<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7808624031225959264\x26blogName\x3dInfo+InfoSinema\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://info-infosinema.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://info-infosinema.blogspot.com/\x26vt\x3d-5757315724398017633', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Rabu, 18 Desember 2013

SLANK Nggak Ada Matinya

Jenis Film Drama - Pemain Bimbim, Kaka, Ivanka, Ridho, Abdee, Bunda Iffet, Adipati Dolken (Bimbim), Ricky Harun (Kaka), Aaron Ashab (Ivanka), Ajun Perwira (Ridho), Deva Mahenra (Abdee), Meriam Bellina (Bunda Iffet) - Sutradara Fajar Bustomi - Produser Chand Parwez Servia, Fiaz Servia - Produksi Starvision - Durasi 96 menit - Rilis 24 Desember 2013


Catatan Produser – Chand Parwez Servia

Butuh waktu lebih dari 5 tahun untuk film SLANK Nggak Ada Matinya ada. Diawali ketika tahun 2007 SLANK mengisi  musik film Get Married, melalui beberapa diskusi kita merencanakan release film SLANK The Movie di akhir tahun 2008, menyambut 25 tahun SLANK. Tapi Allah SWT selalu memberikan jalannya secara unik dan tidak terduga. Ketika 2 tahun lalu SLANK mengisi musik Get Married 3, kembali Fajar Bustomi asisten Hanung Bramantyo di Get Married pertama, yang menggarap video clip Pandangan Pertama saya minta membuat clip Cubit Cubitan, sebagai soundtrack Get Married 3. Pada kesempatan itu rencana tertunda kembali dibahas.

Sebagai Slanker, Fajar Bustomi berperan sebagai katalisator yang ideal hingga ide yang sempat tertangguhkan kembali on fire, bergulir kencang. Periode 2 tahun, dari 2011 sampai menjelang Idul Fitri 2013 adalah periode riset, wawancara dan menyusun penceritaan paling efektif untuk konsep film bagi para Slankers, termasuk penonton yang belum mengenal SLANK di Indonesia maupun internasional.  Cassandra sebagai penulis skenario secara intens bertemu dengan Slank. Akhirnya kita sepakati bahwa sisi humanisme dan jatuh bangun emosi personal SLANK yang perlu divisualisasikan, karena belum diketahui masyarakat padahal justru memiliki nilai inspiratif. Tapi, kemasannya bagaimana? Apakah dibuat fun atau dark? Akhirnya kita sepakat untuk membuat film tentang grup band yang bangkit lebih kokoh dengan personil barunya, Ridho dan Abdee, secara ringan, menghibur dan aman sebagai tontonan keluarga. Bagaimana 2 personil baru SLANK berkolaborasi dengan Bimbim, Kaka dan Ivanka secara kreatif hingga jadi Formasi ke-14 SLANK ini mengeluarkan album ke-7 yang sukses tahun 1998, dan mereka tetap berkarya dengan hati hingga kini.

Formasi ini dengan kehidupan rock n’ rollnya sebagai grup band yang solid, kompak dan hangat, mulai bermasalah karena Bimbim, Kaka dan Ivan pengguna drugs. Di sinilah peran Bunda Iffet sebagai seorang ibu sekaligus manajer, dan 2 orang sahabat menjadi sangat penting dalam memberikan dukungan agar mereka terbebas dari julukan junkies. Film yang memecahkan 2 rekor, sebagai film paling banyak lagunya dan figurannya yang mencapai 20.000 orang lebih ini jadi sangat mengharukan, saat Bimbim, Kaka dan Ivan berjuang untuk lepas dari drugs. Sehingga SLANK Nggak Ada Matinya lengkaplah sebagai tontonan menghibur sekaligus tuntunan. SLANK Nggak Ada Matinya menjadi film penting untuk ditonton, karena bermanfaat untuk ilustrasi segenap keluarga.

Membuat film SLANK yang penggemarnya mencapai lebih dari 30 juta, sepertinya berkah dan dimudahkan realisasinya. Padahal begitu kompleks ceriteranya, tentang perjalanan kreatifitas grup musik, tentang keluarganya, tentang romantisme percintaannya, juga tentang kepedulian sosial politik yang mengantar mereka terbebas dari drugs, ketika mereka turut bereformasi menyongsong millennium baru. Satu hal yang mudah diucapkan, tetapi berat dilakukan adalah menjalani rehab itu sendiri. Tetapi keberhasilan itulah yang mengantar SLANK berkiprah di berbagai belahan dunia, diawali dari Jepang.

Film SLANK Nggak Ada Matinya tidak akan terealisasi tanpa dukungan keluarga besar SLANK, karena film yang dibuat berdasarkan kisah nyata butuh kehati-hatian, apalagi yang mengalaminya masih ada dan turut mengikuti proses kreatif dari sejak penulisan skenario, produksi, editing hingga post produksinya. Periode 1997 sampai dengan 2000 memang jadi fokus ceritera, tetapi di situlah tinggal landas SLANK hingga kini berusia 30 tahun, dan film SLANK Nggak Ada Matinya juga menjadi momentum album SLANK ke 20, juga novel yang akan ditulis Moammar Emka.

Dukungan diberikan untuk film SLANK Nggak Ada Matinya di antaranya dari Jokowi, Mahfud MD, Hermawan Kartajaya, Iwan Fals, Sherina Munaf, Giring Nidji, Noah Band, Adrie Subono, Ustad Solmed, dan Marshanda, yang bisa dilihat di http://www.youtube.com/watch?v=aNATDBm12SY  juga begitu banyak pemain yang relatif padat skedulnya turut berpartisipasi untuk sukses karya ini, di antaranya :  Adipati Dolken, Ricky Harun, Aaron Ashab, Ajun Perwira, Deva Mahenra, Meriam Bellina, Olivia Jensen, Mikha Tambayong, Sahila Hisyam, Alisia Rininta, Kirana Larasati, Chika Jessica, Jessica Mila, Bimbim Slank, Kaka Slank, Ivanka Slank, Ridho Slank, Abdee Slank, Bunda Iffet, Nadine Alexandra, Ringgo Agus Rahman, Deddy Mahendra Desta,  Ingrid Widjanarko, Epy Kusnandar, Piyu, Ustad Yusuf Mansur, Poppy Sovia, Tora Sudiro, Angelica Simperler, Eza Gionino, The Changcuters, Hanung Bramantyo, dll.

Editing ditangani oleh Cesa David luckmansyah yang seperti Fajar Bustomi, adalah Slankers sejati, juga Khikmawan Santosa yang menjadi sound designer-nya. Musik pastinya dikerjakan oleh SLANK! Inilah film keluarga di penutup tahun 2013 yang Insya Allah menghibur dan bermanfaat! Saksikan mulai 24 Desember 2013 serentak di seluruh bioskop di tanah air.

Catatan SLANK

SLANK sebagai musisi dan pemilik rights cerita film SLANK Nggak Ada Matinya, sudah terlibat sejak awal ide tercetus hingga saat mengkonsepkan jalan cerita maupun turut merevisi beberapa isi skenario agar menjadi seperti aslinya, karena menurut Abdee, cerita yang kuat akan menghasilkan film yang bermutu.
Tidak hanya pada konsep awal saja, tetapi SLANK meminjamkan wardrobe pribadi dan peralatan musik milik masing-masing personil serta turut terlibat saat shooting dengan memberi masukan di lapangan agar film ini terlihat nyata seperti kejadian sebenarnya.
Yang menarik SLANK malah menjadi cameo di beberapa adegan film dengan menjadi tokoh pilihan masing-masing personil, dan beradu akting dengan para pemain tokoh SLANK 'kw'.

Selain keterlibatan tersebut diatas, sudah pasti untuk seluruh penggarapan musik pada film ini SLANK memegang kendali penuh dengan telah membuat scoring, pemilihan lagu untuk tiap-tiap adegan maupun mengaransemen lagu-lagu lama sehingga terdapat sebanyak 40 lagu SLANK yang digunakan pada film ini, termasuk lagu pada Album baru : Slank Nggak Ada Matinya yang menjadi theme song film.
Sebuah lagu berjudul : O Renny  yang pernah diciptakan oleh Bimbim saat SLANK rekaman di Labuan Banten tahun 1999 tidak pernah direkam dan diedarkan dalam album SLANK manapun, akan menjadi hal yang sangat ekslusif karena hanya dapat disimak pada film ini saja.

SLANK sangat bersyukur telah bekerjasama dalam film ini dengan orang-orang yang bertalenta tinggi mulai dari para pemain, sutradara, penulis cerita, tim pendukung film dan khusus pihak Starvision yang telah sangat mendukung terwujudnya film Slank Nggak Ada Matinya sebagai film yang inspiratif, berseni tetapi tetap tidak meninggalkan sisi komersial.

Pada akhirnya SLANK berharap film ini dapat diterima masyarakat karena sesuai cita-citanya yang selalu ingin menyebarkan virus perdamaian ke seluruh dunia, serta seperti quote Bimbim yang ingin mewujudkan film ini menjadi : The Best Rock n' Roll Movie Ever.!

Catatan Sutradara – Fajar Bustomi

30 tahun perjalanan Band SLANK bukanlah waktu yang singkat. Dalam kurun waktu 3 dekade itu, SLANK telah mengalami perjalanan yang berliku-liku, ada kisah-kisah sedih, lucu, inspiratif dan banyak juga kisah-kisah kelam yang terjadi. SLANK saat ini telah menjadi sebuah band Rock n Roll yang legendaris di Indonesia.

Pada saat saya diajak untuk membuat film ini dalam rangka ulang tahun SLANK yang ke 30, saya menyadari bahwa mengangkat perjalanan 30 tahun SLANK menjadi sebuah film berdurasi 100 menit merupakan tantangan tersendiri. Pemilihan cerita haruslah tepat dan hati-hati agar film ini tetap informatif dan menghibur, serta layak ditonton baik oleh Slankers ataupun para pecinta film di Indonesia.

Setelah melalui observasi dan riset, akhirnya saya memutuskan untuk menceritakan kisah SLANK pada periode akhir tahun 1996 hingga tahun 2000. Mengapa ? Karena saya melihat pada masa ini merupakan masa-masa dimana SLANK mengalami sebuah titik balik yang mengubah SLANK hingga menjadi Band yang solid seperti sekarang ini.

Ada dua hal yang menarik di dalam periode ini, yang pertama adalah : Masuknya Bunda Iffet sebagai manajer SLANK. Ini merupakan hal yang sangat unik dan mungkin tidak bisa ditemukan di Band-band Rock n Roll di dunia. Tidak pernah ada ceritanya sebuah Band Rock yang dimanajeri oleh Ibunya, dan mereka sangat bangga.

Yang kedua : Bergabungnya Abdee dan Ridho sebagai personel SLANK formasi yang ke 14. Dimana saya melihat, mereka sebagai musisi yang bersih dari narkoba, harus berada ditengah-tengah Band yang saat itu benar-benar tergantung pada narkoba. Abdee dan Ridho dengan segala upaya mereka berusaha mempertahankan SLANK agar tidak bubar sekaligus mereka bersama-sama Bunda Iffet, mendukung Bimbim, Kaka dan Ivan untuk bisa bersih dari narkoba.

Saya sangat bersyukur sekali bahwa film SLANK Nggak Ada Matinya tidak hanya didukung oleh para pemain yang aktingnya bisa saya banggakan, tetapi juga didukung oleh puluhan ribu Slankers yang hadir pada saat shooting film ini. Selain itu, dari segi scoring juga akan menampilkan banyak lagu-lagu hits dari album SLANK yg pertama hingga album terbaru yang ke 20, dimana saya yakin sangat familiar di telinga penonton.

Oleh karena itu, saya berharap film ini bisa menjadi hiburan audio visual yang inspiratif bagi penonton, juga menjadi bagian dari sejarah perjalanan SLANK.

Catatan Penulis – Cassandra Massardi
Sejarah menulis dirinya sendiri. 

Saat Fajar menghubungi saya, mengajak untuk menulis film SLANK, tanpa berpikir panjang saya langsung bilang "ya". Waktu itu saya kira Fajar mau membuat film dokumenter dan butuh skenario. Ternyata Fajar mau membuat film biografi SLANK, yang semula membuat saya skeptikal. SLANK adalah band yang begitu besar dan sudah melegenda. Kita tumbuh, menjadi dewasa bersama lagu-lagu SLANK. Slankers dan juga masyarakat Indonesia sangat kenal dan akrab bukan hanya dengan lagu-lagu mereka, tapi juga kisah sukses mereka bersih dari narkoba. Semua kagum dengan kekuatan Bunda Iffet. Apalagi yang harus diceritakan? Apa yang bisa diberikan ke penonton Indonesia, yang tidak bisa kita dapatkan kalau kita buka wikipedia SLANK dalam satu klik?

Setelah saya bertemu sendiri dengan SLANK dan juga Bunda Iffet, kemudian melakukan wawancara langsung dan diskusi dengan mereka, jawabannya ternyata…

Sangat banyak. Berbicara dengan SLANK dan mengenal mereka bukan hanya sebagai musisi ataupun music icon, bukan untuk mengumpulkan data dan informasi, tapi untuk mengerti…

Apa yang bisa menjadikan SLANK seperti sekarang ini? Apa yang sebenarnya mereka rasakan? Mereka takutkan? Mereka impikan? Apa yang membuat SLANK menangis atau jatuh cinta?

SLANK luar biasa. Bukan karena mereka manusia sempurna yang tidak pernah berbuat salah. SLANK bukan sosok hero tanpa cacat atau bahkan penuh dengan pencitraan. SLANK bisa saja dengan mudah menjadi sosok band-band legendaris internasional yang berakhir dengan tragis, dan menjadi kisah yang berakhir dengan "seandainya."

Tapi SLANK memutuskan untuk tidak menjadi klise. Tidak ada seandainya dalam SLANK. SLANK “berbuat”.

Dan saya mendapat kehormatan untuk menulis mengenai manusia-manusia luar biasa ini dalam bentuk sebuah skenario film. Mari mengenal manusia-manusia di balik legenda.

Catatan Penulis Novel – Moammar Emka
Luar biasa!

Merupakan kehormatan besar bisa menulis novel SLANK. Sebenarnya ide untuk menulis tentang SLANK sudah tercetus tiga tahun lalu. Tapi, karena berbagai hal, ide itu mengendap diam.

Sampai akhirnya, pak Parwez membuka kesempatan untuk mengadaptasi film SLANK Nggak Ada Matinya ke dalam novel berdasarkan skenario yang ditulis Cassandra Massardi.

Dan, Alhamdulillah, meskipun tenggat waktu yang diberikan kepada saya hanya seminggu, akhirnya saya bisa merampungkannya.

Selamat ulang tahun, SLANK. Teruslah berkarya!
Selamat ulang tahun, Slankers.

Semoga berkenan membaca.

Sinopsis
Slank Bubar?

1996.  Abdee dan Ridho dipanggil SLANK untuk datang jamming bersama Bimbim dan Ivan. Ternyata, SLANK yang ingin membuktikan bahwa SLANK tidak bubar walaupun personil hanya sisa Bimbim, Kaka dan Ivan melakukan tur. Abdee dan Ridho pun diajak, dan diberi persyaratan untuk bisa membawakan 35 lagu SLANK hanya dalam waktu 3 hari! Tur keliling daerah pun dimulai, dan saat itulah dimulai pertualangan SLANK dengan format baru. Kehidupan rock and roll, mereka bertemu berbagai lapisan masyarakat, mengenal Indonesia, dan terutama.. mengenal diri sendiri.

Formasi baru SLANK dengan album TUJUH sukses besar, namun di saat itu pula ketergantungan Bimbim, Kaka dan Ivan akan narkoba semakin kuat.  Bunda Iffet, bersama Abdee dan Ridho pun berusaha supaya Bimbim, Kaka dan Ivan bisa lepas dari jerat narkoba, karena mereka semua yakin perjalanan SLANK masih panjang, dan masih banyak yang bisa mereka lakukan untuk orang lain.

Tidak ada yang bisa menghalangi SLANK untuk terus maju ke depan. Tidak narkoba, tidak perpecahan. Selama semua dijalankan bersama-sama. Dengan sahabat. Dengan keluarga. Dengan keluarga besar SLANK dan keluarga besar Indonesia. Selama Republik ini masih berdiri, SLANK nggak bakal mati. SLANK Nggak Ada Matinya. Piss!


Pemain dan Tim Produksi

Bimbim - Adipati Dolken
Kaka - Ricky Harun
Ivanka - Aaron Ashab
Ridho - Ajun Perwira
Abdee - Deva Mahenra
Bunda Iffet - Meriam Bellina
Tascha - Olivia Jensen
Reny - Alisia Rininta
Penny - Chika Jessika
Ony - Mikha Tambayong
Putri - Sahila Hisyam
April - Kirana Larasati
Nita - Jessica Mila

Penampilan khusus

Bimbim SLANK
Kaka SLANK
Ivanka SLANK
Ridho SLANK
Abdee SLANK
Bunda Iffet
Nadine Alexandra
Ringgo Agus Rahman
Deddy Mahendra Desta
Ingrid Widjanarko
Epy Kusnandar
Piyu
Ustad Yusuf Mansur
Poppy Sovia
Tora Sudiro
Angelica Simperler
Eza Gionino
The Changcuters
Hanung Bramantyo
Lebih dari 20.000 Slankers

Produser - Chand Parwez Servia, Fiaz Servia
Sutradara - Fajar Bustomi
Produser Eksekutif - Riza, Reza Servia, Mithu Nisar
Produser Lini - Raymond Handaya
Penulis Skenario - Cassandra Massardi
Penata Kamera - Roby Herbi
Penata Artistik - Aek Bewava
Penyunting Gambar - Cesa David Luckmansyah
Penata Musik - SLANK
Penata Suara - Khikmawan Santosa
Perekam Suara - M Ichsan Rachmaditta
Penata Videografis - Capluk
Penata Rias - Joko Idris
Penata Busana - Poeti Fatimah
Penata Casting - Juandini Liesmita
Fotografer - Rezha PN
Perancang Poster - Michael Alfian, Diang MS


Label: , , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda