<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7808624031225959264\x26blogName\x3dInfo+InfoSinema\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://info-infosinema.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://info-infosinema.blogspot.com/\x26vt\x3d-5757315724398017633', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Senin, 27 Desember 2010

Press Conference Film "Kabayan Jadi Milyuner"







Planet Hollywood KC XXI Jakarta, 21 Desember 2010 - Chand Parwez pimpinan Rumah produksi Starvision Plus mengundang media untuk menyaksikan pemutaran film "Kabayan Jadi Milyuner", setelah pemutara kepada media dilaksanakan Press Conference yang dihadiri para pendukung film juga media nasional.

Rangkaian acara yang dimulai dengan memperkenalkan para pendukung film "Kabayan Jadi Milyuner" oleh MC Telni. Tampak hadir adalah Rianti Cartwright, Meriam Belina, Sogi Indra Dhuaja, Aty Fathiyah, Ingrid Widjanarko, Sutradara Guntur Soeharjanto, Penulis Cassandra Massardi, Produser Chand Parwez Servia.

Sementara Melly Goeslaw dan Trio BBB Girls, Laudya Chintya Bella, Chelsea Olivia dan Ayu Shita yang datang belakangan langsung performance dengan sound track lagu mereka masing-masing. Pada kesempatan itu Melly membawakan lagu 'Apa Bagusnya Dia' dan 'Yuk Kita Jadian', sementara BBb Girls dengan 'Ingin Menikah'.

Pada saat Press Conference, para media banyak yang menyampaikan kekurang puasan terhadap film "Kabayan Jadi Milyuner" dimana cerita terlihat datar dan tidak ada chimestry antara pemain, Jimmy Aditya yang berperan sebagai Kabayan dianggap tidak membangun karakter Kabayan. Sementara pemain lainnya Amink yang berperan sebagai Armasan sudah berperan sebaik mungkin.

Menanggapi hal itu, Chand Parwez mengungkap proses penggarapan film ini sudah memakan waktu lama yang dimulai satu generasi lalu, tepatnya 21 tahun yang lalu "Si Kabayan Saba Kota" hadir jadi komedi mumpuni yang sarat kritik sosial, sukses sebagai komedi terbaik dengan raihan Piala Citra di FFI 1990 dan meraih predikat film box office di tahun 1989. Sebuah capaian ideal, komersial juga penghargaan di ajang festival. Pada waktu itu Chand Parwez Servia masih mengelola PT, Kharisma Jabar Film Bandung, dan kini melalui PT. Kharisma Starviaion Plus atau yang dikenal dengan Starvision, Chand Parwez menghadirkan!

KABAYAN JADI MILYUNER merupakan film terlama yang dipersiapkan oleh Starvision, bagi Chand Parwez membuat film dengan muatan kelokalan yang universal, mengedepankan esensi kemanusiaan dalam visualisasi landscape, adalah siraman bathin, mata juga hati. ‘Membahagiakan membuat karya beraura positif’, demikian ujarnya dengan santun. Karenanya 7 tahun lalu sinopsis KABAYAN JADI MILYUNER ditulis, tentang Kabayan yang berada dalam dilema untuk menyelamatkan pesantren yang mau digusur dengan mendapatkan cintanya Nyi Iteung, kedua-duanya membutuhkan uang 1 Milyar untuk bisa menyelesaikan salah satu persoalan. Dilema ini ternyata bukan hanya jadi milik Kabayan, tetapi jadi dilema Starvision, karena untuk Kabayan mendapatkan uang 1 milyar hanya bisa didapat melalui para pemirsa yang akan menyaksikannya di Bioskop-Bioskop Tanah Air.

Sinopsis
KABAYAN JADI MILYUNER

Ketenangan sebuah kampung yang permai di Jawa Barat, di mana berdiri pesantren sederhana As-Salam pimpinan USTAD SOLEH (Slamet Rahardjo), tiba-tiba saja terusik dengan kehadiran seorang pengusaha real estate BOSS ROCKY (Christian Sugiono) yang ingin membeli tanah pesantren itu untuk dijadikan resort. Namun niat Boss Rocky itu ternyata tidak bisa ia laksanakan dengan mudah karena secara tidak disangka-sangka, ia bertemu dengan lawan tertangguh yang pernah ia temui. Lawan yang tidak mempan sogokan maupun bujuk rayu yang paling dahsyat. Orang itu adalah tangan kanan Ustad Soleh, seorang pemuda polos namun cerdik bernama.. KABAYAN (Jamie Aditya).

Bersama sahabatnya ARMASAN (Amink), Kabayan sukses membuat Boss Rocky pusing tujuh keliling. Tapi saat Boss Rocky menyadari kalau Kabayan jatuh cinta dengan akuntannya, ITEUNG (Rianti Cartwright), Boss Rocky menemukan cara yang paling jitu untuk mengalahkan Kabayan. Boss Rocky pun memerintahkan Iteung untuk menjadi mata-mata, menjebak Kabayan supaya mau menandatangani surat perjanjian jual beli tanah dengan iming-iming cinta. Supaya Iteung tidak bisa menolak, Boss Rocky pun mengakali ABAH (H. Didi Petet) dan AMBU (Meriam Bellina), supaya ikut berperan serta menipu Kabayan. Kepada kedua orangtua Iteung itu, Boss Rocky memberi janji kalau ia akan tetap menjaga kelestarian alam kampung dan bahkan mendirikan masjid atas nama Abah.

Karena yakin Iteung adalah bidadari yang diturunkan Tuhan untuk dirinya, Kabayan mau saja menandatangani surat perjanjian jual beli tanah, sehingga Pesantren dinyatakan terjual. Kabayan dan segenap warga pun menunggu kedatangan Iteung si calon penganten, dengan sia-sia. Kabayan merasa malu dengan warga, bertekad untuk ke Jakarta dan mendapatkan Pesantren serta Iteung kembali. Ditemani Armasan, Kabayan pun pergi ke Jakarta.

Namun di kota, Abah dan Ambu ternyata sudah terlanjur merestui rencana pernikahan Iteung dengan Boss Rocky. Abah berjanji akan membatalkan pernikahan Iteung dan Boss Rocky, serta akan mengorder Boss Rocky untuk membatalkan pembelian pesantren, dengan satu syarat. Kabayan harus bisa mendapat 1 Milyar dalam seminggu. Kabayan dan Armasan pun memeras otak. Kata orang, tidak ada yang tidak mungkin di Jakarta. Dan ternyata memang benar. Banyak sekali keajaiban yang ditemukan Kabayan. Sekarang, bisakah mereka mendapatkan satu milyar dalam waktu yang sangat singkat? Apakah betul keyakinan Kabayan, kalau ia dan Iteung memang ditakdirkan untuk berjodoh?

Label:

Selasa, 07 Desember 2010

Pagelaran FFI 2010 Oleh RCTI Menjadi Anti Klimaks Kemelut KFFI







Central Park Jakarta, 6 Desember 2010 - Salah satu stasiun televisi paling bergengsi di tanah air, RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) menggelar malam puncak Festval Film Indonesia (FFI) 2010, secara LIVE pada pukul 21.00 WIB. Ini merupakan pesta tahunan bagi seluruh insan perfilman di tanah air. Setiap tahunnya taburan bintang papan atas dari jajaran film berkualitas bertarung di ajang ini.

Setelah sukses dengan penyelenggaraan Festival Film Indonesia 2009 tahun lalu, FFI tahun ini mengusung tema "Bagimu Negeriku". Malam Puncak FFI dikemas secara spektakuler dengan menampilkan musisi dan para sineas terkemuka Indonesia, menjadi anti klimaks meredam semua kemelut Komite Festival Film Indonesia (KFFI) selama penyelenggaraannya.

FFI 2010 diikuti oleh 54 film cerita panjang, 67 film pendek dan 60 film dokumenter. Nominator dari 14 kategori merupakan hasil penilaian Dewan Juri FFI 2010 yang terdiri dari Viva Westi, Abdul Aziz, German G. Mitapradja, Totot Indarto, Dedi Setiadi, Alex Komang, dan Areng Widodo.

Acara malam puncak Festival Film Indonesia 2010 dimeriahkan oleh deretan artis dan band terbaik Indonesia seperti Nidji, Kotak, J-Rocks, ST12, Afgan, Igo dan Citra Idol. Malam Puncak FFI 2010 ini dipandu oleh artis cantik Atiqah Hasiholan yang didampingi oleh Vincent Rompies serta Raffi Achmad.

Sedangkan Pembaca nominasi pada malam puncak FFI 2010 antara lain Rano Karno, Yessy Gusman, Fanny Fabriana, Laura Basuki, Tio Pakusadewo, Titi Sjuman, Henidar Amroe, Wulan Guritno, Reza Rahardian, Oka Antara, Revalina S. Temat, Deddy Mizwar, Candil, Giring "Nidji", Titi Kamal, Carissa Putri, Rudi Soedjarwo, Alice Norin dan El Manik.

Adapun peraih piala Film Pendek Terbaik FFI 2010 adalah "Kelas 500an" yang bersaing dengan "Angin", "Mami", "Sang Penggoda", "Timun Emas".

Pemenang Film Dokumenter Terbaik FFI 2010 adalah, "Hari-Hari Terakhir Bung Karno" yang menyaingi "Bea Siswa Ala Bajau", "Cahaya Air Batang Uru", "Radio Rimba Raya", dan "Serupa Tapi Tak Sama".

Yang meraih Tata Suara Terbaik adalah Adtyawan Susanto & Novi Dwi R. Nugroho dari film "Alangkah Lucunya Negeri Ini" yang menyaingi "Hari Untuk Amanda" oleh Adityawan Susanto & Djoko Setiadi, "I Know What You Did On Facebook" Khikmawan Santosa, "Heartbreak.com" Khikmawan Santosa, "3 Hati 2 Dunia 1 Cinta" Handi Lifat & Satrio Budiono.

Peraih Tata Musik Terbaik FFI 2010 adalah Ian Antono & Thoersi Argeswara dengan film "Alangkah Lucunya Negeri Ini" yang bersaing dengan film "7 Hati 7 Cinta 7 Wanita" nathanael, "Hari Untuk Amanda" Andhika Triyadi, "I Know What You Did On Facebook" Ricky Lionardi, "3 Hati 2 Dunia 1 Cinta" Thoersi Argeswara.

Tata Artistik Terbaik FFI 2010 di raih oleh Oscar Firdaus dengan film "3 Hati 2 Dunia 1 Cinta", yang bersaing dengan "Hari Untuk Amanda" Djulfikar Thaib, "Alangkah Lucunya Negeri Ini" Goetheng Iku Ahkin, "Cinta 2 Hati - Dilema" Anes, dan "I Know What You Did on Facebook".

Penyunting Terbaik FFI 2010 jatuh pada Aline Jusria dengan film "Minggu Pagi di Victoria Park", yang berhasil mengungguli "Hari Untuk Amanda" Andhy Pulung, "I Know What You Did On Facebook" Ramatyo Wicaksono, "Alangkah Lucunya Negeri Ini" Tito Kurnianto, dan "Red Cobex" Wawan I. Wibowo.

Terbaik dalam Tata Sinematografi diraih oleh Roby Herby di film "I Know What You Did On Facebook", yang bersaing dengan Roy Lolang "3 Hati 2 Dunia 1 Cinta", Suadi Utama "Heartbreak.com", Yadi Sugandi "Minggu Pagi di Victoria Park", dan Yudi Datau "Alangkah Lucunya Negeri Ini".

Sebagai Pendukung Wanita Terbaik FFI 2010 adalah Happy Salma "7 Hati 7 Cinta 7 Wanita", dengan nominasi lainnya adalah Ella Hamid "Minggu Pagi Di Victoria Park", Kimmy Jayanti "I Know What You Did On Facebook", Intan Kieflie "7 Hati 7 Cinta 7 Wanita", Henidar Amroe "3 Hati 2 Dunia 1 Cinta".

Pemeran Pendukung Pria Terbaik FFI 2010 diraih oleh Rasyid Karim dalam "3 Hati 2 Dunia 1 Cinta", yang mengugguli Azrul Dahlan "Alangkah Lucunya Negeri Ini", Dedy Mizwar "Cinta 2 Hati - Dilema", Jaja Miharja "Alangkah Lucunya Negeri Ini", dan Tio Pakusadewo "Alangkah Lucunya Negeri Ini".







Sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 2010 kali ini diraih Laura Basuki dari film "3 Hati 2 Dunia 1 Cinta", yang bersaing dengan Fanny Fabriana "Hari Untuk Amanda", Titi Sjuman "Minggu Pagi di Victoria Park", Jajang C Noer "7 Hati 7 Cinta 7 Wanita", Tika Bravani "Alangkah Lucunya Negeri Ini".







Sedangkan Peran Utama Pria Terbaik FFI 2010 adalah Reza Rahadian dari film "3 Hati 2 Dunia 1 Cinta", Reza juga di nominasikan dari film "Alangkah Lucunya Negeri Ini", dan nominasi lainnya adalah Lukman Sardi "Red Cobex", Edo Borne" I Know What You Did On Facebook", serta Oka Antara "Hari Untuk Amanda"

Pada kategori Skenario Cerita Asli dan Adaptasi Terbaik FFI 2010 diraih oleh Benni Setiawan dalam "3 Hati 2 Dunia 1 Cinta" bersama Musfar Yasin dalam film "Alangkah Lucunya Negeri Ini", yang mengungguli Titien Watimena "Minggu Pagi di Victoria Park", Robby Ertanto Soediskam "7 Hati 7 Cinta 7 Wanita", Alberthiene Endah & Awi Suryadi "I Know What You Did On Facebook", dan Salman Aristo & Ginantri S. Noer "Hari Untuk Amanda".

Sutradara Terbaik FFI 2010 jatuh kepada Benni Setiawan dengan film "3 Hati 2 Dunia 1 Cinta", yang bersaing dengan Angga Dwimas Sasongko "Hari Untuk Amanda", Awi Suryadi "I Know What You Did On Facebook", Deddy Mizwar "Alangkah Lucunya Negeri Ini", dan sutradara wanita Lola Amaria "Minggu Pagi di Victoria Park".







Dan Film Terbaik FFI 2010 jatuh kepada "3 Hati 2 Dunia 1 Cinta" dari PT. Mizan Production, yang bersaing dengan "7 Hati 7 Cinta 7 Wanita" produksi PT. Anak Negeri Film, "Alangkah Lucunya Negeri Ini" dari PT. Demi Gisela Citra Sinema, "I Know What You Did On Facebook" produksi PT. Pundi Mas Mahakarya Sejahtera dan film "Minggu Pagi di Victoria Park" dari PT. Lantip Binathoro Panuluh.







Sementara Tuti Indra Malaon, pemeran Ibu dalam Film Ibunda, meraih lifetime achievement pada FFI 2010, suatu penghargaan yang memang sudah sepatutnya beliau terima. Tuti Indra Malaon juga peraih piala Citra pada FFI 1986 dalam film Ibunda. Ia meninggal pada 20 September 1989 pada usia yang ke 49 tahun. tercatat ada 11 film yang pernah dibintanginya..

Label: