<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7808624031225959264\x26blogName\x3dInfo+InfoSinema\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://info-infosinema.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://info-infosinema.blogspot.com/\x26vt\x3d-5757315724398017633', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Senin, 09 April 2012

Sanubari Jakarta


PPHUI Kuningan Jakarta, 9 April 2012 - "Sanubari" adalah sebuah kata yang mungkin bagi sebagian orang terkesan kurang lazim, mengingat bahwa khazanah bahasa Indonesia kini tidak lagi sering mempergunakan kata tersebut. Namun dari kata tersebutlah maka Lola Amaria dan Fira Sofiana yang bertindak sebagai produser dari sebuah kompilasi 10 film pendek mengemasnya dalam suatu kumpulan film.

"Sanubari Jakarta" dengan tema film indie merupakan sebuah kumpulan cerita film pendek dari 10 sutradara muda Indonesia yang berbakat dan sangat apik dalam merampungkan film-film tersebut yang mengangkat 10 kisah tentang komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender / transeksual yang berdurasi cerita masing-masing 10 menit. Terinspirasi dari kisah-kisah yang merupakan realita kehidupan Jakarta, dimana dalam film-film tersebut bercerita tentang kehidupan nyata yang ada di Jakarta, yang dengan serta merta mengangkat sisi-sisi kemanusiaannya. Sebuah omnibus yang bergenre drama.

Omnibus Sanubari Jakarta ini di produksi oleh Yayasan Kresna Duta bekerjasama dengan Ardhanary Institute atas dukungan Ford Foundation dan beberapa lembaga lainnya yang tidak bersedia disebutkan namanya serta pihak-pihak yang telah bekerja secara sukarela selama proses produksi dari awal hingga akhir.

Film ini mempunyai target audiens yang dikhususkan kepada komunitas Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender dan Interseks (LGBTI) dan komunitas-komunitas lainnya yang bekerja dibidang / isu Hak Asasi Manusia khususnya serta khalayak umum.

Pembuatan film ini melalui banyak proses dan memakan waktu satu tahun mulai dari pengerjaan naskah sampai dengan shooting dan post-production dan semuanyua dikerjakan di Indonesia. Naskah cerita yang dikerjakan oleh Lele Laila ini pun melalui berbagai tahapan seleksi dan konsultasi kepada para aktivis LGBT, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kerancuan dan kesalahpahaman ataupun stigmatisasi yang mungkin muncul di kalangan masyarakat nantinya. Sementara itu untuk lagu tema (Original Sound Track) dari film Sanubari Jakarta ini adalah buah karya Bonita dan Dima Amanda. Baik lirik maupun lagu dikerjuakan oleh mereka berdua dan diproduksi di Rumah Bonita Production.

Sekilas Tentang Yayasan Kresna Duta
Yayasan Kresna Duta dibentuk untuk pertama kalinya dari sebuah obrolan sederhana saat minum kopi bersama. Berangkat dari satu keinginan bersama untuk membantu advokasi kepada masyarakat dan juga komunitas lain akan pentingnya perjuangan para golongan minoritas untuk mendapatkan hak azasinya sebagai manusia merdeka dan setara dengan yang lain maka dibentuklah Yayasan Kresna Duta ini dengan mengambil sisi pembelajaran melalui audio-visual.

Yayasan Kresna Duta diambil namanya dari tokoh pewayangan terkenal dari kisah Mahabrata dan Bharatayudha yaitu Prabu Kresna dari Kerajaan Dwaraka atau lebih terkenal dengan nama Batara Kresna. Batara Kresna adalah wujud asli dari Batara Wisnu; sang Dewa Kebajikan, yang terkenal dengan keahliannya menjadi penasihat dan juga ahli strategi perang bagi para Pandawa di Perang Bharatayudha. Batara Kresna pun terkenal dengan percakapannya diatas bukit sambil memandang pedang Kurusetra dengan Arjuna. Percakapannya itu yang kemudian disebut sebagai kitab Bhagawad Gita adalah sebuah kitab berisi petunjuk hidup bagi umat manusia dalam berperilaku adil dan damai.

Mengacu pada cerita tersebutlah maka Dimas Hary CSP, Fira Sofiana dan Lola Amaria mendirikan Yayasan Kresna Duta pada tanggal 9 Oktober 2011 dengan satu visi dan misi bersama untuk memberikan advokasi dan juga pembelajaran kepada masyarakat akan arti hidup setara dan sama.

Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda