<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7808624031225959264\x26blogName\x3dInfo+InfoSinema\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://info-infosinema.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://info-infosinema.blogspot.com/\x26vt\x3d-5757315724398017633', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Rabu, 24 Agustus 2011

Komentar Sutradara dan Artis Film "Kejarlah Jodoh Kau KuTangkap"

Jenis Film Komedi, Romantis - Pemain Andhika Pratama, Donita, Lidya Kandau, Joe Projek P, Polo, Mucle - Sutradara Indrayanto Kurniawan - Penulis Benni Setiawan - Proeduser Hm Firman Bintang - Produksi Mitra Pictures & Bic Production - Durasi 95 menit.

Indrayanto Kurniawan - Sutradara
Sebagai pembuat saya merasa optimis, film ini bisa diterima semua kalangan,. Artinya, kita benar-benar serius menggara;nya dan membuat film ini memang benar-benar jadi film - minimal - hiburan. Saya melihat ada satu kekuatan, bahwa film saya berbeda dengan empat film yang lain yang akan meramaikan film Lebaran. Bahwa film saya ini ya keseharian remaja. Nggak neko-neko. Terus levelan ekonomi tokoh-tokohnya juga. tidak tinggi-tinggi amat, tidak juga sampai nyusruk banget. Jadi memang middle. Mainnya di middle. Itu peluang yang sangat menguntungkan buat saya. Jadi artinya, film saya lebih netral," tutur Indra.

Dan satu hal lagi, permasalahan dalam di cerita ini sangat universal soal cinta, universal soal relegi. "Meskipun ini temanya remaja ringan, lagi-lagi soal cinta, lagi-lagi soal komedi romantik, tapi dari yang ringan itu kita punuya pesan, ada pesan yang bisa nyampe. Jadi penonton masuk bukan hanya dia bisa ketawa, dia terhibur, tapi ada pesan didapat," tambah Indra.

Donita - Pemeran Utama (Parah/Farah)
"Ada yang bilang, ah.. peran Farah 'kan gampang untuk saya mainkan. Saya bi8lang tidak. Kesulitan tetap ada. Karena tokoh Farah yang saya mainkan ini, bukan merupakan potret diri saya. Karakternya sangat berbeda, dengan pribadi saya sebenarnya. Mudah-mudahan pesan yang ada di sini - bisa diterima oleh masyarakat. Selain itu, mudah-mudahan penonton terhibur. Dan juga bisa meraih penonton sebanyak-banyaknya. Film ini adalah film komedi romantik, yang bisa dikonsumsi oleh keluarga, termasuk kaum remajanya."

Label:

Film "Tendangan Dari Langit" Inspirasi Besar Sepakbola dan Remaja Indonesia

Jenis Film Drama - Yosie Kristanto, Maudy Ayunda, Giorgino Abraham, Jordi Osnu, Joshua Suherman, Agus Kuncoro, Sujiwo Tejo, Irfan Bachdim, Kim Kurniwawan - Sutradara Hanung Bramantyo - Penulis Fajar Nugros - Produser Leo Sutanto - Produksi Sinemart Pictures.

Menyambut Idul Fitri, sebuah film nasional yang bertema sepakbola menyapa akan masyarakat Indonesia. Tendangan Dari Langit, sebuah film drama remaja produksi Sinemart Pictures, besutan sutradara berbakat Hanung Bramantyo yang akan tayang mulai 25 Augustus 2011.

Tendangan dari Langit (TDL) bukan sekedar film tentang sepakbola. Film yang berdurasi 117 menit ini menjadi terasa istimewa dan patut ditunggu oleh masyarakat, lantaran para pemainnya dan pesan yang dibawanya. Ya, film yang syuting mengambil lokasi di Malang dan Bromo ini menampilkan pesepakbola nasional pujaan masyarakat Indonesia. Siapa lagi kalau bukan Irfan Bachdim, yang kehadirannya di Piala AFF tahun 2010 telah berhasil "menggiring" puluhan ribu pecinta sepakbola Tanah Air - termasuk para wanita yang semula "antisepakbola" - berduyun-duyun memadati Istora Senayan Jakarta, hingga ke Kuala Lumpur, Malaysia. Sementara itu puluhan juta rakyat Indonesia setia di depan pesawat televisi mereka untuk menyaksikan aksi Irfan Bachdim dan kawan-kawan berjuang mengangkat prestasi persepakbolaan nasional.

"Irfan Bachdim buat saya sudah menjadi icon anak muda dan bola. Di mana ini penting untuk menarik minat masyarakat yang dulu tidak percaya pada pesepakbola Indonesia. Dengan sosoknya Irfan Bachdim, mungkin yang lain juga ya, ada Gonzales, Bambang Pamungkas, kita jadi melihat kembali sepakbola Indonesia dalam sudut pandang yang berbeda," ujar Hanung Bramantyo mengemukakan alasannya memilih Irfan Bachdim di film TDL.

Selain Irfan Bachdim - yang menjadi dirinya sendiri dalam film itu, masih ada sederet pemain Persema lainnya yang juga terlibat dalam film ini. Sebut saja Kim Kurniawan dan Bima Sakti (Kapten Persema). "Sekitar 40 persen pemain film ini berasal dari pemain Persema," ungkap Fajar Nugros, sang pneulis skenario film TDL.

Adapun pemeran utama film ini (tokoh Wahyu) adalah yosie Kristanto, yang terpilih melalui hasil audisi di tiga kota besar, Malang, Bandung dan Jakarta, pada April dan Mei 2011, ia berhasil menyisihkan ratusan pelamar dan 20 finalis pada grand final audisi bintang film TDL yang dinilai oleh tim juri terdiri dari Hanung Bramantyo (sutradara), Mathias Muchus (actor, pelatih akting), Timo Scheunemann (pelatih sepakbola), Irfan Bachdim, dan Kim Kurniawan.

Yosie Kristanto dinilai cocok sekali dengan sosok Wahyu, yang dalam skenario yang berasal dari sebuah dusung di lereng Gunung Bromo, Malang, Jawa Timur, yang bercita-cita menjadi bintang besar sepakbola dan mengidolakan Irfan Bachdim. "Yosie adalah pilihan yang terbaik, yang bisa kita ajak kerja sama dan dikembangkan di lapangan. Dan menurut Hanung, Yosie juga apa adanya, itu yang kita butuhkan untuk karakter Wahyu," ujar Fajar Nugros.

Pemain lainnya yang juga terlibat dalam TDL adalah Maudy Ayunda, Joshua Suherman, Jordi Onsu, Giorgino Abraham, Agus Kuncoro, Sujiwo Tejo, Yati Surachman, YM Tarzan, Toro Margens, Natasha Chairani, Timo Scheumenmann, Matias Ibo dan Bima Sakti.

Film TDL menceritakan tentang kisah seorang remaja bernama Wahyu, remaja yang sangat mencintai sepakbola, yang juga sangat mengidolakan Irfan Bachdim. Wahyu selalu bersemangat dan pantang menyerah meraih mimpinya, ia pun sering mengikuti pertandingan-pertandingan sepakbola antar kampung atas bujukan Paklik Hasan. Dan pada akhirnya impian untuk bertemu Irfan menjadi kenyataan. Namun, seperti halnya seroang pemain sepakbola harus menghadapi berbagai rintangan untuk b isa mencetak gol, begitu pula dengan Wahyu. Ia harus mengatasi berbagai halangan terutama dari ayahnya sendiri yang tidak setuju ida jadi pemain sepakbola, dan pamannya yang ternyata pucnya agenda tersendiri terhadap Wahyu: Tak hanya itu, Waktu pun harus memil8ih antara sepakbola dan kekasihnya, Indah.

"Ide awal cerita TDL berasal dari pelatih Persema, Timo Scheunemann. Ide awalnya adalah Coach Timo sedang berlibur ke Gunung Bromo. Saat itu ia melihat seorang anak bernama Wahyu sednagn bermain bola dengan gembira namun terlihat mempunyai teknik yang bisa berkembang jika dilatih secara profesional. Wahyu mengaku ngefans berat terhadap Irfan Bachdim, sehingga rela melakukan segal cara untuk bertemu bintang sepakbola pujaannya itu," tutur Fajar Nugros yang mengaku gila bola itu. Cerita pun kemudian dikembangkan dengan penambahan plot, dialog-dialog dan filosofis-filosofis dalam film.

Melihat alur ceritanya, ditambah tangan ajaib Hanung Bramantyo dan Fajar Nugros dalam mengolah sebuah film, film TDL ini bisa menjadi salah satu "BOX Officed Film Indonesia". Sebab, semua tahu, Rakyat Indoenesia sangat gila bola, meskipun dalam kurun waktu beberapa puluh tahun terakhir ini Indonesia belum bisa berbicara banyak di kancah sepakbola dunia.

Karena itu, film TDL diharapkan dapat menjadi inspirasi besar dunia persepakbolaan Tanah Air. Hanung menyatakan bahwa film Tendangan Dari Langit ini hadir untuk merespon kondisi masyarakat yang mencintai sepakbola. Diman kita berharap sepakbola di Indonesia itu bisa menjadi tempat kita berteriak bersama mencintai negeri ini. "Indonesia adalah bangsa yang besar, Film ini ingin sekali menjadi inspirasi untuk mengembangkan persepakbolaan kita," tegas Fajar.

Hal senada diungkapkan Timo Scheunemann. "Film TDL dapat memberi inspirasi bagi para remaja. Duet Kim dan Irfan dalam film ini akan menjadi inspirasi tersendiri bagi para pemain bola muda. Mereka pasti ingin berkancah di ajang sepakbola yang lebih tinggi dan bersekolah di sekolah sepakbola yang terbaik," kata Timo.

Sekilas, perjuangan keras sosok Wahyu dalam film ini ada kemiripan dengan lika-liku perjuangan Irfan Bachdim untuk menjadi pemain bola profesional di Indonesia. Dalam sebuah wawancara, pemain yang kembali menjadi bagian dari tim sepakbola nasional itu mengatakan, "Saya rasa hampir semua orang tahu cerita saya awalnya berkarir di sini. Saya berusaha sangat keras untuk bisa menjadi bagian dalam tim Nasional Indonesia. Dan saya berhasil mencapainya! Sekarang saya tetap berusaha keras berlatih bersama tim Nasional Indonesia. Saya sekarang menentukan goal baru saya, untuk membela tim nasional Indonesia di Sea Games dan memenangkannya."

Karena itu, seperti halnya sang pelatih, Irfan pun berharap film imi dapat memberi inspirasi bagi masyarakat. "Saya harap mereka semua akan terinspirasi oleh film ini. Bukan hanya karena ada saya, tetapi juga karakter Wahyu. Dan juga, jika kamu punya impian yang kuat, dan kamu berjuang keras untuk mendapatkannya, impian tersebut akan jadi kenyataan," tandas Irfan Bachdim yang mengaku sangat menikmati syuting film TDL yang merupakan penampilan perdananya di layar lebar.

Kim Kurniawan pun menyampaikan harapan yangsama. "Tentunya saya berharap TDL dapat membawa pengaruh positif untuk penonton Indonesia, juga tim Persema ini. Karena tidak ada yang jelk, pesan dalam film ini semuanya baik. dan saya berharap sepakbola semakin digemari oleh masyarakat Indonesia," papar Kim Kurniawan.

Selain cerita yang kuat dan penuh inspirasi, gambar yang indah, film ini semakin nyaman dinikmati dengan adanya alunan lagu soundtrack dari grup band KOTAK yang fenomenal, dimana ada 4 (empat) lagu baru yang KOTAK buat khusu untuk film bertema remaja ini, antara lain Tendangan Dari Langit, Menembus Cahaya, Lupa Ingatan dan Apa Bisa yang semakin memperkuat nafas semangat pantang menyerah dan lika-liku kehidupan remaja didalamnya.

Kita tunggu saja film Tendangan Dari Langit, mulai 25 Agustus 2011 di Bioskop-bioskop Indonesia.

Label:

Jumat, 19 Agustus 2011

Di Bawah Lindungan Kabah

Film Termahal Sepanjang Sejarah Perfilman Indonesia!

Jenis Film Drama, Religi - Pemain Herjunot Ali, Laudya Cynthia Bella, Niken Anjani, Tara Budiman, Hj. Jenny Rahman, Widyawati, Didi Petet, Leroy Osmani - Sutradara Hanny R Saputra - Penulis Titien Wattimena & Armantono - Produser Dhamoo Punjabi, Manoj Punjabi - Produksi MD Pictures.

Inilah film "Di Bawah Lindungan Kabah" (DBLK), sebuah mahakarya berbiaya 25 milyar rupiah produksi MD Pictures, termahal sepanjang sejarah perfilman Indonesia. Diangkat dari novel karya ulama Almarhum Haji Abdul Malik Karim Amrullah, atau biasa dipanggil Buya HAMKA.

DBLK bercerita tentang kekutan cinta, berpadu dengan kekentalan adat budaya, berjalan di dalam koridor agama. Lengkap! Berawal dari persahabatn Hamid (Herjunot Ali) dan Zainab (Laudya Cynthia Bella) di masa kecil, hingga tumbuh dewasa. Seriring berjalannya waktu persahabatn itupun tumbuh menjadi cinta. hamid dari keluarga miskin, Zai8nbab dari keluarga kaya. Bagaimana rasanya bila seorang terpaksa harus melapas miliknya yang palin berharga di dunia? Bahkan belum menjadi miliknyapunm, mereka sudah diberi garis tegas untuk saling menjauh dan rela dipisahkan. Begitulah kira-kira nasib yang dialami Hamid dan Zainab.

Persiapan serta penggarapan film ini memakan waktu total hampir 3 tahun. Arahan film oleh sutradara handal Hanny Saputra serta penulis naskah Titien Wattimena dan Armantono. Didukung oleh artis-artis papan atas seperti Laudya Cynthia Bella, Herjunot Ali, Niken Anjani, Tara Budiman, Agung Putra Perwira, Yenny Rachman, Widyawati, Didi Petet, dan Leroy Osmani. Lalu masih ada Dana Riza untuk teknik animasi, Samuel Wattimena merancang kostumnya, dan masih banyak lagi melibatkan bintang dan pakar dalam film ini.

"Banyak yang bertanya, kok berani bikn film semahal ini? Saya selalu menjawab, berani! Ini sudah sudah saya sebagai pribadi, bukan sebagai pengusaha yang sekedar mencari keuntungan semata. Menurut saya ini film besar dari novel karya orang besar, sudah sepantasnya bila mendapat perhatian besar, ditangani dengan serius dan benar. Oleh karenanya, terimalah persembahan MD Pictures Di Bawah Lindungan Ka'bah, untuk seluruh masyarakat Indonesia", demikian Manoj Punjabi - Produser MD Pictures diplomatis mengakhiri.

Label: ,

Rabu, 17 Agustus 2011

Multivision Berhalal Bilhalal Film Mudik Lebaran

Jenis Film Drama Komedi - Pemain Irwansayah, Wiwit Gunawan, Ray Sahetapy, Melly Zamri, Irvan Penyok, Leroy Osmani, Sonya - Sutradara Muchyar Syamas - Cerita Aris Muda - Penulis Away Kilmer - Produser Anjasmara, Raam Punjabi - Produksi Multivision - Durasi 85 menit.


”Sengsaranya Nikmat, Berkahnya Penuh Rahmat”

Prolog
MUDIK menjadi fenomena yang jarang ditemui di negeri lain kecuali Indonesia. Mudik atau kembali ke udik (kampung) tidak lagi menjadi sekadar tradisi, tapi mudik juga sebagai fenomena pergerakan dan mobilitas manusia Indonesia dalam kurun waktu singkat dan dalam sebuah gelombang yang luar biasa besar.

Angka-angka berikut membuktikan bahwa MUDIK menjadi fenomena unik dan menarik dari sebuah tradisi yang awalnya hanya berkutat pada masalah kefitrahan diri menjadi sebuah budaya mobilitas massal yang sangat masif dan konsumtif. Mulanya hanyalah menjaga silaturahmi dan keberkahan di antara kerabat, sahabat maupun orang-orang terdekat, berubah menjadi gelombang kehidupan yang mampu mempengaruhi tatanan ekonomi negara. Semua karena tradisi MUDIK!

SEKITAR 10 persen dari jumlah penduduk negeri ini (230.000.000 jiwa), atau sekitar 23 juta orang, melakukan mobilisasi secara bersamaan di saat MUDIK Lebaran. Dan setiap tahunnya, jumlahnya terus mengalami lonjakan.

Sekitar Rp 20 triliun uang kiriman yang masuk dari kantong-kantong tenaga kerja di luar negeri.
Sekitar Rp 200an triliun uang beredar dan ditransaksikan pada saat mobilisasi mudik tersebut.
Menjelang Lebaran, lalu lintas (traffic) ucapan selamat Lebaran mencapai 1,5 miliar SMS per hari.
Sebanyak 1200 kecelakaan terjadi, dengan 260 jiwa mati sia-sia...

Tidakkah angka- angka di atas sangat fantastis?!


Sinopsis MUDIK
”Sengsaranya Nikmat, Berkahnya Penuh Rahmat”

GUNADI merasa dirinya kurang beruntung. Selama tiga tahun di ibukota masih juga menganggur. Sementara dia diminta bapaknya, Lebaran ini harus pulang kampung, alias mudik. Sudah tiga tahun, Lestari menunggu segera dinikahi. Orangtua Lestari sudah merestui, mereka juga tidak meminta mas kawin yang banyak cukup perlengkapan shalat, tunai!

Tapi setelah nikah, mau diberi makan apa Lestari? Begitu pikir Gunadi. Itu sebabnya, ia mati-matian cari duit untuk membiayai pulang mudik dan ongkos kawin.

Tak hanya Gunadi, keluarga Iskandar, pejabat di Kementerian Sarana Publik, pun dipusingkan menjelang mudik Lebaran. Sebagai petinggi di ibukota, Iskandar dianggap warga desa Wonosalam, Yogyakarta, sebagai orang sukses. Iskandar tiap tahun mengadakan open-house. Iskandar juga yang menyediakan kurma ‘Tanah Arab – meskioun dibelinya di Tanah Abang. Juga perangkat sholat yang dibagi merata kepada semua warga desa.

Problem juga dihadapi Martono, ia adalah ipar sekaligus teman satu kos Gunadi. Martono sudah diminta istrinya pulang dan menjalani puasa di kampungnya di Wonogiri. Namun Martono menolak, ia kali ini ingin menjalani puasa di ibukota. Banyak rezeki yang tidak boleh dilewatkan. Bukankah istri Martono tengah hamil tua, uang hasil kerja keras sangat berguna untuk membiayai persalinan.

Lain lagi masalah mudik yang dihadapi Kuncoro dan Yustina. Sudah delapan tahun, Kuncoro selalu mengajak keluarganya mudik ke Jawa Tengah. Padahal, Yustina belum sekalipun menikmati Lebaran hari pertama di kampungnya, Bukit Tinggi. Dua anaknya, juga belum sekalipun sungkeman dengan kakek-nenek mereka di hari pertama Lebaran. Kuncoro begitu dominan.

Gunadi memperoleh titik terang masalahnya setelah ia bekerja sebagai sopir di keluarga Iskandar. Sayang masalah selalu datang. Wulan, seorang perempuan yang biasa menjalani kawin kontrak dengan laki-laki Arab, tertarik padanya. Wulan melihat begitu banyak sisi baik Gunadi, ia ditolong saat terusir oleh suami kontraknya. Tapi begitu tahu Gunadi akan menikah dengan Lestari, Wulan sedih dan memilih pergi.

Iskandar akhirnya tahu, Gunadi dianggapnya menyalahgunakan kepercayaannya. Gunadi gunakan mobil untuk pelesir bersama Wulan. Gunadi dipecat dan hanya diberi pesangon dua ratus ribu rupiah!

Bisakah tokoh-tokoh di atas menjalani ritual mudik sebagaimana mereka jalani selama ini? Tiap tahun mereka rasakan semua kesulitan, kesusahan dan kesengsaraan, namun sebagai ritual budaya, mudik tidak sekadar dipandang sebagai perjalanan dari kota-kota besar menuju kota-kota lebih kecil, tapi sebuah mobilisasi manusia yang tengah mencari identias kemanusiaannya. Mudik di tengah-tengah menjalani puasa, juga tidak ubahnya seperti ibadah itu sendiri. Mudik tidak ubahnya uji kesabaran dan penyerahan diri yang hasilnya tidak ada yang tahu. Pasrahkan saja kepada ALLAH SWT!

Label: , ,

Jumat, 05 Agustus 2011

The Philosopher Promosikan Keindahan Indonesia

Kantor Kementerian Budpar Jakarta, Jumat 5 Agustus 2011 - The Philosopher, film garapan produser Hollywood George Zakk dan Cybill mulai melakukan syuting di Indonesia. Mengambil lokasi di destinasi wisata antara lain Candi Prambanan, Gunung Bromo, Pantai Pasir Putih Belitung, dan spot-spot lain di Jakarta, film layar lebar ini akan dipuatar di seluruh dunia pada tahun 2012.

Film yang dibintangi para aktor dan aktris pujaan para remaja saat ini seperti Bonnie Wright dan Freddy Stroma pemeran dalam film Harry Potter, James D'Arcy pemeran dalam film Sherlock Holmes, Daryl Sabara mantan aktor cilik di film Spy Kid, Sophie Lowe aktor Sactum, dan Rhys Wakefiels serta bintang pujaan remaja di Indonesia Cinta Laura Kiehl.

"The Philosopher yang melakukan syuting di Indonesia ini akan diputar ke seluruh dunia sehingga masyarakat internasional akan melihat Indonesia memiliki tempat-tempat yang indah dan alami sebagai destinasi pariwisata maupun lokasi pembatan film yang menarik,: kata Menbudpar Ir. Jero Wacik, SE dalam jumpa pers tentang dimulainya pembuatan film The Philosopher di Balairung Soesilo Gedung Sapta Pesona Kantor Kementerian Budpar Jakarta, Jumat (5/8).

Hadir dalam acara jumpa persw yang diolanjutkan dengan buka puasa bersama antara lain Produser The Philosopher Goerge Zakk dan Cybill, sutradara John Huddles, para pemeran antara lain Cinta Laura Kiehl, James D'arcy, Bonnie Wrigth, Rhys Wakefield, Daryl Sabara, serta sejulah pimpinan SCTV sebagai mitra pendukung produksi The Philosopher.

Dirjen Pemasaran Pariwisata Dr. Sapta Nirwandar mengatakan, pembuatan film The Philosopher yang mengambil lokasi syuting di Indonesia merupakan kesempatan untuk mempromosikan nama Indonesia di dunia perfilman internasional. "Ini menjadi kesempatan untuk mengenalkan Indonesia yang memiliki kekayaan budaya dan alam yang indah untuk dikunjungi wisatawan dunia," kata Sapta Nirwindar.

Dirjen Nilai Budaya Seni dan Film Drs. Ukus Kuswara, MM menyatakan bahwa Kemenbudpar telah memfasilitasi proses produksi film ini, terutama dalam hal koordinasi dengan instansi terkait. Di lain hal, program memasarkan Indonesia sebagai lokasi syuting film asing, memang salah satu program utama setiap mengikuti festival film di luar negeri.

Film ber-genre thriller ini mengisahkan tentang 20 remaja yang mengikuti sebuah kelas filosofi di sebuah sekolah internasional di Jakarta, Mereka terdiri dari berbagai bangsa dan diajar oleh seorang guru yang diperankan James D'Arcy. Mereka kemudian memeperoleh tugas, yang merupakan eksperimen dari sang guru. Untuk memilih 10 diantara 20 remaja itu, dilakukan semacam tes, dalam rangka menjalankan misi peningkatan ras manusia terhadap ancaman bahaya nuklir.

The Philosopher yang mengambil lokasi syuting di Indonesia juga diharapkan akan memberikan citra positif ke dunia internasional bahwa Indonesia adalah destinasi yang aman, kaya dengan keragaman budaya dan keindahan alam, serta memiliki destinasi "Bali, Belitung, Prambanan, Bromo, dan jakarta".

Label: ,

Selasa, 02 Agustus 2011

Film Blockbuster Akan Main di Indonesia

Gedung Sapta Pesona, Jakarta 28 Juli 2011 - Setelah hampir 5 (lima) bulan pihak major studio Hollywood yang tergabung dalam Motion Picture Association (MPA) melakukan commercial hold, maka terhitung sejak 15 Juli 2011 telah kembali melakukan ekspor produk film blockbuster ke indonesia.

Pencabutan commercial hold oleh MPA dilakukan menyusul telah dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 90/PMK.011/2011 yang mengatur perubahan mendasar dalam sistem penghitungan bea masuk film impor dari sistem metrik menjadi durasi dan dari sistem tarif Ad Valerum menjadi Tarif Spesifik.

Sementara itu PMK No. 102/PMK.0112011, semakin memperkuat keyakinan major studio Hollywood untuk mengekspor filmnya ke Indonesia. PMK yang dimaksud mengatur tentang dasar nilai lain dalam pengenaan PPN dan PPH atas pemanfaatan film impor di dalam daerah pabean.

Sebagai pelaku usaha impor film, PT. Omega Film telah mendapatkan kepercayaan sebagai mitra major studio Hollywood yang tergabung dalam MPA untuk mengimpor empat film blockbuster dan dua diantaranya adalah:

1. Transformers: Dark of the Moon
2. Harry Potter and the Deathly Hallows Part-2

Diharapkan film-film yang telah lulus sensor tersebut di atas dapat mulai dipertunjukkan di bioskop-bioskop pada akhir bulan ini.

Hal lain yang juga disampaikan oleh Menbudpar bahwa selama periode Januari sampai Juli 2011, jumlah film impor mencapai 75 judul. Film-film tersebut diimpor oleh 9 (sembilan) perusahaan impor film yang aktif dan 65 peusahaan impor film yang terdaftar.

Label: , , ,

Pemeran "Sahibul Menara" Terpilih

Planet Hollywood Jakarta, 27 Juli 2011 - Setelah perjalanan panjang proses Csting dan Open Casting film Negeri 5 Menara, akhirnya terpilihlah 6 pemeran yang aikan menjadei Sahibul Menara di film Negeri 5 Menara yang akan tayang diawl tahun 2012 nanti.

Proses casting berjalan sejak awal April 2011 hingga Juni 2011 kemarin. Tidak kurang dari 2.000 peserta antusias mengikuti proses casting selama 3 bulan, yang juga dilakukan di 6 kota, yaitu Medan, Padang, Jakarta, Bandung, Surabaya dan Makasar.

Film Negeri 5 Menara merupakan adaptasi dari novel bestseller karya A. fuadi yang telah memenangkan berbagai penghargaan seperti Anugerah Pembaca Indoneisa dan nominasi Khatulistiwa Literary Award.

Para pemeran yang terpilih umumnya pemain baru yang nanti akan bermain bersama aktor-aktor senior Indonesia. Mereka adalah:

1. Gazza Zubizzaretha sebagai Alif
2. Ernest Samudera, sebagi Said (dri Open Casting di TB. Gramedia Depok)
3. Billy Sandi, sebagai Baso
4. Rizki Ramdani, sebagi Atang
5. Aris Adnanda Putra, sebagai Dulmadjid (dari Open Casting di TB Gramedia Surabaya)
6. Jiofani Lubis, sebagai Raja
7. Eriska Rein, sebagai Sarah
8. Meirayni Fauziah, sebagai Nissa

Menurut Casting Director, Shakti Harimurti, beberapa nama yang terpilih diatas ini sudah melalui proses yang ketat. "Karena film ini bermulai dari sebuah novel, pastinya harus ada penggambaran karakter yang tepat. Setelah menjalani proses screen test beberapa kali, merekalah yang pas untuk peran-peran tersebut." ujar Shakti.

Susunan keenam anak ini memang sangat unik karena memiliki latar belakang budaya yang berbeda seperti pada penggambaran pada Novel. Terlebih lagi, masing-masing harus mempunyai logat dari daerah asal mereka. "Untuk cas film Negeri 5 Menara ini, kami berusaha mengambil potensi talenta dari daerah-daerah yang memang sesuai dengan cedrita pada Novel" ujar Salman Aristo selaku salah satu Produser dan Penulis Skenario film ini. "Hal seperti ini penting, karena mereka punya keluwesan dan karakter khusus khas daerahnya masing-masing" tambahnya.

Terpilihnya pemeran "sahibul menara" ini membuat gembira A. Fuadi, penulis buku terlaris penerbit Gramedia Pustaka Utama dalam 37 tahun terakhir ini. "Alhamdulillah, saya bersyukur karena tim film berhasil menemukan fresh talent untuk sahibul menara. Semoga bakat-bakat baru ini bisa menjiwai "man jadda wajada" yang jadi spirit novel saya, Negeri 5 Menara," ujarnya antusias.

Mulai dari 05 Juli 2011, para peserta yang terpilih akan melakukan workshop akting dan reading untuk pendalaman karakter, pengadeganan dan latihan akting dasar lainnya. Proses syuting sendiri akan dimulai pada awal bulan Agustus 2011 hingga pertengahan September 2011.

Seperti apa hasilnya, kita tunggu acting mereka di Awal 2012, di film Negeri 5 Menara.

Label: ,