Manusia Setengah Salmon - Siapkah Kita Berpindh dari Zona Nyaman ?
Planet Hollywood KC Jakarta, 1 Oktober 2013 - Film Komedi Remaja "Manusia Setengah Salmon" dari Rumah Produksi Starvision karya sutradara Herdanius Larobu yang mengambil dari salah satu buku karya Raditya Dika yang turut bermain dalam film ini, seperti kisah sebelumnya Cinta Brontosaurus yang mengisahkan Cinta yang kadaluarsa, Manusia Setengah Salmon mengisahkan Move On Dika dari pacar lamanya Jessica (Eriska Rein) ke seorang cewek cantik, Patrcia (Kimberly Ryder). Tampak seluruh pendukung film hadir saat pemutaran screening dan memberikan keterangan perss film Manusia Setengah Salmon yang akan tayang serentak mulai 10 Oktober 2013.
Manusia Setengah Salmon
Siapkah kita berpindah dari zona nyaman?
Catatan Penulis/Pemain – Raditya Dika
Setiap menulis skenario film saya selalu bertanya: apa kegelisahan pribadi saya yang akan saya tuangkan ke dalam film? Pada pengerjaan film Cinta Brontosaurus, kegelisahan itu adalah mengetahui apakah cinta bisa kadaluarsa. Pada film Manusia Setengah Salmon, kegelisahan itu berevolusi menjadi hidup adalah kumpulan perpindahan kecil dan kita terjebak di dalamnya.
Cerita di film Manusia Setengah Salmon dibuat hampir mirip dengan yang terdapat di bukunya. Di film ini, karakter Dika terlibat dalam perpindahan besar di dalam hidupnya: dia harus pindah rumah dan, di saat yang bersamaan, dia harus pindah hati, move on dari pacar lamanya.. Dua cerita tersebut saling merefleksikan satu sama lain.
Cerita-cerita lain juga melengkapi film ini, seperti supir Dika yang bau ketek, dan adik Dika yang akan menghadapi Ujian Akhir Nasional. Setiap cerita dalam film ini saya susun dengan baik, saling kait-mengait satu sama lain.
Proses kerjasama dengan sutradara, mas Herdanius Larobu, juga berlangsung cair. Improvisasi di lapangan kami diskusikan bersama. Inilah the magic of movie making, ketika skenario yang seorang penulis tulis diterjemahkan menjadi suatu hal yang luar biasa menarik oleh tangan pihak lain (sutradara, editor, dll).
Berbeda dengan film Cinta Brontosaurus, film Manusia Setengah Salmon, lebih berfokus ke persoalan keluarga Dika dan problem yang mengitari antara Dika-Keluarga. Sisanya, baru kita menikmati problem cinta dan profesional Dika. Hasilnya adalah sebuah family movie yang cerdas, menghibur, dan bisa dinikmati bersama keluarga atau pun pacar. Selamat menikmati.
Catatan Produser - Chand Parwez Servia
Ketika berlibur di Bandung bersama keluarga lebih dari setahunan lalu, proses penulisan skenario Cinta Brontosaurus sudah masuk draft ke 7, saya mengajak anak-anak ke Pasar Buku Palasari yang legendaris di Bandung untuk memperkenalkan tempat beda membeli buku, dari toko buku biasanya di mall yang nyaman, mewah dan mahal tapi kadang tidak selengkap Palasari. Hari itu jadi petualangan berbeda bagi saya juga anak-anak.
Sebuah temuan menarik, buku paling laku di Palasari adalah Manusia Setengah Salmon karya Raditya Dika yang nyaris tiap minggu didrop hingga 3.000 buku dan habis seperti kacang goreng. Jadilah saya salah satu penglaris di pagi itu, dan buku itu segera dilahap dengan lancar sambil senyam-senyum tiada henti, dugaan pun terlontar dari anak-anak saya, ‘jangan-jangan kesambet hantu Palasari’. Tapi serempak mereka juga merajuk minta bagian per bagian diceritakan, dan Alhamdulillah buku yang sangat menghibur dan memiliki kedalaman pesan luar biasa ini jadi satu-satunya buku yang digilir dibaca segenap anggota keluarga. Anak-anak sontak jadi fans baru Raditya Dika.
Apabila Cinta Brontosaurus tentang proses suka-sukaan dan jadian yang akhirnya kedaluarsa, maka solusinya justru ada di Manusia Setengah Salmon, bahwa setelah jadian apakah kita tetap diam di tempat dan menjalani masa-masa manis pacaran hingga hambar? Ataukah kita siap berkomitmen, pindah ke arah lebih serius? Ibarat ikan Salmon yang untuk kawin harus melakukan perjalanan 1.448 km melawan arus, menghadapi resiko diserang predator-predatornya untuk menemukan pasangannya, dan kawin.
Filosofi itu disampaikan dengan ringan oleh Raditya Dika, diawali putusnya dengan Jessica (Eriska Rein). Mandeg tulisannya hingga berulang ditolak editornya (MoSidik), karena dianggap ‘jalan di tempat’. Dika juga harus adaptasi dengan supir barunya (Insan Nur Akbar) yang super bau keteknya, hingga orang tuanya (Dewi Irawan dan Bucek) memutuskan pindah rumah. Semua berproses, dibantu celotehan Edgar (Griff Pradapa) yang penuh inspirasi membuat Dika sadar bahwa hubungan dengan cewek barunya, Patricia (Kimberly Ryder) yang walaupun beda tinggi tapi se-chemistry akan kembali gugur, alias tus… putus!
Akankah kali ini Dika bersedia jadi Manusia Setengah Salmon, dan terbebas dari belitan masalah egonya untuk bahagia bersama pilihan hatinya?
Karya ini digarap oleh Herdanius Larobu a.k.a Capluk, yang sudah saya kenal lebih dari 12 tahun, dan bermetamorfosis mirip Dika di buku-bukunya. Bedanya bagi Capluk bukan hanya masalah cinta dan keluarga, tapi juga kreatifitas yang tentunya jadi ukuran kelayakannya untuk menggarap film menghibur tapi kaya dengan pesan ini. Tim yang menggarap Cinta Brontosaurus mendukungnya secara lengkap, dari tim kreatif produksi hingga post produksinya.
Bagi yang sudah menonton Cinta Brontosaurus tidak lengkap bila tidak menonton Manusia Setengah Salmon, tapi bila Anda sempat melewatkan Cinta Brontosaurus sebaiknya tidak ketinggalan untuk rame-rame menikmati Manusia Setengah Salmon, karena cakupannya yang lebih lebar dan menyentuh segenap keluarga, dan pastinya lebih kocak!
Saksikan hanya di bioskop, mulai 10 Oktober 2013.
Catatan Sutradara - Herdanius Larobu
Ketika Pak Parwez menunjuk saya sebagai penanggung jawab kreatif dari project film Manusia Setengah Salmon (MSS) ini, ada pergumulan yang terus terjadi. Bukan saja bagaimana treatment MSS selaku sekuel dari Cinta Brontosaurus yang sudah menjadi box office di tahun 2013, tapi juga mengenai buku yang ditulis oleh Raditya Dika sendiri ini berisikan sesuatu yang lebih expand dan advance baik dari cara bertutur cerita, pola komedi dan juga filosofinya.
Diperlukan waktu yang cukup panjang dan diskusi yang terus berkesinambungan dengan Raditya Dika sebagai penulis buku sekaligus penulis skenario, dan memerankan sendiri tokoh utamanya, baik selama proses pre-production sampai di dalam masa shooting. Kita terus mencoba untuk dapat saling sepakat dan memahami bagaimana mentransfer intisari cerita dari naskah yang ditulis dengan sangat lucu dan menarik ini, lalu merubahnya sehingga mampu berevolusi menjadi sebuah tayangan audio visual yang baik untuk penontonnya.
Hingga pada akhirnya saya menyadari bahwa semua proses yang sudah terjadi itu ternyata menjadi bagian filosofi dari cerita Manusia Setengah Salmon ini sendiri.
Ya, film Manusia Setengah Salmon ini adalah tentang karakter Dika, tentang saya, tentang Anda dan kita semua sebagai mahluk hidup yang terus bergerak dan bertumbuh, untuk berpindah menjadi manusia lebih baik buat kita dan semua.
Sinopsis
Ketika ibunya (Dewi Irawan) memutuskan untuk pindah dari rumah semasa dia kecil, Dika (Raditya Dika), seorang penulis, justru berusaha pindah dari hal-hal yang selama ini dia susah untuk lepaskan: cerita cintanya yang lama dengan Jessica (Eriska Rein) hingga hubungannya dengan bapaknya (Bucek).
Meskipun kurang menyetujui rencana ibunya pindahan, namun Dika tetap membantu. Mereka mencari rumah yang baru, satu demi satu. Pengalaman lucu mereka dapatkan ketika rumah yang mereka kunjungi ternyata tidak ada yang cocok. Satu rumah ada yang jelek banget, rumah lainnya ada kuburan dan bekas orang gantung diri. Mereka sempat putus asa, sampai akhirnya Dika menemukan sebuah rumah, yang menurut ibunya sempurna. Di saat ini juga Dika bertemu dengan Patricia (Kimberly Ryder) seorang cewek nan cantik, dan mulai melakukan pendekatan.
Masalah timbul ketika sudah pindah rumah, karena Dika tidak menyukai rumah barunya. Kenangan dengan rumah lama masih membekas. Sementara itu, hubungan Dika dengan Patricia juga terganggu, karena mantan Dika, Jessica tanpa dia sadari masih membayang-bayanginya.
Hal menggelikan terjadi ketika Dika mendapatkan supir (Insan Nur Akbar) yang bau ketek, dan menyebabkan Dika mengalami dilema untuk memecatnya atau mengorbankan paru-parunya. Adik Dika, Edgar (Griff Pradapa), juga bersiap untuk ujian nasional dengan cara-cara yang aneh. Kelakuan bapaknya yang ingin dekat dengannya, tapi melalui cara yang mengesalkan Dika, juga membuat momen tersebut jadi komedi yang mengharukan.
Dika pada akhirnya menyadari bahwa perjalanannya untuk pindah rumah, juga merupakan perjalanan dia untuk berpindah dari hal-hal yang selama ini menahan dia untuk tumbuh menuju kedewasaan. Ternyata keputusan untuk berkomitmen, adalah keputusan untuk berpindah seperti rombongan jutaan Salmon yang menempuh perjalanan 1.448 km untuk kawin, dibayangi berbagai ancaman predator.
Pemain & Tim Produksi
Raditya Dika - Dika
Kimberly Ryder - Patricia
Eriska Rein - Jessica
Bucek - Papa Dika
Dewi Irawan - Mama Dika
MoSidik - Christian–Editor Buku
Insan Nur Akbar - Sugiman–Supir Bau Ketek
Dimas Gabra - Dika Kecil
Griff Pradapa - Edgar
Lolita Balani - Yuditha
Lana Girlly - Ingga
Lani Girlly - Anggi
Randhika Djamil - Rizky
Dimzy - Deki
Maya Otos - Mama Patricia
Soleh Solihun - Kosasih
Penampilan Khusus
Sylvia Fully - Kuntilanak
Dinda Hauw - Pelayan Mini Market
Marissa Jeffryna - Petugas Loket Bioskop
Mr Egi John - Riva–Penulis Buku
Andy Boim - Pocong
Susumu - Pelanggan Restoran Jepang
Titi Qadarsih - Nenek Patricia
Kumaan - Pemilik Rumah Rusak
Fico - Agen Rumah Seram
Dwika - Wartawan
Totos Rasiti - Supir Lama Dika
Reno Fenady - Pelayan Toko Roti
Rizky Ananta - Agen Rumah Baru
Willy Smit - Papa Patricia
Mba Pur - Pembantu Kesurupan
Nurbayty - Pembantu
Dhika - Rizky
Produser - Chand Parwez Servia, Fiaz Servia
Sutradara - Herdanius Larobu
Produser Eksekutif - Riza, Reza Servia, Mithu Nisar
Produser Lini - Susanti Dewi
Penulis Skenario - Raditya Dika
Penata Kamera - Yadi Sugandi
Penata Artistik - JB Adhi Nugroho
Penyunting Gambar - Cesa David Luckmansyah
Penata Suara - Khikmawan Santosa
Perekam Suara - Madunazka
Penata Musik - Andhika Triyadi
Penata Videografis - Capluk
Penata Rias & Busana - Yulistiowati
Penata Casting - Widhi Wicaksono
Fotografer - Rezha PN
OST by - Hivi! (Heartbeat, Selalu Di Hati, Dear Friend)
Manusia Setengah Salmon
Siapkah kita berpindah dari zona nyaman?
Catatan Penulis/Pemain – Raditya Dika
Setiap menulis skenario film saya selalu bertanya: apa kegelisahan pribadi saya yang akan saya tuangkan ke dalam film? Pada pengerjaan film Cinta Brontosaurus, kegelisahan itu adalah mengetahui apakah cinta bisa kadaluarsa. Pada film Manusia Setengah Salmon, kegelisahan itu berevolusi menjadi hidup adalah kumpulan perpindahan kecil dan kita terjebak di dalamnya.
Cerita di film Manusia Setengah Salmon dibuat hampir mirip dengan yang terdapat di bukunya. Di film ini, karakter Dika terlibat dalam perpindahan besar di dalam hidupnya: dia harus pindah rumah dan, di saat yang bersamaan, dia harus pindah hati, move on dari pacar lamanya.. Dua cerita tersebut saling merefleksikan satu sama lain.
Cerita-cerita lain juga melengkapi film ini, seperti supir Dika yang bau ketek, dan adik Dika yang akan menghadapi Ujian Akhir Nasional. Setiap cerita dalam film ini saya susun dengan baik, saling kait-mengait satu sama lain.
Proses kerjasama dengan sutradara, mas Herdanius Larobu, juga berlangsung cair. Improvisasi di lapangan kami diskusikan bersama. Inilah the magic of movie making, ketika skenario yang seorang penulis tulis diterjemahkan menjadi suatu hal yang luar biasa menarik oleh tangan pihak lain (sutradara, editor, dll).
Berbeda dengan film Cinta Brontosaurus, film Manusia Setengah Salmon, lebih berfokus ke persoalan keluarga Dika dan problem yang mengitari antara Dika-Keluarga. Sisanya, baru kita menikmati problem cinta dan profesional Dika. Hasilnya adalah sebuah family movie yang cerdas, menghibur, dan bisa dinikmati bersama keluarga atau pun pacar. Selamat menikmati.
Catatan Produser - Chand Parwez Servia
Ketika berlibur di Bandung bersama keluarga lebih dari setahunan lalu, proses penulisan skenario Cinta Brontosaurus sudah masuk draft ke 7, saya mengajak anak-anak ke Pasar Buku Palasari yang legendaris di Bandung untuk memperkenalkan tempat beda membeli buku, dari toko buku biasanya di mall yang nyaman, mewah dan mahal tapi kadang tidak selengkap Palasari. Hari itu jadi petualangan berbeda bagi saya juga anak-anak.
Sebuah temuan menarik, buku paling laku di Palasari adalah Manusia Setengah Salmon karya Raditya Dika yang nyaris tiap minggu didrop hingga 3.000 buku dan habis seperti kacang goreng. Jadilah saya salah satu penglaris di pagi itu, dan buku itu segera dilahap dengan lancar sambil senyam-senyum tiada henti, dugaan pun terlontar dari anak-anak saya, ‘jangan-jangan kesambet hantu Palasari’. Tapi serempak mereka juga merajuk minta bagian per bagian diceritakan, dan Alhamdulillah buku yang sangat menghibur dan memiliki kedalaman pesan luar biasa ini jadi satu-satunya buku yang digilir dibaca segenap anggota keluarga. Anak-anak sontak jadi fans baru Raditya Dika.
Apabila Cinta Brontosaurus tentang proses suka-sukaan dan jadian yang akhirnya kedaluarsa, maka solusinya justru ada di Manusia Setengah Salmon, bahwa setelah jadian apakah kita tetap diam di tempat dan menjalani masa-masa manis pacaran hingga hambar? Ataukah kita siap berkomitmen, pindah ke arah lebih serius? Ibarat ikan Salmon yang untuk kawin harus melakukan perjalanan 1.448 km melawan arus, menghadapi resiko diserang predator-predatornya untuk menemukan pasangannya, dan kawin.
