<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7808624031225959264\x26blogName\x3dInfo+InfoSinema\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://info-infosinema.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://info-infosinema.blogspot.com/\x26vt\x3d-5757315724398017633', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Minggu, 15 Januari 2012

Kafan Sundel Bolong Dari K2K Production


Produksi K2K Production - Produser KK Dheeraj - Sutradara Yoyok Dumpring - Para Pemain Arumi Bachsin, Aziz Gagap, Andreano Philip.

Platers Setiabudi Kuningan Jakarta, 16 Januari 2012 - Sebagai produser yang termasuk paling produktif (dalam tahun 2011 kemzrin mengedarkan 5 judul film). KK Dheeraj selalu berkreasi mencari ide dan inovasi baru untuk meramaikan dunia film. Dan inilah karya terbarunya, KAFAN SUNDEL BOLONG!

Di sini untuk pertama kalinya KK bekerja sama dengan Arumi Bachsin dan Aziz Gagap. Kenapa pilihannya jatuh kepada artis berdarah Palembang, Bengkulu, Jerman dan Belanda itu?

"Karena Arumi Bachsin cukup lama absen setelah kasus keluarganya baru sekarnag kemblai main film! Dan Arumi berani tampil beda dari sebelumnya, karena tampil sangat seksi!" KK yakin cewek cantik kelahiran Jakarta, 19 Feb ruari 1994, ini pasti sudah dikangeni para penggemarnya dan masyarakat luas, "Selama ini fans hanya melihat keseksian Arumi sesaat saja, tapi dalam KAFAN SUNDEL BOLONG, penonton disuguhi keseksian Arumi seutuhnya. Antaranya adengan Arumi menyatroni diskotik tempat dugem, di sini dia seksi banget! Pokoknya ada ada adegan berani dari Arumi!"

Khusus mengenai Azia Gagap, pelawak ini memang sedang naik daun. Kalau dalam film-film sebelumnya terkesan hanya dipasang sekadar sebagai tempelan lucu-lucuan belaka, kini ia didapuk jadi pemeran utama KAFAN SUNDEL BOLONG! Keruan Azis bermain habis-habisan!

Film ini juga sebagai tanda penghormatan KK bagi Ratu Horor mendiang Suzanna, "Masyarakat penggemar film Indonesia, termasuk saya adalah fans Suzanna yang dulu sering bermain film SUNDEL BOLONG. Dan film yang saya buat ini tidak hanya horor saja, tapi ada komedinya, bahkan segar dan asyik ditonton!"

Sinopsis
Angan-angan Deden (Aziz Gagap) untuk memiliki kekayaan dan dicintai Chery (Arumi Bachsin) membawanya ke dalam masalah rumit. Berawal dengan menemui dukun bernama Tante Sun yang memberi syarat sangat merepotkan termasuk mencuri kain kafan mayat yang belum semalam dikubur. Semua syarat bisa dilaksanakan namun tepat pada saat melaksanakan ritual justru Tante Sun meninggal!

Deden berhasil mendapatkan semua keinginannya namun hidupnya tak pernah tenang lagi karena Sundelbolong selalu membayangi untuk menagih imbalan, belum lagi hantu perampok yang menuntut uang hasil rampoknya yang ternyata menjadi sumber kekayaan Deden!

Waaah, betapa bingung dan takutnya Deden! Dia tak tahu apa yang harus dilakukannya...!
Bagaimana??? Tegang, Seru, sekaligus lucu dan dijamin segar.

Saksikan di bioskop pilihan mulai 26 Januari 2012!

Label: , , , ,

Minggu, 08 Januari 2012

Xia Aimei, Kehidupan Suram Di Sudut Ibukota

Plaza Indonesia XXI Jakarta, 5 Januari 2012 - Inilah film yang memotret kehidupan suram di sudut ibukota. Film berjudul Xia Aimei, ini secara detail telah memaparkan kepahitan hidup yang dialami Xixi, gadis cantik asal China dan sejumlah gadis cantik impor lainnya yang berasal dari berbagai penjuru Negara.

Film yang naskahnya ditulis oleh Alyandra. Toha Essa, dan Sally Anom Sari, itu merupakan karya perdana, sutradara muda berbakat Alyandra. Dalam filmnya itu, Alyandra mencoba mengulas tentang penjualan gadis-gadis belia (Trafficking) untuk dijadikan gadis penghibur di club mewah di Jakarta.

Yang menarik dari film Produksi Falcon Pictures ini, sang sutradara mampu mengangkat kisah trafficking dari sisi yang berbeda. Ditambah lagi, kisah Xia Aimei disuguhkan secara sederhana, sehingga penonton akan dengan udah mencerna isi film yang dibintangi oleh Franda, Ferry Salim, Olga Lidya, Samuel Rizal dan sejumlah pemain lainnya.

Film Xia Aimei menceritakan pahitnya hidup Xia Aimei (Franda). Jeratan utang keluarga, membawa Xia Aimei menceritakan pahitnya hidup Xia Aimei (Franda). Jeratan utang keluarga, membawa Xia Aimei, seorang gadis remaja asal desa kecil. Yangshuo Guangxi, China, terjebak trafficking. Ia dan beberapa gadis lainnya dijadikan perempuan penghibur di sebuah club mewah bernama Le Mansion, milik Jack yang diperankan oleh Ferry Salim. Di sana nama Xia Aimei kemudian diganti menjadi Xi Xi.

Suatu malam XiXi, dipaksa untuk melayani Bos Marun, seorang kepala gangster di Jakarta. Karena ingin mempertahankan kehormatannya, Xi Xi dengan nekat melukai Bos Marun hingga berdarah darah. Setelah itu, Xi Xi memberanikan diri, untuk kabur dari Le Mansion. Pada saat itulah, Xi Xi bertemu dengan AJ (Samuel Rizal), yang tidak sengaja sedang mengambil data yang tertinggal, di club malam tersebut.

AJ menemukan Xi Xi yang bersembunyi di jok belakang mobilnya. Pertemuan AJ dengan Xi Xi itulah yang membawa AJ terlibat langsung dalam pelarian Xi Xi. AJ ingin membantu Xi Xi pulang dan kabur dari jeratan Le Mansion.

Dengan berjalannya waktu, tumbuhlah benih cinta antara A.J dengan Xi Xi. Sampai suatu saat anak buah jack menemukan Xi Xi dan membawanya kembali ke Le Mension.

Dengan berjalannya waktu, tumbuhlah benih cinta antara A.J dengan Xi Xi. Sampai suatu saat anak buah Jack menemukan Xi Xi dan membawanya kembali ke Le Mension. A.J lantas meminta pertolongan Intel Imigrasi (Noorman Kamaru) yang ditemui saat sedang mengintai di Le Mension.

Adegan-adegan action mampu disajikan Alyandra tanpa menampilkan gambar yang menyeramkan, namun sangat mengena. Adegan percintaan juga mampu di tampilkan Alyandra dengan penuh romantika.

Walau jalan ceritanya sederhana, namun gambar-gambar yang disuguhkan begitu menarik hati. Pembuatan film ini, mengambil lokasi di dua Negara (China-Indonesia).

Film ini bisa dijadikan sebagai bahan perenungan untuk menyambut tahun baru Imlek yang jatuh pada bulan Januari 2012 dan Xia Aimei mulai tayang di bioskop di seluruh Indonesia pada tanggal 12 Januari 2012.

Sinopsis
Jeratan utang keluarga membawa Xia Aimei (Franda), seorang gadis remaja asal desa kecil, Yangshuo Guangxi, China terjebak trafficking. Ia dan beberapa gadis lain dibawa ke jakarta untuk menjadi perempuan penghibur di sebuah club mewah bernama Le Mansion. Di sana nama Xia Aimei diubah menjadi Xi Xi.

Le Mansion memang bukan club mewah biasa. Club milik Jack (Ferry Salim) ini telah lama menjadi tempat prostitusi terselubung yang sering membawa perempuan asal China dan Uzbekistan untuk menjadi perempuan penghibur VIP di sana. Salah satunya adalah Xi Xi.

Suatu malam Xi Xi dipaksa melayani Bos Marun, salah satu kepala gangster di Jakarta. Karena takut Xi Xi, Xi Xi panik dan melukai Bos Marun dan karena takut ia pun kabur dari Le Mansion. Pada saat itulah Xi Xi bertemu dengan AJ Park (Samuel Rizal).

AJ Park adalah seorang cameraman underwater Indonesia mempunyai sedikit keturunan darah Korea yang sudah bekerja selama 5 tahun di Discovery Underworld Internatiohnal (D.U.I). Pada after party sebuah proyek penyelaman, AJ Park, Timun (Gilang Dirgahari) sahabatnya Kapten Rover dan Baddi pergi ke Le Mansion. AJ Park yang merasa tidak nyaman dan risih dengan Le Mansion memutuskan untuk menunggu di luar dan bertemu dengan Intel Imigrasi (Briptu Norman) yang sedang telah lama melakukan penyelidikan terhadap Le Mansion yang dicurigai melakukan human trafficking.

Tiba-tiba sesuatu terjadi di dalam Le Mansion, suasana pun menjadi kacau dan Timun tidak sengaja meninggalkan data penting pekerjaan mereka di bar Le Mansion. Mereka pun kembali untuk mengambil data yang tertinggal. Pada saat itulah AJ Park menemukan Xi Xi yang bersembunyi di jok belakang mobilnya. Pertemuan AJ Park dengan Xi Xi itulah yang membawa AJ Park terlibat dalam pelarian Xi Xi. AJ Park ingin membantu Xi Xi. AJ Park ingin membantu Xi Xi kabur dari jeratan Le Mansion.

Akankah usaha kabur Xi Xi dan AJ Park ini membawa mereka ke dalam bahaya yang lebih besar lagi?

Label: , , ,

Catatan Produksi Film Mother Keder

Judul Mother Keder, Emakku Ajaib Bener - Jenis Film Drama, Komedi - Pemain Ira Maya Sopha, Qory Sandioriva, Jill Gladys, Pong Hardjatmo, Zahra Nurani, Yoga Prasetya, Yati Surachman, Athoy Herlambang - Sutradara Eko Nobel - Penulis Viyanthi Silvana Kosasih, Reka Wijaya - Produser Dede Gracia, Kurnia Sari - Produksi Visi Lintas Film - Rilis 12 Januari 2012.

FCone Fx Mall Sudirman Jakarta, 5 Januari 2012 - Catatan Sutradara: "Saya bertemu Vivi (Viyanthi Silvana) saat dia sempat menjadi host acara televisi saya "Griya Inspirasi". Since then, we used to talk for hours on the phone about anything, termasuk curhat dia soal keluarganya yang "ajaib". Kami bertemu lagi suatu saat di tahun 2007 setelah tidak saling kontak selama kurang lebih 3 tahun. Vivi memperlihatkan draft buku "Mother Keder", tentang "keajaiban" itu, untuk saya beri komentar, dan saat itu saya meminta ijin Vivi untuk menjadikan buku itu film dan TV Sitcom. Akhirnya, pada akhir tayhun 20110, Dede Gracia - Visi Lintas Film, merencanakan untuk merealisasikannya menjadi layar lebar".

Persamaan visi dan persepsi membuat saya mempercayakan penulisan skenario film ini pada Reka Wijatya. Kesulitan proses adaptasi cerita ini adalah membuat suatu alur cerita yang linier dengan memasukkan sketsa-sketsa cerita dan komedi dari buku yang lebih mirip sketsa sitcom, dan saya yakin, Reka Wijaya sudah cukup jungkir balik selama proses penulisan skenario ini.

Film ini bercerita tentang keluarga, tentang ibu, ayah dan anak-anaknya yang walaupun seringkali jauh dari sempurna, in the end, keluarga adalah segalanya, Seperti komen Sitta Karina tentang buku "Mother Keder": "Baca tulisan Vivi bikin kita sadar bahwa surga (memang) ada di telapak kaki ibu...in a funky way!". Film ini juga bercerita tentang keberanian untuk jujur dan menjadi seseorang yang berani tampil beda.

Karakter yang "ajaib", cerita yang "ajaib, dikerjakan oleh kru film yang "ajaib", dimainkan oleh pemeran-pemeran yang "ajaib", mudah-mudahan yang nonton juga berubah jadi "ajaib".

Catatan Produksi:

Ketika pertama kali Eko Nobel mengajukan buku tersebut, Dede Garcia langsung tertarik dan memutuskan untuk memfilmkannya, ia melihat ada potensi yang akan menjadikan film ini berbeda dengan drama komedi bertema keluarga lainnya dan bisa memberikan perspektif baru. "Selain menghibur, dari cerita ini kita dapat bercermin kepada keluarga masing-masing, Ada sesuatu yang meningatkan bahwa sejelek-jeleknya ibu kita, mereka pasti berusaha memberikan yang terbaik, meskipun terkadang tidak sesuai caranya dengan apa yang kita inginkan."

Sempat mengalami hambatan ketika mencari seorang penulis skenario yang tepat dalam hal pengembangan cerita yang diambil dari buku Mother Keder itu sendiri dan sesuai waktunya dengan produksi kami, sampai akhirnya kami bisa bekerja sama dengan Reka Wijaya. Setelah itu, dilanjutkan perekrutan pemain, kru, hingga pencarian lokasi yang memakan waktu enam minggu. Proses shooting memakan waktu 14 hari yang melibatkan 80 orang - termasuk kru dan pemain.

Penentuan lokasi yang diambil di daerah Jakarta dan Tangerang pun dilakukan dengan penuh perhitungan. Bahkan hingga 20 kandidat rumah ditolak karena tidak sesuai dengan kriteria yang Eko cari. "Buat saya, lokasi bukan hanya sekedar lokasi. Jika tidak memiliki soul, kita tidak bisa mendapatkan gambar yang sempurna. Adegan adalah adegan, tapi yang diinginkan adalah gambar yang berbicara dan berkarakter." jelasnya. Ia juga memilih Universitas Multimedia Nusantara menjadi salah satu lokasi syuting karena dapat digunakan untuk berbagai macam set di sana.

Tantangan lain, menurut Eko adalah ketika melakukan pemilihan pemainnya agar sesuai dengan karakter aslinya. "Sayangnya kita tidak bisa bertemu dengan keluarganya secara keseluruhan untuk mengeksplorasi karakter karena kesibukan mereka. Jadi, kita membuat film ini berdasarkan persepi orang yang mengenal keluarga Vivi," cerita Eko.

Qory Sandioriva dipercaya sebagai pemeran Vivi, anak pertama dari keluarga Kosasih. Dara cantik kelahiran Jakarta, 17  Agustus 1991 dan pernah terpilih sebagai Putri Indonesia tahun 2009 ini dianggap sangat cocok dengan peran tersebut. Namun untuk menjadi sosok Vivi, Qory pada awalnya sempat merasa terbebani. Apalagi peran yang dimainkan adalah karakter sungguhan di dunia nyata.

"Saya sempat menangis ketika akan memerankan Vivi. Karena saya merasa apa yang kita mainkan itu harus memakai rasa." Untuk mendalami karakternya, ia banyak berdiskusi dengan sutradara dan lawan mainnya di film ini, ia pun bertemu dengan Vivi yang asli untuk mengeksplorasi bagaimana sifat hingga gerak tubuhnya secara detil.

Meski film Mother Keder ini adalah film pertamanya sebagai pemeran utama, Qory mampu membuat produser dan sutradara terkesan. "Secara fisik Qory dan Vivi memang berbeda. Saya melihatnya dia natural, tidak ada beban ketika harus berakting seperti apa adanya. Bhkan Eko Nobel bilang: Qoryis my Vivi," ungkap Dede.

Untuk peran Mami atau Ibu Kosasih yang merupakan tokoh sentral dalam film ini. Eko memercayakannya kepada aktris senior Ira Maya Sopha. Eko menilai sosok Ira sanga pas dengan karakter aslinya. "Secara fisik harus 'bundar' sesuai gambaran karakter yang sebenarnya. Yang kedua dia punya penggemar dan bisa menjual. Dan yang paling utama, saya ingin sang pemain bisa bertrasformasi menjadi karakter yang dimainkannya itu. Bukan hanya sekedar akting."

Meski Ira adalah salah satu aktris senior, ia menemukan tantangan baru di film ini yaitu melakukan pengambilan gambar secara mobile. "Rasanya bangga sekali seperti film-film Hollywood. Tapi capeknya luar biasa." Ia bersama Qory dan Jill berada di dalam mobil dan dilepasdengan kamera sendiri, sementara mobil itu tidak bisa menampung banyak orang. "Jadi saya, Qory, dan Jill menjadi pemain sekaligus sutradara. Pokoknya seru-seruan di sana," ungkap Ira seraya tertawa.

Tidak hanya pada cerita film, hubungan antar pemain dan tim produksi pun terjalin erat layaknya seperti sebuah keluarga, bahkan hingga saat ini. "Masalah hanya terjadi di hari terakhir yaitu saat kita harus berpisah dan kangen satu sama lain," kata Jill, pemeran Dinda.

Label: , , , ,

Ummi Aminah, Ummi yang Amanah

PPHUI Kuningn Jakarta, 22 Desember 2011 - Dari tal-linenya sudah jelas pesan dan semangat film Ummi Aminah. Tanpa resetu seorang ibu, jangan pula berharap Allah merestui setiap langkah manusia dalam hidup. Restu Ummi adalah harapan setiap anak. Ummi menjadi sosok ibu panutan bagi anak-anaknya. Ummi Aminah juga seorang ustadzah sejuta umat, ceramahnya begitu dinanti, syiar agamanya sangat menyejukkan.

Namun, ummi yang memiliki tujuh anak, limbung saat dihadapkan pada masalah anak-anaknya. "Ceramah Ummi selalu menganjurkan kebaikan. Tapi anak-anak Ummi, tidak baik!" Ungkapan yang sangat manusiawi dari seorang ibu ketika menghadapi masalah. Ummi bahkan mulai ditinggalkan jamaahnya. Nah, apakah Ummi Aminah menyerah kalah, ini yang menjadi daya pikat film Ummi Aminah!

Masalah ummi adalah masalah yang dihadapi kebanyakn masyarakat - khususnya para ibu - di Indonesia. Ummi Aminah bukanlah sosok perempuan super yang bisa menyelesaikan masalah begitu saja. Ummi sempat gagal dalam perkawinannya, ummi juga kesulitan mengawal moral anak-anaknya. Padahal sebagai ustadzah, Ummi selalu menjadi solusi moral bagi jamaahnya.

Film Ummi Aminah sangatlah inspiratif dan mengedukasi. MVP Pictures berharap keluarga-keluarga Indonesia datang berbondong-bondong menyaksikan potret keluarga Indonesia. Pesan moralnya sangat kuat.

MVP Pictures menjadikan film UMMI Aminah sebagai film Indonesia pertama yang akan dirilis tahun 2012.

Sangatlah dibutuhkan dukungan dari siapaun agar film Ummi Aminah bisa disaksikan banyak penonton. sukses film UMMI Aminah juga akan mendorong kegairahan produksi film Indonesia, serta mampu mengajak penonton film kembali ke gedung bioskop. Ummi Aminah sangatlah menghibur. Bila diumpamakan, baik roller coaster, ada tawa, sedih, gundah, ragu, juga menyentuh, menjadi sajian memikat bagi penonton.

Ummi Aminah sebagai film drama religi keluarga didukung bintang-bintang yang mampu menghidupkan karakter. Film ini tidak ubahnya sebuah ensembel tokoh dan karakter. Semua pemainnya adalah bintang populer dan artis berkarakter, shingga menjadikan Ummi Aminah tidak saja menarik dari sisi cerita.

Ummi Aminah juga menjadi catatan tersendiri bagi MVP Pictures. Ia merupakan film produksi ke-31, setelah sebelumnya MVP Pictures merilis film Sang Pencerah yang menjadi film terlaris di tahaun 2010. Sang pencerah juga menjadi film Terbaik Festival Film Bandung (FFB) 2010. Dan Ummi Aminah juga ditangai sutradra berbakat, Aditya Gumay yang juga merupakan sutradara film Emak Naik Haji - film Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2009. Ummi Aminah menjadi film menarik dengan tawaran tema cerita yang sangat berbeda dan sungguh unik.




Sinopsis
ummi Aminah (Nani Wijaya), ustadzah 68 tahun memiliki jamaah setia mencapai ribuan. Kemana pun ia ceramah, masjid selalu penuh. Padahal, ia tak pernah minta bayaran atas pekerjaannya. ummi Aminah adalah ustadzah idola.

Ummi memiliki tujuh anak. Dari perkawinan pertamanya yang gagal, Ummi dikaruniai dua anak - Umar (Gatot Brajamusti) - beristrikan Risama (Yessy Gusman). Risama adalah gambaran menantu yang selalu sinis dan tak memiliki relasi harmonis dengan keluarga Ummi. Risma selalu khawatir, keluarga Umr akan memanfaatkan kekayaan mereka. Ini yang membuat Umar kerap emosi hingga mengancam akan menceraikan Risma.

Aisyah (Cahya Kamila), anak kedua Ummi, seorang ibu rumah tangga yang bersuamaikan Hasan (Budi Chaerul), pegawai negeri golongan menengah dengan dua anak yang masih kecil.

Dari suami keduanya - Abah (Rasyid Karim0 - Ummi memiliki lima orang anak lagi: zarika (Paramitha Rusadi0, Zainal (Ali Zainal), Zubaidah (Genta Windi), Zidan (Ruben Onsu) dan Ziah (Zee Zee Shahab).

Zarika, seorang wanita karir sukses yang was-was dengan usianya, ia belum punya jodoh. Zarika memiliki hubungan khusus dengan bawahannya - Ivn (Temmy Rahadi) yang sudah beristri, namanya Dewi (Elma Theana). Di jejring sosial, Zarika menjadi bulan-bulanan, ia dituduh sebagai prempuan perebut suami orang. Ummi marah besar dan merasa malu. Ia minta Zarika mengakhiri hubungan mereka.

Istri Zainal, Rini (Revalina S Temat) tengah mengadung anak kedua. Mereka masih menumpang di rumah Ummi. Kerja Zainal hanya menyopiri Ummi ke berbagai tempat ceramahnya. Untuk menambah penghasilan, Zainal mencoba jualan sepatu di tempat-tempat Ummi ceramah. Malang baginya, Zainal dimanfaatkan teman bisnisnya sebagai kurir narkoba. Penagkapan Zainal disaksikan jemaah Ummi. Berita pun menyebar, Ummi hanya bisa pasrah ketika semua tempat-tempat pengajian membatalkan undangan ceramah.

Bukan hanya persoalan Risma, Zarika dan Zainal, maslah Zidan juga membuat Ummi harus lebih tawakal. Abah masih sulit menerima keadaan Zidan yang sifatnya serperti perempuan. Sementara Zubaidah merasa tak pernah diperhatikan Ummi. Pendidikannya rendah, Zubaidah merasa tidak dipercaya Ummi sebagai asisten ustadzah kondang. Persoalan keluarga Ummi makin menggunng ketika Abah tertipu bisnis jual-beli tanah kontrkan.

Semua rangkain peristiwa memukul hati Ummi. Ummi memutuskan berhenti sebagai penceramah.

Saksikan mulai 5 Januari 2012.

Label: , , , ,

My Blackberry Girlfriend

Judul My Blackberry Girelfriend - Jenis Film Drama - Pemain Luna Maya, Fathir Muchtar, Hardy Fadillah, Keith Foo - Sutradara Finod Purwono HW - Penulis Titien Wattimena - Produser Gope Samtani - Produkis Rapi Films.

Menutup tahun 2011 ini Rapi Films memproduki film berjudul “MY BLACKBERRY GIRLFRIEND” karya sutradara Findo Purwono. Film ini diangkat dari sebuah novel best seller tahun 2010 karya Agnes Davonar dengan judul yang sama.

My Blackberry Girlfriend menceritakan tentang seorang pria bernama Martin, karena membeli Blackberry bekas ia harus berjumpa dengan Angel. Kehidupannyapun berubah hingga ia jatuh cinta.

Pemain dalam film ini diperankan oleh Luna Maya dan Fathir Muchtar. Untuk pemilihan pemain, Rapi Films memilih Luna Maya karena ia yang dapat memerankan Angel secara sempurna dan kembalinya ia didunia film. Dan Martin diperankan oleh Fathir Muchtar.

Proses shooting memakan waktu 14 hari dan berlokasi di Jakarta, Anyer dan Singapore.

SINOPSIS

Martin melalui blackberry bekas yang dibelinya berkenalan dengan seorang perempuan cantik bernama Angel. Angel yang sebenarnya mencari pemilik blackberry sebelumnya. melampiaskan ketidakpuasan karena tak berhasil menemukan orang yang ia cari, kepada Martin.

Angel kemudian mengisi hari- hari Martin dengan segala tingkah laku dan permintaan yang sebenarnya sangat menyusahkan.

Hari hari Martin disibukkan dengan mengurus Angel mulai dari menemaninya makan, ditemani belanja dan semua Martin yang bayarin.

Dari luar, Martin dan Angel tampak seperti pasangan kekasih. Pasangan yang lucu dan kocak. Martin selalu dijadikan bulan-bulanan dan korban ‘kekejaman’ Angel. Walau sering mengeluh, toh Martin tak pernah menolak permintaan Angel yang kadang keterlaluan dan mengada-ada. Martin diam-diam menikmati setiap detiknya bersama Angel, dan menjadi sangat melindungi Angel.

Perlahan tapi pasti Martin jatuh cinta, namun ia tak pernah mengatakannya. Angel juga tak menunjukkan tanda-tanda cinta, atau mengucapkannya. Hubungan mereka tetap berlangsung seperti itu – tanpa status.

Suatu hari, Martin menyadari bahwa ternyata Angel hamil. Setelah itu Angel tak pernah menghubungi Martin lagi. Puluhan pesan Martin tak dibalas. Dan Angel pun menghilang begitu saja. Sampai suatu ketika datanglah sebuah surat ke Martin. From your Blackberry Girl....

Saksikan MY BLACKBERRY GIRLFRIEND mulai 29 November 2011.

Label: , ,

Tentang Musibah Dan Mukjijatnya

Hafalan Shalat DELISA
Tsunami merenggut segalanya, kecuali senyumannya…

Catatan Produser (Chand Parwez Servia)

TENTANG MUSIBAH DAN MUKJIZATNYA

Lebih dari 2 tahun lalu, pertama kalinya direkomendasi banyak orang termasuk ponakan-ponakan tentang novel Hafalan Shalat DELISA. Kemudian seorang dari mereka memberi novel miliknya, dan membaca novel ini sungguh pengalaman istimewa. Begitu indah dan penuh kehangatan yang menyejukkan di awal ceritera, ilustrasi tentang keluarga Delisa sangatlah ideal. Hingga peristiwa tsunami 26 Desember 2004 terjadi, musibah tersebut seakan menjadi peringatan atas kebesaran Allah SWT, tetapi sebagaimana surat Al-Insyirah yang dibacakan oleh seorang Ibu korban tsunami ketika Delisa baru sadar dari pingsan berhari-hari, menyadarkan kita bahwa ‘sesungguhnya dalam kesukaran ada kemudahan’, bahkan Delisa yang kehilangan sebelah kakinya masih tersenyum bahagia karena sebelah kakinya yang lain bisa digerakkan. Beberapa bagian novel ini, membuat sesak rongga dada, hingga air mata tak lagi terbendung. Apabila ditanya kesulitan terbesar menuntaskan novel yang habis dibaca dalam 1 hari ini, adalah menata haru dan menyembunyikan air mata.

Segeralah saya jatuh cinta pada novel ini, ternyata Sony Gaokasak sahabat saya seorang sutradara yang telaten akan mengerjakan film dari novel yang telah dibeli oleh perusahaan lain. Tetapi, segala hal terjadi karena kehendak Yang Maha Kuasa, sehingga akhirnya novel dan segenap tim yang telah sangat mencintai Hafalan Shalat DELISA datang ke Starvision, dan mulailah persiapan dilakukan untuk merealisasikan kisah penuh inspirasi yang wajib untuk jadi tontonan keluarga Indonesia ini. Memang bukanlah hal baru bagi Starvision untuk mengangkat novel ke layar lebar, sedikitnya sudah ada 3 judul film diproduksi dari novel, tetapi biasanya novel yang diangkat lebih karena dirasakan bagus dan perlu ada sebagai tontonan. Berbeda dengan Hafalan Shalat DELISA disamping bagus dan kuat pesannya, juga novel ini best seller – terlaris dari karya Tere Liye, dan novel ini telah dikenal secara Internasional, mengangkat kisah inspiratif tentang keluarga dalam isu besar tsunami. Insya Allah, dengan keseriusan segenap tim kreatif film ini; Armantono – penulis skenario, Sony Gaokasak – sutradara, Bambang Supriadi – penata kamera, Frans XR Paat – penata artistik, Cesa David Luckmansyah dan Ryan Purwoko – editor, Tya Subiakto Satrio – penata musik, Khikmawan ‘Kiki’ Santosa – penata suara, serta tim CGI dari Geppetto yang telah bekerja sepenuh hati juga kecintaan, menjadikan film ini seistimewa novelnya, dan penting disaksikan segenap keluarga mengenang 7 tahun tsunami Aceh. Hafalan Shalat DELISA bicara tentang kebangkitan serta kebersamaan saat musibah, dan ketika berbagai mukjizat terjadi. Siap beredar dengan kebanggaan 22 Desember 2011 di seluruh bioskop di Indonesia. Alhamdulillah, dan terima kasih bagi semua yang telah memungkinkan film ini ada.

Catatan Sutradara (Sony Gaokasak)

Karya film Starvision telah terbukti meraih sukses dengan film-film yang kaya akan keragaman temanya, kini Starvision membuktikan lagi eksistensinya di dunia perfilman Indonesia dengan film terbarunya yang dilatar belakangi kejadian tsunami di Aceh tahun 2004. Sebuah film menyentuh yang mengusung tema tentang KEHILANGAN yang MENGUATKAN. Film berjudul Hafalan Shalat DELISA ini diangkat dari novel terlaris karya Tere Liye dengan judul yang sama. Novel yang telah menggugah hati jutaan pembaca Tanah Air dan negara-negara lain itulah yang menjadi dasar pemikiran untuk segera memfilmkan novel Hafalan Shalat DELISA.

KISAH BESAR YANG MENGINSPIRASI

Kisah Hafalan Shalat DELISA berangkat dari keutuhan penuh kebahagiaan sebuah keluarga sebagai ilustrasi yang serta merta terenggut oleh peristiwa tsunami Aceh, diwakili oleh sosok anak perempuan 7 tahun, DELISA yang harus berdamai dengan kehilangan demi kehilangan yang harus dihadapinya.

Mengingat tsunami adalah peristiwa dunia yang besar, perlu pertimbangan matang arah dan pembawaan cerita yang novelnya mengharu biru ini, butuh kehati-hatian dalam penulisan skenarionya. Akhirnya diputuskan untuk tidak menonjolkan kekuatan musibah atau bencana tsunami semata, tapi kekuatan besar CINTA pada keluarga, cinta pada sesama dan cinta pada alam semesta yang dilandasi ikhlas karena Allah SWT, sang Pencipta, itulah esensi film Hafalan Shalat DELISA.

DELISA hanyalah seorang anak kecil yang sudah kehilangan ibu, 3 saudara, bahkan satu kakinya, tapi dengan segala keadaannya yang miris tetap bisa tersenyum, sehingga secara tidak disadari telah menjadi sinar yang memberikan kehangatan dan kekuatan pada orang – orang di sekitarnya.

FILM YANG INDAH, MENGHANYUTKAN DAN MENGUATKAN

Hafalan Shalat DELISA sebagai film dengan kekuatan tema yang besar, membutuhkan proses produksi dengan persiapan yang cukup lama, lebih dari 2 tahun, usaha dan perjuangan yang besar menyertai segenap tim, tetapi semua dilalui penuh keikhlasan, karena keyakinan atas pesan besar dan penting yang hendak disampaikan melalui film ini. Dimulai dari pencarian lokasi shooting dan perencanaan desain produksi ideal, dilanjutkan pencarian pemeran tokoh Delisa, Ummi, Abi dan lain-lainnya membutuhkan proses yang panjang hingga sampai produksi dimulai, Allah SWT seperti menghadirkan komposisi pemain yang sesuai dengan keinginan yang selama ini diperjuangkan. Dengan segala kepolosannya Delisa (Chantiq Schagerl) seakan hadir dengan nyata bersama orang-orang yang dicintainya, bersama emosi kita sebagai penontonnya.

Dalam usaha pencapaian mood visualisasi dibutuhkan penciptaan ruang dengan pilihan lokasi yang mampu mewakili tuntutan imajinasi cerita. Komposisi lokasi 80% outdoor dan 20% indoor, serta pengadegan yang ditunjang dengan sudut dan teknis pengambilan gambar yang maksimal mampu menggambarkan 3 (tiga) fase besar yang menjadi latar film ini.

- Fase keindahan, sebelum datangnya tsunami.
- Fase kehancuran yang menghanyutkan, saat datangnya tsunami.
- Fase yang menguatkan, saat Delisa dan orang-orang di sekitarnya kembali mendapatkan kekuatan Cinta.

Sumbangsih tim CGI (Computer Generated Imagery) dari Geppeto cukup berhasil menampilkan situasi chaos paska tsunami Aceh 7 tahun lalu.

SEMUA KARENA ALLAH

Akhirnya film Hafalan Shalat DELISA diproduksi dengan kekutan cinta karena Allah SWT. Selama proses produksi film ini berbagai ujian dan hambatan harus dihadapi. Alhamdulillah, semuanya dapat dilewati seiring dengan usaha untuk belajar tentang arti sebuah PERJUANGAN, KESABARAN dan KEIKHLASAN sebagaimana esensi penuh inspirasi dalam film Hafalan Shalat DELISA.

Semoga karya ini juga mampu mengispirasi seluruh masyarakat penonton film ini……AAMIIN.

Untuk mengenang peristiwa tsunami Aceh dengan korban ratusan ribu saudara kita, beredar di bioskop seluruh tanah air mulai 22 Desember 2011.

Catatan Penulis Novel (Tere Liye)

Hafalan Shalat DELISA adalah novel tentang kasih-sayang keluarga. Tentang seorang gadis kecil, berusia tujuh tahun yang kehilangan segalanya, kecuali senyumannya. Tentang seorang gadis kecil yang belajar arti kata ihklas—dan orang dewasa yang belajar kata tersebut dari keriangan si kecil Delisa.

Novel ini ditulis spesial untuk mengenang peristiwa besar, tsunami, pada tahun 2004. Ketika hampir 100.000 orang dilaporkan meninggal, dan puluhan ribu lainnya dinyatakan hilang bahkan hingga saat ini. Keluarga tercerai-berai, anak-anak menjadi yatim-piatu, kakak-adik terputus hilang kontak, harta benda lenyap, kenangan fisik terhapus, foto, rumah, nisan, ketika seluruh kemanusiaan kita dipanggil.

Saya menulis novel ini dengan segenap keyakinan, bahwa, dengan semua hal ‘menyakitkan’ tersebut, dengan kejadian yang berhasil membuat sesak penonton televisi selama berminggu-minggu, masih tersimpan pesan hidup yang luhur. Saya menulis dengan keyakinan yang kokoh, bahwa, kita bisa mengenang kejadian besar tersebut dari senyuman Delisa yang menawan. Kanak-kanak yang tetap bermain, berlari, sok tahu, nakal, suka nyeletuk dan tabiat kebanyakan anak-anak pada umumnya.

Novel ini ditulis dengan lansekap lintas budaya, bangsa bahkan agama. Kejadian tsunami dengan korban terbesar dalam sejarah itu telah memanggil begitu banyak orang dari segala penjuru dunia. Maka karakter, tempat, bahkan nuansa dalam cerita juga kaya dengan keberagaman. Tidak hanya tetangga dekat rumah yang baik, tetapi juga tetangga dari kapal induk yang peduli. Bukan sekadar guru mengaji yang bijak, tapi prajurit marinir dari negeri jauh yang menghibur.

Pada akhirnya, melalui novel yang telah dicetak ulang hingga 15X, diterjemahkan dan diterbitkan di negara lain, kita belajar banyak dari Delisa, kanak-kanak yang riang meski kehilangan banyak hal. Kanak-kanak yang mampu bilang, ‘Ummi, Delisa cinta Ummi karena Allah’—meskipun kalimat itu demi hadiah sebatang cokelat dari guru mengajinya. Kanak-kanak yang tetap tersenyum, apapun yang terjadi. Kita sungguh selalu dapat belajar banyak dari kehidupan anak-anak.

Catatan Pemain (Nirina Zubir)

Pada saat Chand Parwez menghubungi untuk ikut serta berperan sebagai Ummi Salamah yang telah mempunyai 4 anak dalam film Hafalan Shalat DELISA, sempat bimbang. Dengan bijak Pak Parwez menyampaikan bahwa beliau tetap senang dengan keputusan yang akan aku ambil. Akhirnya setelah berdiskusi dengan suami tercinta, segeralah aku menerima tawaran ini, karena novel Hafalan Shalat DELISA adalah novel inspiratif dan bagus. Setelah membaca skenario yang membuat airmata terus menerus basah, semakin mantaplah keputusan ini, sehingga pecahlah rekor di 2011 aku bermain 3 judul di film produksi Starvision (: Purple Love, Get Married 3 dan Hafalan Shalat DELISA), kesemuanya mempunyai tantangan peran yang berbeda, tapi selalu terbantu oleh skenario yang baik serta desain produksi yang jelas.

Awalnya terpikir bahwa akan shooting ke Aceh, dan sempat jadi pertanyaan apakah nyaman apabila tim produksi menciptakan kembali set paska bencana di Aceh, apakah ini tidak menorehkan kembali kepedihan lama…? Rupanya hal ini telah dipertimbangkan oleh Starvision serta segenap crew Hafalan Shalat DELISA dengan memindahkan lokasi utama desa pesisir Aceh, Lhok Nga ke Ujung Genteng di Sukabumi Selatan dan Aceh diambil secara khusus gambarnya untuk establish eksterior. Tapi, Ya Allah malah lokasi di Ujung Genteng nan indah ini 8 jam perjalanan darat, dan tentunya lebih cepat ke Aceh yang bisa ditempuh dengan naik pesawat. Belum lagi lokasi ini relatif masih perawan, sehingga jauh dari kenyamanan shooting sebagaimana biasanya dengan Starvision. Untungnya, dengan kesabaran sutradara (Sony Gaokasak) serta segenap tim-nya, khususnya dalam menata mood pemain anak-anak yang diantaranya baru pertama kali bermain di film, semuanya bisa dilalui dengan menyenangkan. Apalagi peranan penata artistik yang menyulap area pantai indah jadi porak poranda paska tsunami. Jadi apalagi yang diragukan, film Hafalan Shalat DELISA wajib ditonton oleh ibu, bapak, kakek, nenek, dan anak-anak, mulai beredar di hari Ibu 22 Desember 2011.

Sinopsis

Delisa (Chantiq Schagerl) gadis kecil kebanyakan yang periang, tinggal di Lhok Nga desa kecil di pantai Aceh, mempunyai hidup yang indah. Sebagai anak bungsu dari keluarga Abi Usman (Reza Rahadian), Delisa kerap bermanja pada ibu dan kakak-kakaknya selagi ayahnya bertugas di sebuah kapal tanker perusahaan minyak Internasional. Delisa sangat dekat dengan ibunya yang dia panggil Ummi (Nirina Zubir), serta ketiga kakaknya yaitu Fatimah (Ghina Salsabila), dan si kembar Aisyah (Reska Tania Apriadi) dan Zahra (Riska Tania Apriadi).

Delisa menghabiskan hari-harinya di Lhok Nga dengan bersekolah, bermain bola, dan belajar mengaji di Meunasah, seperti kebanyakan anak-anak muslim lain di usianya, Delisa sedang berkutat menghafal bacaan shalat untuk ujian praktek shalat, yang lazim dilakukan di sana. Semua kakak-kakak Delisa sudah melewati ujian tersebut, dan setiap kali seorang anak lulus ujian praktek sholat, Ummi akan memberikan hadiah berupa seuntai kalung yang dibeli dari Koh Acan (Joe P Project) yang menetapkan setengah harga apabila untuk hadiah hafalan shalat. Hanya kalung dengan bandul huruf D itu saja yang ada di dalam pikiran Delisa dan kalung itu yang membuat Delisa giat belajar menghafalkan bacaan sholatnya. Kalung berinisial D untuk Delisa ini membuat Aisyah yang kerap menggoda Delisa iri.

26 Desember 2004, Delisa bersama Ummi sedang bersiap menuju ujian praktek shalat ketika tiba-tiba terjadi gempa. Gempa yang cukup membuat ibu dan kakak-kakak Delisa ketakutan. Namun Delisa masih terlalu kecil untuk takut kepada gempa. Apalagi dia tak henti-hentinya membayangkan kalung yang akan menjadi miliknya setelah dia melakukan ujian praktek sholatnya. Delisa ditemani Ummi bersama teman-teman lainnya menunggu ujian praktek shalat dengan berdebar-debar. Tapi Delisa tak bisa menyelesaikan ujian praktek shalatnya, karena tiba-tiba tsunami menghantam, menggulung desa kecil mereka, menggulung sekolah mereka, dan menggulung tubuh kecil Delisa serta ratusan ribu lainnya di Aceh serta berbagai pelosok pantai di Asia Tenggara.

Tsunami meluluh lantakkan Aceh, dunia terpaku dengan bencana ini. Bantuan segera mengalir ke Aceh, termasuk kapal induk Amerika yang membawa Prajurit Smith (Mike Lewis) dan relawan mancanegara diantaranya Suster Sophie (Loide Christina Teixeira) berdatangan ke Aceh untuk membantu evakuasi korban dan perawatan. Abi Usman yang segera pulang begitu mendengar kabar soal tsunami, mendapatkan kabar Fatimah telah tiada, juga Aisyah dan Zahra yang ditemukan berpelukan. Ummi dan Delisa tak tentu rimbanya.

Delisa berhasil diselamatkan Prajurit Smith, setelah berhari-hari pingsan di cadas bukit. Sayangnya luka parah membuat kaki kanan Delisa harus diamputasi. Penderitaan Delisa menarik iba banyak orang. Prajurit Smith sempat ingin mengadopsi Delisa bila dia sebatang kara, tapi Abi Usman berhasil menemukan Delisa. Delisa bahagia berkumpul lagi dengan ayahnya, walaupun sedih mendengar kabar ketiga kakaknya telah pergi ke surga, dan Ummi belum ketahuan ada di mana.

Delisa bangkit, di tengah rasa sedih akibat kehilangan, di tengah rasa putus asa yang mendera Abi Usman dan juga orang-orang Aceh lainnya, Delisa telah menjadi malaikat kecil yang membagikan tawa di setiap kehadirannya. Walaupun terasa berat, Delisa telah mengajarkan bagaimana kesedihan bisa menjadi kekuatan untuk tetap bertahan. Walau air mata rasanya tak ingin berhenti mengalir, tapi Delisa mencoba memahami apa itu ikhlas, mengerjakan sesuatu tanpa mengharap balasan. Tak lagi mengharapkan kalung bila dia berhasil lulus ujian hafalan dan praktek shalatnya, semata agar bisa mendoakan keluarganya serta sekian banyak orang yang telah pergi. Mungkin terlalu berat untuk anak seusianya, namun Delisa tak pernah berhenti mencoba, sambil di sudut hatinya terus berdoa agar bisa bertemu lagi dengan Ummi, ikhlas untuk menjadi anak yang baik dan dibanggakan, dan untuk melepaskan rindu yang tertunda.

‘Delisa cinta Ummi karena Allah’.


Pemain dan Crew

UMMI SALAMAH - NIRINA ZUBIR
ABI USMAN - REZA RAHADIAN
DELISA - CHANTIQ SCHAGERL
USTAD RAHMAN - AL FATHIR MUCHTAR
PRAJURIT SMITH - MIKE LEWIS
SUSTER SOPHIE - LOIDE CHRISTINA TEIXEIRA
FATIMAH - GHINA SALSABILA
ZAHRA - RISKA TANIA APRIADI
AISYAH - RESKA TANIA APRIADI
TEUKU DIEN - BILLY BUDJANGER
KOH ACAN - JOE P PROJECT
SERSAN AHMED - TONY TAULO
SENIMAN ACEH - RAFLY

PRODUKSI - PT. KHARISMA STARVISION PLUS
PRODUSER - CHAND PARWEZ SERVIA
PRODUSER EKSEKUTIF - FIAZ SERVIA, REZA SERVIA, MITHU NISAR
SUTRADARA - SONY GAOKASAK
ILUSTRASI MUSIK - TYA SUBIAKTO SATRIO
PENATA KAMERA - BAMBANG SUPRIADI
PENATA SUARA - KHIKMAWAN SANTOSA
PENATA RIAS & BUSANA - HANZ PEREZ
PENATA ARTISTIK - FRANS XR PAAT
PENYUNTING GAMBAR - CESA DAVID LUCKMANSYAH, RYAN PURWOKO
PENULIS SKENARIO - ARMANTONO
DARI NOVEL TERLARIS KARYA - TERE LIYE
STILL PHOTO - REZHA PN
DESAIN POSTER - MICHAEL ALFIAN, DIANG MS

LAGU THEMA
- LAGU IBU
   PENYANYI : RAFLY & CHANTIQ
   PENCIPTA : RAFLY
   LINK DOWNLOAD :
   http://tinyurl.com/cnc5hpa
- LAGU IBU
   PENYANYI : RAFLY
   PENCIPTA : RAFLY
   LINK DOWNLOAD :
   http://tinyurl.com/6oae4xe

Label: , , , ,

Membuat Film Yang Manghibur

HM. FIRMAN BINTANG :

“Komitmen kami tetap, membuat film yang menghibur…!”

“Menghibur, itu komitmen kami dalam membuat film. Bukan Pocong Biasa membuktikan komitmen itu. Film ini hadir lebih kocak, lebih segar, sangat menghibur. Di film ini pocongnya memang tampil tidak biasa. Ada something new. Saya jamin itu,” kata HM. Firman Bintang.


Planet Hollywood KC XXI, 12 Desember 2012 - Sepertinya, kesuksesan produksi Mitra Pictures & BIC Production di pasar film Indonesia, tidak lepas dari kejelian produsernya, HM. Firman Bintang. Naluri kewartawanannya – yang kerap meliput kegiatan film – ternyata telah menuntunnya menjadi produser yang jeli dalam menangkap keinginan para penonton film Indonesia. Membumi, tidak ribet, ringan dan menghibur, itulah konsep yang dipegang dalam setiap pembuatan sebuah film.

Lihat saja, dari produksi-produksinya : Putih Abu2 dan Sepatu Kets, Akibat Pergaulan Bebas 1, Pocong Rumah Angker, Kalung Jelangkung sampai yang terbaru Akibat Pergaulan Bebas 2, Ada Apa Dengan Pocong?, dan terakhir Kejarlah Jodoh Kau Kutangkap mendapat sambutan yang antusias dari penonton. Kendati, pasar film Indonesia tengah lesu.

Masih dengan konsep yang sama, HM. Firman Bintang – tgl 15 Desember 2011 – kembali menghadirkan film komedi horor, Bukan Pocong Biasa (BPB) di bioskop-bioskop seluruh Indonesia. Dia kembali mempercayai Chiska Doppert sebagai sutradaranya. “Dia saya percaya, karena semakin hari semakin matang. Lihat saja film-filmnya – terakhir film Poconggg Juga Pocong – meledak dipasaran. Visinya dalam membuat film sama dengan visi kami : membuat penonton terhibur ! Dan dalam film Bukan Pocong Biasa, Chiska menyodorkan kesegaran. Dia inovatis dan kreatif, sehingga pocongnya saya jadi beda. Saya jamin, penonton akan tertawa ngaaakaak, bila sudah menyaksikan film ini,” kata Firman Bintang memberi jaminan.

HM. Firman Bintang yakin Bukan Pocong Biasa, bisa diterima masyarakat penonton film Indonesia. “Sebab menurutnya, siapapun sutradaranya, karena formula dari BIC Production tetap tidak berubah, yaitu menghadirkan film komedi horor yang menghibur, saya optimis BPB akan bisa diterima. Sama seperti film-film komedi horor saya terdahulu. Saya jamin BP menghadirkan yang baru, lebih kocak, lebih segar, dengan masih ada sisipan pesan moral didalamnya. Ini hal yang wajib saya hadirkan. Karena wajib hukumnya bagi saya, selain mengejar bisnisnya, setiap produksi BIC Production – sekecil apapun – harus ada pesan dan pelajaran yang bisa diambil dari menonton film ini. Dan satu hal lagi, saya selalu berusaha untuk senantiasa meningkatkan kualitas. Saya selalu bertekad, film yang terbaru harus lebih baik dari film terdahulu. Konsep seperti ini merupakan harga mati dan tidak bisa ditawar-tawar, bagi setiap produksi BIC Production,” tukas HM. Firman Bintang.

Label: , , ,