<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7808624031225959264\x26blogName\x3dInfo+InfoSinema\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://info-infosinema.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://info-infosinema.blogspot.com/\x26vt\x3d-5757315724398017633', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Kamis, 26 Mei 2011

Pelet Kuntilanak Siap Tayang 1 Juni 2011

Jenis Film Horror, Dewasa, Adult - Pemain Debby Ayu, Cinta Dewi, Angie Yulia, Bill Davidson, Billy As, Yudha Putra - Sutradara Koya Pagayo - Penulis Herry B. Arissa - Produser Gobind Punjabi - Executive Produser Shanx RS, Novia Rmalina - Produksi Sentra Film - Durasi 91 menit.



Sentra Films kembali merilis film terbarunya, Pelet Kuntilanak pada 1 Juni 2011. Pelet Kuntilanak merupakan film kontroversi, setelah kembali beberapa kali berganti judul, beberapa kali pula ditolak oleh otoritas perfilman nasional.

Awal produksi hingga selesai film yang disutradarai Nayato Fio Nuala ini menggunakan judul PELET CELANA DALAM. Dari tema cerita dan isu sosial di balik produksi film ini jelas memperlihatkan bahwa ilmu hitam yang menggunakan guna-guna celana dalam adalah sebuah cerita nyata, bukanlah rekaan, apalagi fiksi. Sampai proses produksi film ini selesai, antara judul dan isi film memiliki kesatuan alur dan paralel, Sayang penolakan penggunaan judul menjadikan Pelaksana Produksi, Shanker RS mengganti judul film ini menjadi Pelet CD.

Harapannya jelas, judul pararel dan sesuai tema cerita film ini.

Lagi-lagi judl PELET CD pun masih menjadi masalah. Tawaran penggantian beberapa alternative judul juga mengalami penoloakan. Dan judul film inipun akhirnya berubah menjadi PELET KUNTILANAK. "Semoga penggantian judul dari Pelet Celana Dalam ke PELET KUNTILANAK ini sudah final dan tidak mengalami perubahan lagi," jelas Shankar yang baru saja sukses mengumpulkan 850.000 penonton lewat film mutakhirnya ARWAH GOYANG JUPE-DEPE (juga merupakan penggantian dari judul film ARWAH GOYANG KARAWANG).

Apakah judul PELET KUNTILANAK masih relevan dengan tema dan isu yang diusung film ini?

"Mudah-mudahan penonton memahami bahwa judul sekarang ini merupakan penggantian dari judul sebelumnya yang pernah kami rilis kepada media. Siapa bintangnya, sutradaranya, juga jalan ceritanya, penonton tahu bahwa Pelet Kuntilanak merupakan film dengan judul awal Pelet Celana Dalam," jelas Shankar.

Shankar juga menambahkan, bahwa ada guna-guna yang menggunakan media celana dalam adalah fakta yang sering didengar oleh masyarakat, lalu pihaknya mengangkat cerita ini ke layar lebar justru untuk menyadarkan masyarakat. Film ini justru mencoba memberi pemahaman ada pola pilikr yang salah dari menggunakan media tertentu sebagai guna-guna. "Segala akibat perbuatan buruk dan melecehkan orang lain pasti memiliki konsekuensi. Semua ada harga yang harus dibayar untuk pelaku kejahatan. Semangat seperti ini yang ingin kami sampaikan kepada penonton lewat film ini," ucapnya. Dan setelah penggantian judul, penonton film Indonesia, tidak keliru memahami isi film maupun produksi film dengan judul awal PELET CELANA DALAM ini.

Shankar RS bahkan meyakinkan penonton, bahwa melalui film horor thriller-nya kali ini, ia tidak akan mengaburkan esensi cerita dengan 'menjual' adegan-adegan seronok dan sensual. Ia ingin penonton fokus dengan cerita. Shankar yakin penonton akan mengapresiasi tema dan isu yang ditawarkan lewat film PELET KUNTILANAK.

Label: ,

Rabu, 25 Mei 2011

Elephant White Film Laga Thailand Dengan Bintang Hollywood

Jenis Film Action, Adventure, Drama, Thriller - Pemain Djimon Hounsou, Kevin Bacon, Sahajak Boonthanakit, Weeraprawat Wongpuapan, Jirantanin Pitakporntrakul - Sutradara Prachya Pinkaew - Producer Avi Lerner, Danny Dimbort, Trevor Short - Distributor PT. Parkit Film.







Prachya Pinkaew pantas disebut sebagai maestro film laga Thailand. Melalui filmnya ONG BAK (2003), Prachya telah mendobrak tradisi film laga. Ia tahu potensi film laga Thailand, yaitu pada nilai ketradisionalannya. Penonton menyukai hal-hal yang dekat dengan mereka. Termasuk olah raga full body contact seperti muay Thai atau kick boxing, sebuah olah raga tradisional khas Thailand. Berkat film-film Prachya pula – Ong Bak, Chocolate, Raging Phoenix -- industri perfilman Thailand seakan menjadi magnet baru bagi industri perfilman Hollywood. Sebelumnya Hollywood sudah melihat potensi film-film horor Thailand.

ELEPHANT WHITE merupakan proyek pertama Prachya dengan Hollywood. “Sebenarnya aku tak mau dikenal sebagai sutradara laga. Namun kalau mereka (Hollywooda) melihat bahwa kelebihanku seperti itu ya silakan saja,” ucap sutradara, produser dan menjabat presiden asosiasi sutradara film Thailand ini. Berkat Prachya pula nama Tony Jaa begitu populer. Tony Jaa adalah bintang di film Ong Bak. Pada sosok Tony pula olah raga muay thai begitu mendunia. Semua berkat kemampuan koreografi Prachya Pinkaew dalam meramu adegan laga yang sangat menarik.

Di film ini Djimon Hansou, pemeran Curtie Church, begitu memuji setiap koreografi laga yang diperlihatkan Prachya. Itu sebabnya, Djimon sangat menikmati produksi fim ini. Tak terkecuali Kevin Bacon.

Sebegai sebuah film action thriller, Elephant White terbilang menarik. Baik dari tema, cerita maupun adegan laga yang ada. Elephant White menjadi awak yang bagus buat Prachya untuk memulai karier penyutradaraannya di Hollywood. Pengakuan kemampuannya sudah berdatangan, sebagian besar memuji. Namun tidak sedikit pula yang mengkritik. Mereka berharap Prachya Pinkaew tidak cuma piawai menggarap film-film laga, tapi juga drama dan komedi.

Label:

Selasa, 17 Mei 2011

Film MESTAKUNG (Semesta Mendukung)








Warung Solo Jeruk Purut Jakarta, 11 Mei 2011 - Mizan Production kembali meluncurkan sebuah film berjudul Mestakung (Semesta Mendukung). Sebuah film yang terinspirasi dari kisah nyata tim olimpiade sains Indonesia sebagai juara umum olimpiade fisika di Singapura pada tahun 2006 lalu.

Mestakung merupakan film ketujuh yang diproduksi oleh Mizan Production setelah Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Garuda di Dadaku, Emak Ingin Naik Haji, dan 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta. Semua film Mizan Productions disambut baik oleh penonton dan mendapat penghargaan di beberapa ajang festival film. Film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta mendapat tujuh Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2010 dan 2 Piala di Indonesia Movie Award 2011, dan terakhir, film Rindu Purnama yang mendapatkan tujuh nominasi di Festival Film Bandung 2011.

Di Film Mestakung Mizan Production bekerjasama dengam Falcon Picture. Disutradarai oleh John De Rantau sutradara film Obama Anak Menteng dan Denias. Dari tangan dinginnya, film yang dibintangi Albert Fakdawer dan marcella Zalianty berhasil menjadi film terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia 2006. Selain itu juga mengantarkan Albert Fakdawer sebagai aktor pendatang baru terbaik pada ajang Indonesian Movie Awards 2007.

Film ini mencertitakan tentang Arif, seorang anak yang sangat mencintai Fisika. Meskipun mengalami kesulutan ekonomi tidak memadamkan kecintaannya pada dunia sains. Walau tinggal di sebuah dusun di Pamekasan, madura yang jauh dari gemerlap kota dan fasilitas belajar yang memadai, Arief tetap menekuni Fisika. Beruntung ia mempunyai guru seperti Ibu Tari, seorang perempuan Minang yang karena dedikasinya terhadap dunia pendidikan rela "terdapmar" di Madura untuk menemukan intan-intan pecinta ilmu sains.

ibu Tari memotivasi Arif untuk mengikuti kompetisi olimpiade sains, namun demikian alasan Arif untuk mengikuti ajakan Ibu Tari bukan karena untuk fisika semata, tetapi lebih pada kerinduannya bertemu ibunya yang berpisah dengannnya sejak masih kecil. Konon, ibunya menjadi Tenaga kerja Wanita di Singapura, dimana negara ini pula yang menjadi ajang final olimpiade sains dunia.

Ketika tim olimpiade sains Indonesia siap berlomba, Arief mendapat info dari sahabatnya, Clara yang juga sama-sama peserta lomba sains dari Indonseia, bahwa ternyata ibunya ada di Singapura dan hendak pindah ke Malaysia. Dengan segera Arif bergegas mengejar ibunya di pelabuhan. Tapi ditengah perjalanan Arief kembali ketempat perlombaan demi tim Indonesia.

Dari situ cerita akan terus berlanjut sampai perjuangan Arief demi bertemu ibunya dan pada saat yang bersamaan bersama team sains dari Indonesia berusaha meraih juara fisika. Film ini dibintangi artis pendatang baru Sayev M.B yang akan berperan menjadi Arif, bersama artis-artis papan atas seperti Lukman Sardi, Revalina S Temat, Laura Basuki, Indro (Warkop), Feby Febiola, Ferry Salim, dan Sujiwo Tejo.

Lokasi syuting akan dilaksanakan di Madura, Singapura, dan Jakarta dan akan dilaksanakan selama kurang lebih 30 hari. Film ini direncanakan akan direlease bulan Agustus 2011.

Label: , ,

Senin, 16 Mei 2011

Penayangan Perdana Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita








Blitz Megaplex Grand Indonesia Jakarta, Senin 16 Mei 2011 - Anak Negeri Film menyelenggarakan penayangan perdana film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita. Film ini adalah salah satu film Indonesia karya Anak Negeri Film yang sangat prestisius dan menjanjikan. Film yang berawal dari film indie Aku Perempuan ini dibintangi oleh sejumlah aktor/aktris Indonesia papan atas seperti: Jajang C Noer, Marcella Zalianty, Happy Salma, Olga Lydia, Intan Kieflie, Henky Solaiman, Tamara Tyasmara, Tizza Radia, Rangga Djoned, Albert Halim, Achmad Zaki (Chico) dan lain-lain ini, pada tahun 2010 menyabet 6 nominasi dalam ajang Festival Film Indonesia (Piala Citra) dan berhasil menang untuk nominasi Pemeran Wanita Pendukung Terbaik oleh Happy Salma untuk perannya sebagai Yanti dalam film ini. Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita ini akan ditayangkan secara serempak di Blitzmegaplex Grand Indonesia Jakarta, Teraskota BSD dan Paris Van Java Bandung mulai hari Rabu tanggal 18 Mei 2011 ini.

Masih di bulan Mei 2011, film ini juga mendapatkan 8 penghargaan dalam ajang Indonesia Movie Awards (IMA) 2011 dan berhasil pula merebut piala untuk nominasi Artis Pendukung Wanita Terbaik yang kembali diperoleh oleh Happy Salma dan juga nominasi Artis Pendatang Pria Terfavorit yang diperoleh oleh Rangga Djoned.

Selain memperoleh banyak nominasi dalam ajang FFI 2010 dan juga IMA 2011, film yang disutradarai oleh Robby Ertanto Soediskam ini juga pernah diputar sebagai Film Pembuka pada Indonesian Film Festival di Australia tahun lalu. Anak Negeri Film juga tidak berhenti sampai disana, rumah produksi ini juga akan merilis format DVD film ini agar dapat dinikmati oleh para penonton serta pemerhati film lokal berkualitas di seluruh Indonesia.

Film ini mengupas seputar problematika perempuan serta hubungannya dengan lawan jenis. Diwakilkan oleh 7 figur orang perempuan dengan pelbagi latar belakang sosial, budaya serta agama, film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita ini mampu memberikan gambaran yang lugas dan menyentuh bagaimana perempuan menghadapi permasalahan dan perjuangannya yang juga sering kita temui dalam realita keseharian. Mengutip tulisan Leila S. Chudori dalam majalah Tempo pada tanggal 28 Maret 2011 tentang film ini; "bahwa film in berani menjelajahi daerah hitam dalam diri tokoh-tokohnya. Ada seorang suami yang memiliki kegemaran untuk keji terhadap istri dan dirinya sendiri di tempat tidur atau orang-orang yang gemar bereksperimen dalam hubungan seks, itu semua digambarkan sebagai bagian dari hidup."

Label: , , ,

Pelet Kuntilanak Penggantian Judul Dari Pelet Celana Dalam








Foodism FX Mal, Jalan Sudirman Jakarta, 16 Mei 2011 - Sentra Films kembali merilis film terbarunya, Pelet Kuntilanak pada 1 Juni 2011. Pelet Kuntilanak merupakan film kontroversi, setelah kembali beberapa kali berganti judul, beberapa kali pula ditolak oleh otoritas perfilman nasional.

Awal produksi hingga selesai film yang disutradarai Nayato Fio Nuala ini menggunakan judul PELET CELANA DALAM. Dari tema cerita dan isu sosial di balik produksi film ini jelas memperlihatkan bahwa ilmu hitam yang menggunakan guna-guna celana dalam adalah sebuah cerita nyata, bukanlah rekaan, apalagi fiksi. Sampai proses produksi film ini selesai, antara judul dan isi film memiliki kesatuan alur dan paralel. Sayang penolakan penggunaan judul menjadikan Pelaksana Produksi, Shankar RS mengganti judul film ini menjadi Pelet CD.

Harapannya jelas, judul masih pararel dan sesuai tema cerita film ini.

Lagi-lagi judul PELET CD pun masih menjadi masalah. Tawaran penggantian beberapa alternative judul juga mengalami penolakan. Dan judul film inipun akhirnya berubah menjadi PELET KUNTILANAK. "Semoga penggantian judul dari Pelet Celana Dalam ke PELET KUNTILANAK ini sudah final dan tidak mengalami perubahan lagi," jelas Shankaryang baru saja suksee mengumpulkan 850.000 penonton lewat film mutakhirnya ARWAH GOYANG JUPE-DEPE (juga merupakan penggantian dari judul film ARWWAH GOYANG KARAWANG).

Apakah judul PELET KUNTILANAK masih relevan dengan tema dan isu yang diusung film ini?

"Mudah-mudahan penonton memahami bahwa judul sekarang ini merupakan penggantian dari judul sebelumnya yang pernah kami rilis kepada media. Siapa bintangnya, sutradaranya, juga jalan ceritanya, penonton tahu bahwa Pelet Kuntilanak merupakan film dengan judul awal Pelet Celana Dalam," jelas Shankar.

Shankar juga menambahkan, bahwa ada guna-guna yang menggunakan media celana dalam adalah fakta yang sering didengar oleh masyarakat, Lalu, pihaknya mengangkat cerita ini ke layar lebar justru untuk menyadarkan masyarakat. Film Ini justru mencoba memberi pemahaman ada pola pikir yang salah dari menggunakan media tertentu sebagai guna-guna. "Segala akibat perbuatan buruk dan mencelakakan orang lain pasti memiliki konsekuensi. Semua ada harga yang harus dibayar untuk pelaku kejahatan. Semangat seperti ini yang ingin kami sampaikan kepada penonton lewat film ini." ucapnya. Dan setelah penggantian judul, penonton film Indonesia, tidak keliru memahami isi film maupun produksi film dengan judul awal PELET CELANA DALA ini.

Shnkar RS bahkan meyakinkan penonton, bahwa melalui film horor thriller-nya kali ini, ia tidak akan mengaburkan esensi cerita dengan 'menjual' adegan-adegan seronok dan sensual. Ia ingin penonton fokus dengan cerita. Shankar yakin penonton akan mengapresiasi tema dan isu yang ditawarkan lewat film PELET KUNTILANAK yang diproduksi Sentra Films.

Label: , ,

Sabtu, 14 Mei 2011

"BATAS" Suguhkan Cerita Dari Daerah Perbatasan

Jenis Film Drama - Pemain Marcella Zallianty, Arifin Putra, Ardina Rasti, Jajang C Noer, Piet Pagau, Marcell Domits, Alifyandra - Sutradara Rudi Soedjarwo - Penulis Slamet Rahardjo Djarot - Produser Marcella Zalianty - Keana Production.







Epicentrum XXI, Jalan HR. Rasuna Said Kuningan Jakarta, 12 Mei 2011 - Film "Batas" merupakan sebuah film layar lebar yang terinspirasi dari problematika dan dinamika kehidupan sosial masyarakat desa yang berada di wilayah Entikong, Kalimantan Barat. Film ini bercerita mengenai seseorang yang berfiri diantara batas keraguan, dilema, dan juga antara keinginan pribadi dengan adaptasi di lingkungan yang baru. "Batas" disutradarai oleh Rudi Soedjarwo yang telah menghasilkan sejumlah karya yang mewarnai perfilman Indonesia. Selain itu, "Batas" didukung pula oleh deretan aktor berkualitas, diantaranya Marcella Zallianty sebagai pemeran utama wanita, Arifin Putra, Ardina Rasti, Jajang C. Noer dan Piet Pagau, serta duo aktor pendatang baru Marcell Domits dan Alifyandra. Film ini akan diputar secara serentak di seluruh Indonesia mulai tanggal 19 Mei 2011.

"Batas yang dimaksud dalam film ini bukan hanya memberikan gambaran apa yang terjadi di daerah perbatasn tetapi juga menceritakan tentang bagaimana seorang manusia harus menghadapi masalah yang dihadapi dari lingkungan sekitar dan mencoba untuk melewati batasan yang ada dalam dirinya sendiri," ujar Marcella Zalianty yang juga merangkap sebagai produser di film ini. Pembuatan film ini dilakukan di beberapa tempat berbeda yang masih berada di lingkup wilayah Entikong.Kalimantan Barat. Jarak tempuh yang diperlukan untuk mencapai Entikong dari Pontianak memakan kurang lebih selama tujuh jam melalui perjalanan darat dan berbatasan langsung dengan wilayah Serawak, Malaysia.

Selama proses pengambilan gambar kurang lebih 1 (satu) bulan di pedalaman Entikong, Kalimantan Barat, seluruh pemain ditantang untuk mengeksplorasi kemampuan masing-masing dalam berakting dengan memerankan karakter pada cerita dan juga beradaptasi dengan kebudayaan dan juga kebiasaan lokasi syuting yang berdada di beberapa tempat, antara lain: Serangkang, Sontas, Punti Kayan dan Punti Tapau. "Ketika pertama kali mendapat tawaran untuk menggarap film ini, saya merasa tertantang untuk dapat memvisualisasikan naskah dari Slamet Raharjo ini untuk para penonton. Dengan segala keindahan alam seperti bukit-bukit dan eksotisme yang ada di Kalimantan semakin memudahkan saya selama menjadi proses pengambilan gambar untuk film ini," kata Rudi Soedjarwo.

Untuk lebih mensosialisasikan film ini kepada masyarakat sebelum tayang, sejumlah lomba pun dibuat untuk masyarakat luas dengan memanfaatkan media Facebook, Twitter dan juga blog. Lomba yang dilakukan antara lain adalah: Lomba Desain Teaser Poster yang berhasil mengumpulkan 226 desain dan juga lomba foto dan kompetisi blog yang tengah berlangsung. Selain itu, dukungan dari masyarakat juga terlihat dari 20 ribu penggemar (fan) di Facebook Page Film Batas ini. Sejumlah tools promosi juga disiapkan untuk film ini, mulai dari novel, soundtrack hingga film dokumenter. Novel ini ditulis oleh Akmal Nasery Basral (sebelumnya menulis novel Sang Pencerah) dan theme song dari film ini dibawakan secara khusus oleh Iwan Fals yang berhasil menghadirkan sebuah lagu yang sesuai dengan tema film ini. BATAS juga menghadirkan sebuah film dokumenter panjang berjudul "Cerita Dari Tapal Batas" yang diputar di sejumlah kampus.

"Dengan membawa semangat Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional, film ini mencoba untuk menekankan pentingnya nilai pendidikan dan semangat nasionalisme kepada masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya pada masyarakat di wilayah perbatasn. "Karena dengan memiliki tingkat pendidikan yang baik dan semangat nasionalisme dari bagian negara Indonesia bisa membawa pada sebuah perubahan dan kemajuan yang berguna bagi diri sendiri dan juga bagi masyarakat di daerah perbatasn itu sendiri," tutup Marcella.

Label: ,

Selasa, 10 Mei 2011

Cinta Ungu, Purple Love







Planet Hollywood XXI Jakarta, 10 Mei 2011 - Cinta adalah misteri yang menyelinap begitu saja menmpati hati, tetapi cinta ungu lebih berarti dalam berbagi kebahagiaan, cinta positif dan manis. PURPLE LOVE adalah film yang menampilkan personil band Ungu yang setiap bait lagu cintanya begitu indah, mendalam, menggugah perasaan dengan musikalisasi istimewa dan kaya. Menghadirkan group band yang begitu populer dan dikenal luas, adalah tantangan yang menarik bagi Starvision. Setelah lebih dari 3 tahun melakukan pendekatan, akhirnya band Ungu bersedia untuk bermain film. Ada 2 alternatif ceritera yang dipilih sebagai ide dasar film untuk mereka, drama cinta dan satu lagi romantik komedi. Tetapi setelah melalui brainstorming dengan personil band Ungun dan sasuai genre musiknya, dipilihlah ide drama agar lebih leluasa menempatkan lagu-lagu band Ungu pilihan dalam film ini. Melewati tahap pemilihan ide dasar, tahap berikutnya adalah menyusun karakter tokoh-tokoh dalam ceritera. Akhirnya diputuskan untuk memakai nama asli, dan mereka bersama-sama dalam satu persahabatan melalui kegiatan sebagai Creative Agency. Skenario ditulis Cassandra Massardi yang sejak dini beberapa kali dialog dengan personil band Ungu.

PURPLE LOVE bercerita tentang Pasha yang ditinggal Lisa (Qory Sandioriv) justru saat Pasha hendak melamarnya. Pasha dirundung kesedihan berkepanjangan, padahal dialah ujung tombak perusahaan. Akhirnya Makki menyarankan untuk meminta bantuan dari sebuah agency bernama Purple Heart, milik Talita (Nirina Zubir) untuk membantu Pasha bangkit dan kembali pada kenyataan. Mulailah misi mengembalikan keceriaan Pasha, sampai akhirnya Pasha sudah siap membuka hatinya kembali. Talita hendak mengenalkan Shelly (Kirana Larasati) untuk Pasha, tetapi Oncy yang ditugaskan terlebih dahulu melihat Shelly, malah terkena sindrom 'love at the first sight'. Jodoh menemukan jalannya sendiri. Pasha justru mencintai Talita, demikian juga sebaliknya. Tetapi Talita tidak ingin meninggalkan Pasha kembali dalam kesedihan karena penyakit yang dideritanya, walaupun Pasha yakin kebahagiaan bukan semata-mata milik mereka yang sehat. Tidak demikian bagi Talita, apalagi saat Lisa siap kembali untuk Pasha...

Saksikan PURPLE LOVE di bioskop-bioskop kesayangan Anda mulai 12 Mei 2011.

Label: , , , ,

Minggu, 08 Mei 2011

La Lights Indie Movie 2011








LOVE and PASSION
La Lights Indie Movie 2011

Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Jl H.R Rasuna Said, Kuningan Jakarta, 29 April 2011 - Kesempatan dan dukungan yang optimal, sepertinya menjadi kunci mengapa LA LIGHTS INDIE MOVIE selalu berhasil memikat para senias muda untuk turut serta mengikuti berbagai program yang ditawarkan. Kesempatan untuk berekspresi merealisasikan ide-idenya, kesempatan untuk bertemu dan berdiskusi langsung dengan pakar perfilman nasional, serta keswmpatan untuk mendapatkan ilmu praktis dalam teknis pembuatan film tersedia di workshop film terbesar di Indonesia ini.

Bertambahnya angka peserta setiap tahunnya (600 peserta di tahun 2007 dan meningkat menjadi 2000 peserta di tahun-tahun selanjutnya) juga menjadi tanda keberhasilan LA LIGHTS INDIE MOVIE menjadi wadah bagi sineas muda untuk berani berkarya dengan semangat independen. Dukungan dalam hal memberikan ruang berkarya, pendanaan produksi film pendek bagi kelompok peserta terbaik di 4 kota (Jakarta, Bandung, Jogja, dan Surabaya), dukungan dalam mendistribusikan filnya di beberapa festifal film nasional, dan yang paling penting dukungan untuk percaya bahwa sineas muda Indonesia mampu berkarya dan terlibat secara profesional di bidang film menjadi pemicu keterlibatan peserta.

Program yang disajikan secara i8novatif tiap tahunnya, tentunya juga semakin menarik para peserta. Tahun ini, dengan tema Love and Passion, ajang yang diselenggarakan atas kerja sama LA LIGHTS dan SET FILM ini kembali hadir untuk yang kelima kalinya, sejak perrhelatan pertamanya di tahun 2007. Dengan definisinya sendiri, para peserta diajak mendeskripsikan cinta dengan karakter ceritanya masing-masing yang bisa dikemas dalam wajah roman, komedi, horror, thriller, ataupun tragedi. Tahun ini, LA LIGHTS INDIE MOVIE 2011 merangkul sineas muda di empat kota besar di Indonesia Jakarta (29-30 April), Bandung (14-15 Mei), Yogyakarta (21-22 Mei), dan Surabaya (28-29 Mei).

Program pertama LA LIGHTS INDIE MOVIE 2011 Workshop Film Indie "Think in Film Language; Show Your Love Don't Tell It" menawarkan praktek langsung para pembicara dala membuat sebuah micro-movie berdurasi kurang dari 2 menit. Dalam program ini, para pem bicara juga akan diminta untuk melakukan In-camera Editing langsng di hadapan peserta workshop! Dengan demikian, para peserta pastinya akan dipermudah untuk memahani teknis pembuatan film. Sesi kedua dengan tema Heartbreaking Details, akan semakin menambah pengetahuan peserta dengan diberikannya materi mengenai penerjemahan ide cerita menjadi bahasa visual dengan lebih detail.

Para pembicara yang mengisi program ini adalah terdiri dari Hanung Bramantyo, Tora Sudiro, Laura Basuki, German Mintapraja (Jakarta), Monty Tiwa, Aria Agni, Desta, Laura Basuki (Bandung), Garin Nugroho, Faozan Rizal, Luna Maya (Yogyakarta), Joko Anwar, German Mintapraja, Luna maya (Surabaya).

Program kedua, yang akan dilaksanakan satu hari sesudah workshop berlangsung di tiap kotanya, Meet The Producers diperuntukkan bagi 50 peserta dengan cerita terbaik. Di program ini, 50 peserta tersebut bisa dengan bebas mempresentasikan ide cerita hasil karyanya sendiri dan berdiskusi langsung dengan para pakar seperti Arture G.P, John De Rantau, German Mintapraja (Jakarta), Arturo G.P, Desta, Vivian Idris (Bandung), Arture G.P, John De Rantau, Luna Maya (Yogyakarta), Arturo G.P, Lola Amaria, Ifa Isfansyah (Surabaya).

Proses pengembangan naskah, produksi dan paska produksi film pendek dari sinopsis terpilih akan diadakan di program Creative Shorts Making. Program ini akan terbagi menjadi dua program yaitu Film Gue Cara Gue dan Bikin Film Bareng Artis. Lewat program Film Gue Cara Gue, para peserta terpilih akan turun langsung ke lapangan untuk memproduksi sebuah film pendek berdurasi 15-20 menit yang akan didanai oleh LA LIGHTS INDIE MOVIE. Lewat program ini, para peserta akan diberikan pendampingan intensif pada setiap proses, mulai dari pre-produksi sampai pasca produksi yang diberikan dalam suatuu kurikulum yang disiapkan khusus untuk produksi film pendek peserta. Semua tim produksi akan mendapat pandampingan dari SET Film. Begitu uga dengan program Bikin Film Bareng Artis yang akan mengundang beberapa artis sutradara seperti Gading marten, Tora Sudiro, Asmirandah.

Kontribusi LA LIGHTS INDIE MOVIE dalam memacu perkembangan film di Indonesia diharapkan terealisasi denan serangkaian program yang ada dalam acara ini dengan memberikan bekal bagi para senias muda untuk siap terlibat secara profesional di dunia film Indonesia. Maju film Indonesia!

LA LIGHTS INDIE MOVIE 2011 terselenggara atas kerja sama antara SET FILM WORKSHOP dan LA LIGHTS. Acara ini juga didukung oleh SONY sebagai Camera Official Partner, serta TEMPO dan CINEMADS sebagi media partner.














Jadwal Workshop LA LIGTHS INDIE MOVIE 2011

Worskshop Jakarta
Jumat, 29 April 2011, Pkl 14.00 - 18.00
Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI)
Jl. HR Rasuna Said Kuningan Jakarta

Workshop Bandung
Sabtu, 14 Mei 2011, Pkl 10.00 - 15.--
Taman Budaya Bandung
Jl. Bukit dago Selatan No. 36 Bandung

Workshop Yogyakarta
Sabtu, 21 Mei 2011, Pkl 10.00 - 15.00
Taman Budaya Yogyakarta
Jl. Sriwedani No. 1 Yogyakarta

Workshop Surabaya
Sabtu, 28 Mei 2011, Pkl 10.00 - 15.00
Gd. Telkom Ketintang Surabaya
Jl. Ketintang 156 Surabaya.

(teks: press release, foto: donny)

Label: ,

Lulla Man Film Thailand Citra Indonesia

Jenis Film Drama Komedi, Remaja, Teenage - Pemain Chakrit Yamnam, jeab Chern-Yim, Petchtai Wongkamlao, Passorn Bunyakiet, Ussanee Wattana - Sutradara Tunya Potiwijit - Distriputor Parkit Film - Durasi 95 menit.







Planet Hollywood Jakarta, 3 Mei 2011 - Tan, Joon, dan Tu adalah tiga sahabat playboy kelas kakap yang tinggal satu rumah dengan istri mereka masing-masing. Tan adalah seorang fotografer yang memiliki tugas untuk mencari pengganti model yang canti8. Joon seorang penyanyi band di klub malam yang bernama Lulla. Tu seorang pembuat film. Mereka masing-masing memiliki karakter yang berbeda-beda dalam mencari simpanan, walaupun pernah suatu kali mereka berhubungan dengan satu wanita yang sama. Kecurigaan demi kecurigaan pun dirasakan istri mereka masing-masing. Tapi berkat kecerdikan mereka, semua rahasia untuk sementara waktu bisa tersimpan dengan baik.

Suatu hari Tan bertemu dengan kriteria model yang dia inginkan. Dia bernama Suzie. Suzie merupakan pacar dari seorang konglomerat tua ternama. Kepuasan harta duniawi bisa dibilang dia dapatkan tanpa cela, namun lain halnya dengan kepuasan batin seorang wanita normal yang tidak dia rasakan. Suzie pun ternyata jatuh cinta terhadap Tan. Akan tetapi, Tan dan kawan-kawan sudah berjanji tidak akan selingkuh terlalu serius terhadap wanita-wanita simpanan mereka. Problematika dan dilematika percintaan mereka pun berlanjut hingga akhirnya harus ada yang dikorbankan.

Kemasan film Lulla man (Pu Chai Lulla (Bisa dibilang sangat menarik. Akan tetapi, bila dilihat secara keseluruhan film ini seperti film Indonesia Suami-Suami takut istri yang pernah di produksi MVP Pictures tahun 2008. Kesamaan fi8lm ini dengan versi SSTI-the Movie, dapat ditutupi dengan peristiwa-peristiwa konyol dan gokil di sepanjang film yang dilakukan oleh Tan, Joon dan Tu ketika sedang "beraksi" seperti menceritakan kehidupan nyata para pria hidung belang. Pembawaan karakter "palsu" mereka di depan atau belakang istri masing-masing bisa dibilang membuat anda akan gregetan melempar dengan kata-kata pujian.

Sutradara film Thailand Tunya Ptiwijit, mampu membuat irama naik turunnya tempo emosi penonton. Konflik yang dihadirkan juga bisa dibilang cukup beragam dan bahkan adanya konflik yang tak terduga menjelangakhir film. Film ini mampu menggambarkan kenyataan, bahwa bebe3rapa pria banyak yang seperti karakter Tan, Joon dan Tu yaitu tidak pernah puas dengan satu wanita. hadirnya Passorn B unyakiet (istri Tan) dan Ussanee Wattana (Suzie) dengan wajah olucu dan menggemaskan sangat menarik perhatian penonton Lulla Man.

Jadi, tunggu apalagi.. Saksikan Lulla Man, hanya di Blitzmegaplex, mulai Rabu, 28 April 2011.

Label: , ,

Indonesia Movie Awards 2011








Sebuah Apresiasi Seni Peran Perfilman Nasional

Airman Planet, Lobby Lagoon - Hotel Sultan Jakarta, 3 Mei 2011 - Tumbuh kembangnya perfilman Indonesia semakin dinamis setiap harinya. Hal ini memicu para aktor dan aktris untuk terus menunjukkan talenta mereka dalam dunia seni peran. Atas hasil karya seni peran selama satu tahun terakhir inmi, tibalah saatnya RCTI, pemrakarsa Indonesa Movie Awards (IMA 2011), untuk ke lima kalinya di tahun 2011, memberikan penghargaan kepada mereka yang berprestasi dalam seni peran.

"Tujuan peneyelenggaran IMA 2011 tidak lain adalah sebagai motivasi bagi insan-insan perfilman Indonesia, khusunya para aktor dan aktris pelaku seni peran, agar terus berkarya dalam memajukan dunia perfilman, tegas Rudy Ramawy selaku Director of Production & Programming RCTI. "RCTI tetap berkomitmen untuk terus bermitra dengan para insan film." tambahnya.

Karya film yang telah dinilai oleh dewn juri berjumlah 44 judul film. Film-film yang terdata adalah fi8lm yang telah rilis padqa perioded 1 Maret 2010 hingga 28 Februari 2011. Berdasarkan hasil penjurian yang telah dilakukan terdapat 14 kategori penilaian yaitu 8 kategori Terbaik dan 6 kategori Terfavorit. Untuk Kategori Terbaik, dipilih langsung oleh tim Juri yang sangat kompeten dan berpengalaman yang terdiri dari Didi Petet sebagai Ketua Dewan Juri, Leila Salikha Chudori, Teddy Soeriaatmadja, Ratna Riantiarno dan Salman Aristo sebagai Anggota Dewan Juri. Sedangkan untuk kategori Terfavorit, pemenangnya akan dipilih langusng oleh pemirsa setia RCTI dengan cara mengirimkan SMS ke nomor 6288.

Berbeda dari tahun sebelumnya, khusus di Tahun ini semua para pemenang, kecuali Pemenang Soundtrack Terfavorit dan Film Terfavorit, akan mendapatkan perlindungan asuransi dari MNC Life senilai Rp. 100 juta / pemenang dengan masa perlindungan selama satu tahun.

Acara Malam Puncak Indonesia Movie Awards 2011 akan berlangsung pada hari Selasa, 10 Mei 2011, bertempat di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta pada pukul 21.00 malam, yabg akan disiarkan langsung oleh RCTI. Event istimewa ini akan dimeriahkan oleh Afgan, Wali, Petra, Nidji, D'Masiv serta bintang-bintang perfilman nasional seperti Lukman Sardi, Atiqah Hasiholan, Reza Rahadian, Laura Basuki, Titi Sjuman, Alexandra Gottardo, Wulan Guritno, Winky Wiryawan, Carissa Putri, Fachri Albar, Ikranegara, Meriam Bellina, Surya Saputra, Tora Sudiro dan masih banyak lagi dengan pembawa acara Oky Lukman dan Choky Sitohang. Maju terus perfilman Indonesia !
(teks; rilis/adil, foto; donny)

Label: , ,

Senin, 02 Mei 2011

Cowok Bikin Pusing Beredar Mulai 5 Mei

Jenis Film Drama, Dewasa, Adult - Pemain Julie Estelle, Laudya C Bella, Aming, Marcel Chandrawinata, Nino Fernandez, Marissa Nasution, Alex Abad - Sutradara Winalda E - Produser Raam Punjabi - Produksi Multi Vision Plus Pictures - Durasi 86 menit.







Film Cowok Bikin Pusing merupakan produksi MVP Pictures. Sejak awal diniatkan sebagai sebuah drama komedi yang tidak cengeng, tapi cukup memberi makna dari cerita tokoh-tokoh yang terlibat. Sebuah tema cerita tentang berbagi pengalaman dikhianati seorang kekasih. Juga berbagi rasa menjadi sahabat yang ingin memahami bagaimana rasanya patah hati, niat baik yang kadang tidak selalu behasil dengan baik. Satu babak kehidupan yang sepertinya sederhana, tapi sering bikin pusing.

COWOK BIKIN PUSING merupakan film pertama yang mempertemukan Julie Estelle, Laudya Cyntya Bella, Aming dalam satu film. Harapannya tentunya adalah sebuah chemistry tiga karakter unik yang menjadikan cerita film makin menarik.

Julie Estelle berperan sebagai Cecile, begitu yakin pada kesetiaan cinta, bahkan ketika ditinggal sang kekasih dia tetap tidak memperlihatkan kerapuhannya. Sahabat adalah tempatnya berbagi perasaan. Berbeda dengan Laudya Cyntya Bella yang berperan sebagai Tasha, justru mengartikan ketidaksetiaan laki-laki harus dibalas. Justin pun tak kalah pusing, untuk pertama kalinya ia merasakan hubungan cinta sejenis. Inipun karena ulah Tasha. Dalam usaha balas dendam terhadap mantan Cecile, ia minta tolong sahabat lelakinya yang gay. Sebagai balasannya, tasha akan membuka jalan hubungan lelaki gay ini dengan Justin. Dan berhasil.

Niat baik Tasha inilah yang jadi persoalan, salah paham dan salah memahami perasaan sahabat malah membuat hubungan mereka makin runyam. Cecile tidak pernah ingin membalas sakit hatinya, ia sudah temukan cinta Oka. Justin juga awalnya tidak berharap jatuh cinta pada seorang gay. Sementara Tasha menganggap Cecile adalah pelarian cinta Oka yang dikhianati Angela. Tasha juga menganggap sudah semestinya Justin juga mendapatkan kesenangan cinta dengan seorang gay. Runyam dan bikin pusing. Begitulah cinta, begitulah cowok!

Sebuah cerita keseharian yang kerap ditemui dan dihadapi siapapun. Tak terkecuali pecinta sesama jenis sekalipun! Putus cinta tidak mesti menderita, mendapatkan cinta (sejenis) juga tidak selalu identik dengan kebahagiaan!

Selain cerita sisi menarik dari produksi COWOK BIKIN PUSING ini adalah artistik dalam film. Seratus persen shooting berlangsung di Pulau Bali, dan dari ratusan lokasi menawan dan sudut pengambilan gambar, visual menjadi kekuatan tersendiri dari film ini. Setidaknya, mata penonton akan dimanjakan oleh visual film ini.

COWOK BIKIN PUSING beredar secara nasional mulai 5 Mei 2011, seberapa menarik, seberapa sukses film ini penonton yang akan menilainya.

Label: ,