Filosofi itu disampaikan dengan ringan oleh Raditya Dika, diawali putusnya dengan Jessica (Eriska Rein). Mandeg tulisannya hingga berulang ditolak editornya (MoSidik), karena dianggap ‘jalan di tempat’. Dika juga harus adaptasi dengan supir barunya (Insan Nur Akbar) yang super bau keteknya, hingga orang tuanya (Dewi Irawan dan Bucek) memutuskan pindah rumah. Semua berproses, dibantu celotehan Edgar (Griff Pradapa) yang penuh inspirasi membuat Dika sadar bahwa hubungan dengan cewek barunya, Patricia (Kimberly Ryder) yang walaupun beda tinggi tapi se-chemistry akan kembali gugur, alias tus… putus!
Akankah kali ini Dika bersedia jadi Manusia Setengah Salmon, dan terbebas dari belitan masalah egonya untuk bahagia bersama pilihan hatinya?
Karya ini digarap oleh Herdanius Larobu a.k.a Capluk, yang sudah saya kenal lebih dari 12 tahun, dan bermetamorfosis mirip Dika di buku-bukunya. Bedanya bagi Capluk bukan hanya masalah cinta dan keluarga, tapi juga kreatifitas yang tentunya jadi ukuran kelayakannya untuk menggarap film menghibur tapi kaya dengan pesan ini. Tim yang menggarap Cinta Brontosaurus mendukungnya secara lengkap, dari tim kreatif produksi hingga post produksinya.
Bagi yang sudah menonton Cinta Brontosaurus tidak lengkap bila tidak menonton Manusia Setengah Salmon, tapi bila Anda sempat melewatkan Cinta Brontosaurus sebaiknya tidak ketinggalan untuk rame-rame menikmati Manusia Setengah Salmon, karena cakupannya yang lebih lebar dan menyentuh segenap keluarga, dan pastinya lebih kocak!
Saksikan hanya di bioskop, mulai 10 Oktober 2013.
Catatan Sutradara - Herdanius Larobu
Ketika Pak Parwez menunjuk saya sebagai penanggung jawab kreatif dari project film Manusia Setengah Salmon (MSS) ini, ada pergumulan yang terus terjadi. Bukan saja bagaimana treatment MSS selaku sekuel dari Cinta Brontosaurus yang sudah menjadi box office di tahun 2013, tapi juga mengenai buku yang ditulis oleh Raditya Dika sendiri ini berisikan sesuatu yang lebih expand dan advance baik dari cara bertutur cerita, pola komedi dan juga filosofinya.
Diperlukan waktu yang cukup panjang dan diskusi yang terus berkesinambungan dengan Raditya Dika sebagai penulis buku sekaligus penulis skenario, dan memerankan sendiri tokoh utamanya, baik selama proses pre-production sampai di dalam masa shooting. Kita terus mencoba untuk dapat saling sepakat dan memahami bagaimana mentransfer intisari cerita dari naskah yang ditulis dengan sangat lucu dan menarik ini, lalu merubahnya sehingga mampu berevolusi menjadi sebuah tayangan audio visual yang baik untuk penontonnya.
Hingga pada akhirnya saya menyadari bahwa semua proses yang sudah terjadi itu ternyata menjadi bagian filosofi dari cerita Manusia Setengah Salmon ini sendiri.
Ya, film Manusia Setengah Salmon ini adalah tentang karakter Dika, tentang saya, tentang Anda dan kita semua sebagai mahluk hidup yang terus bergerak dan bertumbuh, untuk berpindah menjadi manusia lebih baik buat kita dan semua.
Sinopsis
Ketika ibunya (Dewi Irawan) memutuskan untuk pindah dari rumah semasa dia kecil, Dika (Raditya Dika), seorang penulis, justru berusaha pindah dari hal-hal yang selama ini dia susah untuk lepaskan: cerita cintanya yang lama dengan Jessica (Eriska Rein) hingga hubungannya dengan bapaknya (Bucek).
Meskipun kurang menyetujui rencana ibunya pindahan, namun Dika tetap membantu. Mereka mencari rumah yang baru, satu demi satu. Pengalaman lucu mereka dapatkan ketika rumah yang mereka kunjungi ternyata tidak ada yang cocok. Satu rumah ada yang jelek banget, rumah lainnya ada kuburan dan bekas orang gantung diri. Mereka sempat putus asa, sampai akhirnya Dika menemukan sebuah rumah, yang menurut ibunya sempurna. Di saat ini juga Dika bertemu dengan Patricia (Kimberly Ryder) seorang cewek nan cantik, dan mulai melakukan pendekatan.
Masalah timbul ketika sudah pindah rumah, karena Dika tidak menyukai rumah barunya. Kenangan dengan rumah lama masih membekas. Sementara itu, hubungan Dika dengan Patricia juga terganggu, karena mantan Dika, Jessica tanpa dia sadari masih membayang-bayanginya.
Hal menggelikan terjadi ketika Dika mendapatkan supir (Insan Nur Akbar) yang bau ketek, dan menyebabkan Dika mengalami dilema untuk memecatnya atau mengorbankan paru-parunya. Adik Dika, Edgar (Griff Pradapa), juga bersiap untuk ujian nasional dengan cara-cara yang aneh. Kelakuan bapaknya yang ingin dekat dengannya, tapi melalui cara yang mengesalkan Dika, juga membuat momen tersebut jadi komedi yang mengharukan.
Dika pada akhirnya menyadari bahwa perjalanannya untuk pindah rumah, juga merupakan perjalanan dia untuk berpindah dari hal-hal yang selama ini menahan dia untuk tumbuh menuju kedewasaan. Ternyata keputusan untuk berkomitmen, adalah keputusan untuk berpindah seperti rombongan jutaan Salmon yang menempuh perjalanan 1.448 km untuk kawin, dibayangi berbagai ancaman predator.
Pemain & Tim Produksi
Raditya Dika - Dika
Kimberly Ryder - Patricia
Eriska Rein - Jessica
Bucek - Papa Dika
Dewi Irawan - Mama Dika
MoSidik - Christian–Editor Buku
Insan Nur Akbar - Sugiman–Supir Bau Ketek
Dimas Gabra - Dika Kecil
Griff Pradapa - Edgar
Lolita Balani - Yuditha
Lana Girlly - Ingga
Lani Girlly - Anggi
Randhika Djamil - Rizky
Dimzy - Deki
Maya Otos - Mama Patricia
Soleh Solihun - Kosasih
Penampilan Khusus
Sylvia Fully - Kuntilanak
Dinda Hauw - Pelayan Mini Market
Marissa Jeffryna - Petugas Loket Bioskop
Mr Egi John - Riva–Penulis Buku
Andy Boim - Pocong
Susumu - Pelanggan Restoran Jepang
Titi Qadarsih - Nenek Patricia
Kumaan - Pemilik Rumah Rusak
Fico - Agen Rumah Seram
Dwika - Wartawan
Totos Rasiti - Supir Lama Dika
Reno Fenady - Pelayan Toko Roti
Rizky Ananta - Agen Rumah Baru
Willy Smit - Papa Patricia
Mba Pur - Pembantu Kesurupan
Nurbayty - Pembantu
Dhika - Rizky
Produser - Chand Parwez Servia, Fiaz Servia
Sutradara - Herdanius Larobu
Produser Eksekutif - Riza, Reza Servia, Mithu Nisar
Produser Lini - Susanti Dewi
Penulis Skenario - Raditya Dika
Penata Kamera - Yadi Sugandi
Penata Artistik - JB Adhi Nugroho
Penyunting Gambar - Cesa David Luckmansyah
Penata Suara - Khikmawan Santosa
Perekam Suara - Madunazka
Penata Musik - Andhika Triyadi
Penata Videografis - Capluk
Penata Rias & Busana - Yulistiowati
Penata Casting - Widhi Wicaksono
Fotografer - Rezha PN
OST by - Hivi! (Heartbeat, Selalu Di Hati, Dear Friend)
Label: film, manusia setengah salmon, movie
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda