop tanggal 5 Desember 2013, bertepatan dengan ulang tahun ke-7 Maxima Pictures. Di mana pada tanggal yang sama 7 tahun yang lalu, Maxima Pictures merilis film perdananya berjudul Cinta Pertama.
  3. Film 99 Cahaya di Langit Eropa adalah film Indonesia pertama yang melakukan adegan adzan di atas Menara Eiffel dan mungkin menjadi yang pertama di dunia. Dan menjadi film produksi Maxima Pictures yang mengambil lokasi di empat negara Eropa: Vienna (Austria), Paris (Perancis), Cordoba (Spanyol), dan Istanbul (Turki).
  4. Film 99 Cahaya di Langit Eropa merupakan film yang diangkat dari novel best seller 19 kali cetak sejak dirilis pada Agustus 2011 lalu yang merupakan karya dari Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra sedangkan untuk naskah film sendiri dibantu oleh Alim Sudio.
  5. Film 99 Cahaya di Langit Eropa menjadi film Indonesia pertama yang sarat akan nilai edukasi, sosial dan spiritual yang bercerita tentang warisan peradaban Islam di Eropa dan mengungkapkan misteri peradaban Islam seperti Kalimat Tauhid di Hijab Bunda Maria dan Axe Historique Paris yang mengarah ke Mekah.
  6. Film 99 Cahaya di Langit Eropa ini akan menjadi film Indonesia yang menggunakan empat bahasa dalam dialognya (multi bahasa). Beberapa bahasa yang digunakan dalam film ini diantaranya adalah bahasa Indonesia, Inggris, Jerman, dan Turki.
  7. Poster film 99 Cahaya di Langit Eropa dibuat oleh muallaf dari Amerika yang didominasi oleh warna hitam dan emas yang melambangkan kesempurnaan dan sejalan dengan tag line film 'Mengungkap Rahasia Islam di Eropa'.
  8. Film ini menjadi film pertama yang dibintangi oleh Icon Hijabers Indonesia seperti: designer muslimah Dian Pelangi, juara pertama X Factor Indonesia, Fatin Shidqia Lubis dan debut pertama Dewi Sandra setelah kin menggenakan jilbab.
  9. Film 99 Cahaya di Langit Eropa mengajak banyak desainer muda berbakat untuk unjuk gigi dalam menampilkan karya busana muslimnya, seperti: Dian Pelangi, Ria Miranda, Jenna Hara, Alfita Ratna, Rani Hatta dan banyak designer muda lain.
Untuk mengetahui informasi terbaru film 99 Cahaya di Langit Eropa dapat langsung follow twitter kani di @Film99Cahaya dan @MaximaPictures.



Warisan Budaya, Toleransi, dan Pendidikan:Sebelum pemutaran premiere, EU mengucapkan selamat atas peluncuran film "99 Cahaya di Langit Eropa"

Delegasi Uni Eropa mengucapkan selamat atas peluncuran film "99 Cahaya di Langit Eropa" yang menggambarkan keragaman dan kekayaan warisan budaya Eropa, refleksi dari pentingnya toleransi antar umat beragama, serta promosi terhadap pendidikan tinggi di Eropa.

Disutradarai oleh Guntur Soeharjanto, film ini diadaptasi dari novel terlaris hasil karya penulis Hanum Salsabiela Rais dan suaminya Rangga Almahendra. Film ini menceritakan pengalaman mereka ketika hidup di Austria seaktu Rangga sedang menjalani program doktoralnya di Vienna University of Economics and Business. Film ini menggambarkan perjalanan mereka dalam mengeksplorasi warisan budaya Islam di Austria, Prancis, Spanyo dan Turki.

Warisan budaya adalah titik acuan dari masa lalu. Hal ini membantu kita untuk memahami sejarah kita. Warisan budaya juga merupakan bagian integral dari masa kin dan masa depan, yang mencerminkan keragaman masyarakat saat ini dan menunjukkan pada kita apa yang dapat diraih ketika kebudayaan saling bertemu dan menginspirasi satu dengan lainnya. "Film ini telah berhasil menceritakan warisan Islam di Eropa yang belum banyak kita ketahui. Film ini mengingatkan kita, sebagai orang Eropa, bahwa Islam tidak hanya merupakan cara hidup tetapi juga merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dari sejarah peradaban Eropa," kata Duta Besar Olof Skoog.

Duta Besar Skoog juga megakui bahwa film ini mendorong perlunya toleransi yang lebih baik lagi dan bahwasanya masih banyak hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengakhiri rasisme dan xenophobia (ketakutan terhadap orang asing) di Eropa maupun dibelahan bumi lainnya. "Film ini juga mengingatkan kami bahwa semboyan Uni Eropa "Kesatuan dalam Keberagaman (Unity in Diversity)" dan semboyan Indonesia "Bhineka Tunggal Ika" jangan hanya sebatas pegangan hidup, namun yang lebih penting dari itu adalah untuk menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari" kata Duta Besar Skoog.

Duta Besar Skoog menambahkan pendapatnya bahwa film ini menggambarkan prioritas Uni Eropa di bidang pendidikan. "Film ini - 99 Cahaya di Langit Eropa - membantu saya mempromosikan pendidikan tinggi Eropa. Tahun ini, terdapat 4000 pelajar Indonesia yang berangkat ke Eropa dan melanjutkan pendidikan mereka. Terdapat peningkatan yang pesat dibandingkan dengan jumlah tahun lalu dan kami sangat berharap agar jumlah ini akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang" kata Duta Besar Skoog.

Uni Eropa bangga dapat terkait dengan film "99 Cahaya di Langit Eropa" yang pemutaran premiere-nya akan berlangsung pada Jumat malam in (29/11) di Jakarta dan secara serentak akan ditayangkan di bioskop-bioskop seluruh Indonesia pada tanggal 5 Desember 2013.


Label: , , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda