<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7808624031225959264\x26blogName\x3dInfo+InfoSinema\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://info-infosinema.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://info-infosinema.blogspot.com/\x26vt\x3d-5757315724398017633', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Rabu, 29 Juni 2011

Pacar Hantu Perawan Dengan Artis Baru Perawan


Cafe Platters Setiabudi Kuningan Jakarta, 27 Juni 2011 - Produksi K2K Production - Produser KK Dheeraj - Sutradara Yoyok Dumpring - Pemain Dewi Perssik, Olga Syahputra, Jonathan Frizzy, Vicky Vette, Misa Campo, Rilis 7 Juli 2011

Memperkenalkan Artis Baru - Dewi Perssik
Kenapa Baru?
Sekarang Dewi Janda Tapi Perawan

Operasi Perawan ini nyata!!!
Bukan Promosi atau iklan semata!!!

Inilah film komedi-horror yang dibintangi artis Indonesia termahal masakini, Dewi Perssik. Plus komedian muda paling top Olga Syahputra, juga aktor keren Jonathan Frizzy, masih ditambah dengan dua artis hot luar negeri, Vicky Vette dan Misa Campo, model papan atas Amerika.

Dahsyatnya Dewi Perssik secara khusus melakoni operasi selaput keperawanan. Semata0mata dilakukannya demi menghidupkan perannya dalam film komedi-horror terbaru, Pacar Hantu Perawan.

Operasi selaput keperawanan ini terjadi saat audisi, Dewi ditantang produser KK Dheeraj. Seperti diungkapkan KK Dheeraj sendiri, "Ya betul, saat itu saya duduk sambil mengobrol dengan Dewi. Saya tantang dia, apakah mau melakukan operasi selaput keperawanan, karena operasi itu berkaitan dengan film ini. Semula kukira Dewi tak mungkin menerima tantangan saya, ternyata saya salah. Dewi langusng berdiri dan menyalami saya, maka sayapun langsung bilang OK. Saya kirim manager saya dan pengacara ke Kairo, Mesir. Seminggu kemudian kita rame-rame ke Mesir. Saat menjelang operasi Dewi sempat takut tapi semua berjalan dengan lancar. Kembali dari Mesir setelah seminggu kita mulai syuting film Pacar Hantu Perawan. Kelancaran syuting sempat tertunda karena Dewi masih suka kesakitan. Apalagi saat melakukan adegan tari perut dalam air. Sensasi yang belum pernah ada dan tidak pernah dilakukan pemain lain. Scene tari perut dalam air itu sangat luar biasa, mungkin hanya Dewi Perssik yang bisa melakukannya!"

Pemilik nama lengkap Dewi Murya Agung tersebut menbgungkapkan KK Dheeraj berani membayarnya Rp. 1 milyar jika dia melakukan operasi selaput keperawanan. Tapi, dia sebenarnya menerima tantangan tersebut bukan hanya demi uang semata. "Satu miliar bukan nagka kecil, tapi apakah selebritas lain mau menerima tawaran ini? Belum tentu semua menerimanya." ujar mantan istri Saipul Jamil dan Aldi Taher ini dengan bangga.

Penonton pun diyakinkan bakal dibuat tertawa terbahak-bahak karena kekocakan Olga Syahputra dalam film ini.

Sedangkan Vicky Vette merupakan bintang hot kondang. Selain dikenal sebagai bintang film berani, sosok Vicky sebenarnya sudah tak asing lagi b agi masyarakat Indonesia. Vicky tak pernah ketinggalan memantau peristiwa yang sedang hangat diperbincangkan di sini. Sebut saja komentar Vicky tentang video porno Ariel Peterpan, peristiwa jabat tangan Menkominfo Tifatul Sembiring dengan istri Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Michelle Obama. Kiriman video porno ke anggota DPR. Ulah Vicky terbaru adalah memposting foto seksinya yang memakai seragam tim nasional Indonesia sambil menulis, "Garuda di Dadaku: pada akun twitter miliknya. Bahkan, Vicky pernah berseloroh minta dipilih sebagai ketua PSSI.

Misa Campo, wajah cantik dengan pose-pose sexynya sering ditemukan di internet ataupun Facebook. Sekilas mengenai Misa, yang lahir pada 22 Januari 1987 di Montreal, Canada. Wajahnya yang tak terlalu bule karena memiliki darah Asia tepatnya blasteran Filipina-Belanda.

Pencapaian besar Misa dimulai saat menjadi model majalah pria dewasa Maxim sebagai cewek di artikel "Show Us Something" dan di majalah Playboy International.

Dewi Perssik menjanjikan tampil beda dan istimewa habis-habisan dibanding semua filmnya selama ini. Mulai dari adegan tari perut dalam air, joget, goyang, dan aktingnya pun berbeda total dari semua film sebelumnya.

Sinopsis
Vicky (Vicky Vette), Mandy (Dewi Perssik), dan Misa (Misa Campo), adalah kakak-beradik. Suatu hari Mandy yang sedang merasa jenuh berwisata dengan sahabat sekligus managernya joyce (Natha Narita) dan pacar Joice, Alex (Rafi Cinoun), ke sebuah hutan yang asri. Tempat itu dijuluki Hutan Jodoh, karena memiliki pancuran itu akan cepat mendapat jodoh. Joyce sendiri merasa menemukan Alex setelah melakukan ritual mandi di situ.

Mandy tak percaya hal-hal takhayul seperti itu. Toh dia mandi di pancuran itu tanpa pretensi ritual mencari jodoh. Tapi, ketika mengitari hutan sekitar tempat mereka camping, Mandy bertemu dan berkenalan dengan romy (Jonathan Frizzy). Mereka saling terpikat dan jatuh cinta.

Pulang ke kota, Opa tiba-tiba meninggal. Mandy merasa sangat kehilangan. Tapi ia merasa terhibur karena Romy setia menemani. Mandy merasa bertambah sayang pada Romy. Tapi bersamaan dengan itu Mandy mengalami keanehan demi keanehan yang menakutkan. Mandy belum menyadari hal tersebut. Yang tahu hal tersebut justru pasangan Joyce dan Alex.

Yoga (Olga Syahputra) menceritakan sesuatu mengenai misteri keanehan itu. Akankah Joice dan Alex membiarkan keanehan-keanehan terus menimpa Mandy? Apa yang bisa dilakukan oleh Vicky dan Misa untuk menyelamatkan saudara mereka? Semua akan terjawab dan terungkap dalam Pacar Hantu Perawan. Sebuah film yang menggoda, indah, sensual, lucu, tegang, sekaligus mendebarkan!

Saksikan di Bioskop seluruh Indonesia mulai 7 Juli 2011

Label: ,

Soul Quest Film Perjalanan Mencari Jati Diri Anand Khrisna


Score Town Square Cilandak Jakarta, 24 Juni 2011 - Gaia Production bermaksud untuk memproduksi sebuah film berjudul "Soul Quest". Film ini berkisah tentang sebuah perjalanan pencarian jati diri. Dilatarbelakangi oleh kisah seorang anak manusia yang mengalami jatuh bangun dalam menjalani hidupnya hingga akhirnya ia dapat berdamai dengan dirinya dan memutuskan untuk berbagi pengalaman hidupnya kepada masyarakat.

Bersama film "Soul Quest" mengajak bersama-sama melakukan perjalanan sebuah biografi, sebuah documenter atau fiksi (sebut saja sesuka anda). Sebuah perjalanan yang juga bisa menjadi perjalanan saya, anda, atau siapaun dalam memaknai kembali Kehidupan yang lebih baik.

Seperti judulnya, film ini berdasarkan sebuah buku autobiografi dengan judul sama yang menggambarkan pengalaman hidup dan spiritual seorang bernama, Krishna Gangtani yang di kemudian hari dikenal sebagai seorang penulis buku yang juga seorang spiritualis lintas agama dengan nama Anand Krishna.

Dan mengutip apa yang pernah dikatakannya dalam salah satu wawancaranya, "Saya adalah Indonesia, saya bukan orang Indonesia, saya Indonesia !" Kalimat ini sangat menggugah hati untuk memfilmkan kisahnya ini, untuk menjadi inspirasi bagi kita semua bahwa Indonesia buklanlah sesuatu yang berada di luar diri kita, ia ada dalam diri, jiwa kita dan merupakan identitas kita sebgai manusia, sebagai masyarakat dunia.

Synopsis "Soul Quest"
"Soul Quest" adalah film yang dilatarbelakangi kisah seorang anak manusia yang lahir tahun 1956 di Solo. Jawa Tengah sebagai Krishna Gangtani. Di usianya yang ke 5 tahun ia sudah 'bertatap muka' dengan orang-orang suci sperti Yesus dan Hanuman.

Kehidupannya selalu berada di jalur cepat. Pada tahun 1965 di usianya yang ke 9 ia mengikuti orang tuanya pindah ke India tepatnya ke Lucknow (wilayah India yang berbudaya Islam) dan disana ia memulai pelajaran spiritualnya dengan mempelajari Quran dari seorang sufi bernama Syekh Baba yang berjualan es batu.

Di Lucknow ini pula Krishna muda belajar bahwa untuk jatuh cinta pada seorang gadis cukup dengan melihat kehalusan telapak tangan dan kelembutan suaranya...

Dari sana Krishna pun belajar terus dan berpindah dari satu guru ke guru lainnya.. sampai ketika berusia 19 tahun ia 'berkenalan' dengan seorang guru yang sangat terkenal di India dan kemudian menjadi gurunya yang paling berpengaruh dalam kehidupan selanjutnya, yaitu Sai Baba.

Di Usianya yang ke 26 Khrisna membuka perusahaan garmennya sendiri di Indonesia dan menjadi pengusaha yang sukses sambil terus melanjutkan pencarian spiritualnya sebagi penyeimbang hidup, sampai suatu saat semua berubah dan iapun 'dipaksa' untuk berhadapan dengan kematian ketika ia divonis mengidap leukemia. Dari sinilah ia pun mulai menelusuri kembali setiap babak kehidupannya untuk kemudian menemukan "Kehidupan" yang sesungguhnya.

Film "Soul Quest" ini di garap rumah produksi Gaia Production dan di produseri oleh Abdul Aziz serta Co-Produser Putu Sri Yuliawati Maruo. "Soul Quest" secara teknis akan di sutradari Sitha Soerjo dengan penulis Scripwriter Ari Syarif, Director of Photography oleh Yadi Sugandi dan Music oleh Bona Alit. Sedangkan para pemainnya antara lain Prashant Gangtani, Wulan Guritno, Ayu Dyah Pasha dan Elizia. (adil)

Label: , ,

SCTV Kerjasama Produksi Film Holloywood "The Philosophers" Di Indonesia

SCTV Kerjasama Produksi Film Holloywood
"The Philosophers" Di Indonesia

Film Thriller Psikologi Melibatkan Bintang Harry Potter dan Produser The Pasifiers


SCTV Towers Jakarta, 24 Juni 2011 - Stasiun televisi SCTV melakukan gebrakan baru dengan turut kerjasama dan mendukung langsung produksi film b erkelas Hollywood "The Philosophers" di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers di SCTV Tower jakarta yang dihadiri tim penggarap John Huddles dan George Zakk yang pernah terlibat dalam film xXx, Casino jack dan The Pasifier serta artis mancanegara kelas Hollywood antara lain Cybill Lui, James D'Arcy, Rhys Wakefield, Sofie Lowe, Daryl Sabara, Freddie Stroma serta Bonnie Wright yang sangat dikenal dalam perannya di film Harry Potter. Dalam film ini, artis indonesia Cointa Laura juga akan ikut bermain.

Direktur Program dan Produksi SCTV, Harsiwi Achmad mengungkapkan bahwa SCTV sangat bangga bisa ikut kerjasama mendukung secara langsung produksi The Philosophers, sebuah film kelas Hollywood di Indonesia. "Kerjasama ini mempunyai makna penting bagi dunia televisi dan perfilman Indonesia. Bukan hal yang mudah untuk mendapatkan kepercayaan sehingga tim penggarap The Philosophers yakin untuk melakukan syuting di Indonesia dalam jangka waktu yang cukup lama," jelas Harsiwi. Langkah mendatangkan artis mancanegara syuting di Indonesia dengan melibatkan banyak artis sekelas Hollywood adalah hal yang luar biasa. "SCTV mendukung ;enuh produksi film ini karena kelas film ini The Philosophers jelas berbeda", tambah Harsiwi.

Rencananya, film imi akan dibintangi aktor Australia Rhys Wakefield yang populer lewat peran sebagai Lucas Holden dalam serial TV Australia, Home and Away dan artis Inggris, James D'Arcy. Sutradara film The Philosophers akan dipegang John Huddles yang menyutradarai film At Sachem Farm (1998) dan Far Harbor (1996).

Produser The Philosophers adalah George Zakk. Pengalaman George Zakk telah terbukti sebagai produser film-film blockbuster seperti xXx dan hit Disney komedi The Pacifier. George juga berperan pada film-film seperti Pitch Black dan The Fast dan The Furious serta video game Chronicles of Riddick - Escape dari Butcher Bay. Baru-baru ini, George juga menjadi produser film Casino Jack yang dibintangi dua kali pemenang Oscar, Kevin Spacey, Barry Peeper, Jon Lovitz dan Kelly Preston.

Untuk saat ini, dengan alasan demi kelancaran syuting, lokasi syuting dan hal terkait syuting masih dirahasiakan sampai film ini selesai (SpThePhilosophers-SCTV/2011).

Label: , ,

Gebrakan Hanny Saputra Untuk Remaja Indonesia

milli & nathan
Gebrakan Hanny Saputra Untuk Remaja Indonesia


Platinum XXI, Fx Mall Sudirman Jakarta, 22 Juni 2011 - Cukup lama kita tidak menikmati tontonan film remaja tanah air yang bergizi. Belakangan setelah perfilman Indonesia diserbu makhluk gaib dengan beragam latar belakang kewarganegaraan, seperti ada gerakan dari segelintir filmmaker yang mencoba mengcounter-nya dengan membuat film yang baik.

Hanny Saputra sedikit diantara filmmaker tersebut. Dan yang menarik, ia masih konsisten membedah genre film remaja. Sepertinya ia memang sudah khatam dengan genre ini karena dari tangan dinginnya sudah lahir sejumlah film sukses seperti Virgin, Mirror hingga Heart. Kal ini Hanny menggandeng Titien Wattimena yang bertanggung jawab atau cerita film yang berfokus pada karakter Milli dan Nathan.

Dari jajaran filmmaker yang terlibat didalamnya, sudah terlibat upaya besar dari Hanny (juga Falcon Pictures yang memproduksi film ini) untuk membuat sebuah film yang baik. Namun tak membuat MILLI & NATHAN jadi proyek ambisius. Ini tetap film remaja yang pop, ringan, mudah dikunyah namun tetap bisa dipertanggungjawabkan secara artistik.

Cerita sungguh simpel dan benar-benar berfokus pada karakter Milli dan Nathan. Ada progress yang jelas dari keduanya sepanjang film. Maka menjadi penting ketika melihat penonton menyaksikan Milli dan Nathan dari remaja yang saling suka, putus di masa kuliah dan mencoba menyambung kembali hubungan pada saat mulai menapak karir. Titien juga tak ngotot memaksa penonton berempati, namun ada bagian dari cerita yang memang bisa membuat penonton mengidentifikasi dirinya dengan Milli atau Nathan sehingga terjadi koneksi emosional. Disinilah keberhasilan Milli & Nathan terlepas dari ceitanya yang cukup sederhana.

Namun MILLI & NATHAN tak akan berhasil merebut hati penonton jika Olivia Lubis Jensen dan Chris Laurent tak berusaha maksimal mentransformasi energi mereka kedalam tokoh rekaan Titien itu. Olivia dengan jam terbang yang lebih tinggi dari Chris memang terlibat lebih rileks. Ini juga menjadi tantangan b uatnya ketika tokoh Milli terus bergerak dan berkembang. Sementara Chris sangat dibantu oleh penampilan fisik yang cenderung dingin, tapi tak ada kesan untuk mirip dengan tokoh Rangga dalam Ada Apa dengan Cinta? Penonton memang mesti mencoba bijak bahwa karakter pria deingn tak mesti selalu identik dengan Rangga. Dan Hanny memberi alternatif lewat tokoh Nathan ini.

Dari sektor cerita, sutradara dan pemain yang solid, MILLI & NATHAN masih punya sejumlah amunisi lain. Lihatlah betapa film ini memanjakan mata. Tak hanya berupa pemandangan indah atau setting megah, namun juga sinematografi, artistik hingga ke wardrobe diperhitungkan dengan cermat. Yunus Pasolang sebagai director of photography yang pernah menangani Fiksi berkolaborasi dengan penata artistik Allan Sebastian yang sukses dengan Sang Pencerah dibantu oleh wardrobe stylist Poeti Fatima yang mencuri perhatian dengan gaya hip dalam film Queen Bee.

Tak hanya menyegarkan mata, MILLI & NATHAN juga membius indera pendengaran lewat music scoring yang terdengar pas. Ia mengisi bagian-bagian yang memang seharusnya diisi musik dan memberikan banyak ruang yang memang seharusnya dibiarkan kosong. Tak ada kecenderungan untuk berlebihan disini, sehingga penonton merasakan ketenangan ketika menikmati adegan demi adegan. Semuanya diakomodir dengan baik oleh Ramondo Gascaro yang bertindak selaku penata musik. Ia yang biasanya menangani film "kelas berat" seperti Quickie Express dan Pintu Terlarang rupanya tak gagap menangani film pp seprti MILLI & NATHAn.

Maka boleh jadi MILLI & NATHAN adalah upaya Hanny Saputra untuk menggebrak dunia perfilman Indonesia. Tapi gegrakan memang tak selalu harus terlibat ambisius. Esensi terpenting dari itu harusnya adlaah sebuah karya yang bisa diapresiasi baik oleh penonton. Dan MILLI & NATHAN dengan segala kelebihan dan kekuragannya punya potensi untuk itu. Semoga!

Label: , ,

DVD / VCD Sang Pencerah, Versi Director Cut, Tambah Durasi 10 Menit

DVD/VCD Sang Pencerah
Versi Director Cut, Tambah Durasi 10 Menit


PP Muhammadiyah Menteng Raya Jakarta, 22 Juni 2011 - Begitu banyak hasil positif diraih film Sang Pencerah: Kisah tentang KH Ahmad Dahlan, selama enam bulan peredarannya. Baik dari jumlah penonton, apresiasi penghargaan hingga kontroversi yang ditimbulkannya.

Sejak dirilis - 8 September 2010 - film Sang Pencerah disaksikan tidak kurang dari 1,2 juta penonton. Angka ini tidak termasuk jumlah penonton yang menyaksikan film di gedung-gedung khusus, gedung yang sengaja diubah fungsinya seperti gedung bioskop. Sedikitnya 70 ribu penonton menyaksikan di gedung-gedung dakwah, gedung ekshibisi, gddung milik pemerintah daerah hingga kampus maupun sekolah-sekolah. Tidak kurang 23 kota provinsi, kabupaten hingga kecamatan yang warganya tidak memiliki akses gedung bioskop menyaksikan film ini melalui gedung-gedung khusus tersebut.

Jumlah penonton di atas tidak termasuk jumlah penonton yang menghadiri pemutaran umum di gedung bioskop di dua kota, Sydney dan Melbourne. Juga tidak termasuk jumlah penonton yang menyaksikan secara khusus di Kuala Lumpur, April 2011 lalu.

Film Sang Pencerah pun menuai kontroversi dalam penyelenggaraan Festival Film Indonesia 2010. Sejarah tentu akan mencatatnya! Juri (lama) yang diangkat Komite FFI 2010 - sebelum kemudian diberhentikan - menominasikan 12 kategori penghargaan dari 13 yang tersedia, dan film Sang Pencerah berjaya di sembilan kategori penghargaan. Juri Jakarta International Film Festival (Jiffest) 2010, memberikan penghargaan khusus untuk film Sang Pencerah.

Dan puncaknya adalah Festival Film Bandung 2011, mengapresiasi dengan memberi tujuh Penghargaan Terpuji untuk film ini. Di antaranya, film Sang Pencerah terpilih sebagai film terbaik dalam festival tersebut.

MVP Pictures - sebagai rumah produksi film Sang Pencerah - masih terus menerima tawaran pemutaran film di daerah-daerah. Namun melihat antusiasme penonton yang ingin menyaksikan film Sang Pencerah sebagai hiburan rumah, MVP Pictures memutuskan memproduksi DVD maupun VCD. Terhitung awal Mei 2011, MVP Pictures telah merilis film Sang Pencerah secara khusus.

Dan dalam waktu dua minggu, lebih dari 75 ribu keping DVD dan VCD telah terjual. Jumlah tersebut dilakukan melalui pemesanan awal dengan harga khusus Rp. 10 ribu..

MVP Pictures sengaja melepas film Sang Pencerah edisi soft cover berharga ekonomis sebagai usaha untuk melawan pembajakan. "Dengan harga ekonomis tersebut kami berharap pembeli DVD film Sang Pencerah lebih memilih versi orisinal dibanding bajakan," jelas Arismuda mewakili Raam Punjabi, pemilik rumah produksi MVP Pictures tersebut.

Label: , ,

Selasa, 28 Juni 2011

Catatan Harian Si Boy The Movie: Finish What You Started!

Sebuah film inspirasional bagi generasi muda
agar tidak mudah putus asa dalam mencapai tujuannya

Epicentrum Walk Kuningan Jakarta, 21 Juni 2011 - Siapa yang tak kenal Boy? Generasi tahun 80-90an pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok laki-laki tampan, kaya, dan saleh ini. Catatan Si Boy (CSB) meorehkan kemunculan pertamanya sebagai pelopor sandiwara radio yang fenomenal di Indonesia pada tahun 1986 yang kemudian diangkat menjadi sebuah film. Sejumlah bintang besar seperti Onky Alexander, Didi Petet, Btari Karlinda, Ayu Azhari, Meriam Belina, dan beberapa nama beken lainnya turut andil dalam produksi film Catatan Si Boy yang dimulai pada 1987 ini, dan berlangusng hingga 5 sekuel. Tidak hanya mencetak jumlah angka penonton yang fantastis, film tersebut juga mampu berprestasi di ajang festival seperti Festival Film Indonesia (FFI).

Menindaklanjuti kesuksesan filmnya itu, pada tahun 2008 Tuta Media bekerja sama membentuk konsorsiumdengan Masima sebagai pemilik hak cipta merek CSB. Lebih dari itu, sebagai benang merah dari peluncuran buku storygraph CSB tahun lalu, Tuta Media meluncurkan film Catatan Harian Si Boy di tahun 2011 guna menginspirasi generasi muda zaman sekarang untuk tidak putus asa dalam mencapai tujuannya (Finish What You Started).

Keinginan tersebut mendapatkan dukungan dari Prambors Radio, sebagai radio yang pertama kali mengudarakan CSB, seperti diutarakan Junas Miradiarsyah selaku General Manager Prambors, "Peluncuran film Catatan Harian Si Boy bertepatan dengan 40 tahun Radio Prambors. Kreativitas, adaptasi terhadap kekinian, visi dan persistensi menjadi nilai tambah yang mampu membuat Prambors berdiri hingga saat ini. keunggulan karakter tersebut tercerminkan dalam sosok Si Boy. Kami mendukung upaya untuk mengangkat kembali sosok icon masa lalu di film terbaru ini, diwakili oleh karakter Satrio yang diperankan Ario Bayu. harapan kami, karakter dan atribut positif yang melekat pada Si Boy dapat tersampaikan ke generasi muda melalui tokoh Satrio."

Putratama Tuta, Produser dan Sutradara Film Catatan Harian Si Boy mengungkapkan, "Melihat begitu fenomenalnya film CSB di masa itu, Tuta Media terinspirasi mengangkat kembali kesuksesan CSB melalui sebuah konsep multiproduk yang solid: buku storygraph dan film layar lebar yang terintegrasi satu sama lain. Sebagai kelanjutan dari peluncuran buku storygraph-nya tahun lalu,m kali ini waktunya peluncuran film yang dinanti-nantikan, film Catatan Harian Si Boy yang mengisahkan perjalanan hidup seorang anak muda dalam menghadapi masalah hidupnya." Sebuah film yang dikemas dekat dengan kehidupan anak muda di era sekarang.

Film Catatan Harian Si Boy ini diluncurkan tepat 20 tahun setelah peluncuran film CSB sekuel kelima. Film yang berdurasi 98 menit ini dapat dinikmati pecinta film Indonesia mulai 1 Juli 2011.

Setelah itu diikuti dengan roadshow ke kota-kota besar seperti Bandung (1-2 Juli 2011), Medan (3-4 Juli 2011), Makasar (9-10 Juli), dan Surabaya (10-11 Juli 2011) yang dihadiri oleh para pemeran utama film tersebut.

Film ini akan diperankan aktor dan aktris muda berbakat seperti Ario Bayu, Carrisa Puteri, Poppy Sovia, Abimana Satya, Albert Halim, dan masih banyak pemain lagi yang diharapkan dapat menjadi penerus generasi CSB di masa lalu. Tidak ketinggalan, bintang-bintang film CSB zaman dahulu, seperti Onky Alexander, Didi Petet, Btari Karlinda dan Leroy Osmani akan melengkapi film ini guna mengobati rasa kangen penggemar setia CSB.

"Terlibat dalam Catatan Harian Si Boy ini merupakan tantangan bagi saya. Di film ini, saya dituntut untuk memainkan karakter yang berbeda dibanding film-film saya sebelumnya. Saya berperan sebagai Satrio, sosok pemuda independen, metropolitan, dan berprinsip," ujar Ario Bayu.

Putrama Tuta menambahkan, "Film Catatan Harian Si Boy bukanlah remake tetapi lebih ke regenarasi dari Boy. Yang inging saya angkat dari film ini lebih kepada esensi dan dampaknya. Keberadaan Boy zaman dulu bisa memberi dampak positif terhadap generasi sekarang. Dampak yang ditinggalkan Boy di generasi sekarang itu yang ingin saya angkat dan tekankan dalam film ini."

Menanggapi pernyataan tersebut, Reza Hidayat, Co-Produser Film Catatan Harian Si Boy mengatakan, "Film ini kami buat untuk dapat meneruskan kesuksesan CSB agar tetap melegenda dan kehadirannya juga diharapkan dapat memberi semangat generasi muda untuk terus bekerja keras dalam meraih mimpinya, serta menginspirasi mereka untuk tetap berpikiran positif untuk kemajuannya."

"Saya harap, kehadiran film Catatan harian Si Boy ini dapat membangun kembali nostalgia melalui nilai sentimentil para penggemar setianya, dan diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia khususnya ;ara generasi muda zaman sekarang yang menasaran akan fenomena CSB terdahulu. Kami berusaha yang terbaik untuk mengembalikan film ini kemasyarakat, dan kami berharap film ini dapat menjadi karya yang menghibur bagi para penikmatnya. Jangan lewatkan filmnya di bioskop-bioskop kesayangan Anda." tutup Putrama Tuta.

Tentang Tuta Media
Awalnya Tuta Media berdiri karna rasa cinta dan apresiasi pendirinya terhadap film. Melihat kesempatan dan kebutuhan yang sangat besar dalam industri perfilman maupun hiburan Indonesia, tahun 2007 Tuta Media didirikan dengan idealisme bagi anak muda berbakat, berkemauan yang dipadukan dengan ide-ide yang luar biasa, serta kemampuan untuk berkreasi dan berekspresi dengan bebas dalam medium film.

Sesuai rencana pengembangan dan membaca kesempatan yang terbuka luas, Tuta Media kemudian berkembang untuk memenuhi kebutuhan industri melalui anak-anak perusahaannya yang saling mendukung dan melengkapi, dengan benag merah yang sama, yaitu membuka kesempatan bagi anak muda bangsa untuk berkreasi dan berekspresi. Dengan idealisme serta visi dan misinya, Tuta Media mampu membawa angin segar bagi industri perfilman dan hiburan Indonesia.

Label: ,

Senin, 27 Juni 2011

Nakutin Orang Nggak Gampang !

Ada Apa Dengan Pocong

CHISKA DOPPERT:
“Nakutin Orang Nggak Gampang !”


Dibalik nama besar sutradara popular Nayato, ada satu nama yang tidak bisa dianggap enteng. Dia adalah Chiska Doppert, 33 th, yang telah mendampingi Nayato – sebagai asisten sutradara – selama 8 tahun. Sebanyak 35 judul film, dengan berbagai macam genre – yang kebanyakan horor – telah ditanganinya.

Jadi, ketika Chiska – lulusan jurusan Sinematografi IKJ tahun 1995 – dipercaya Mitra Pictures & BIC Production menggarap film komedi horor “Ada Apa Dengan Pocong?”, tidak ada kegamangan dalam dirinya. Namun diakui oleh Chis – begitu dia biasa dipanggil – menggarap film horor komedi tak semudah seperti yang diperkirakan banyak orang.

“Nakutin orang itu nggak gampang ! Apalagi diramu dengan komedi, diperlukan banyak dukungan. Selain materi ceritanya yang memang sudah oke, juga dukungan illustrasi musik, pencahayaan, sound -effek, make-up, pergerakan kamera, sangat membantu terbangunnya suasana serem dan kocak,” ungkap Chis, yang tidak juga mengecilkan posisi bintang di film horor itu. “Peran bintang tetap ada, tapi tidak terlalu mempengaruhi. Yang diperlukan, adalah interaksinya. Sehingga, apa yang kita inginkan dari dirinya, bisa dieksplor,” tambah Chis,

Untuk itulah, sebelum dilakukan sebuah adegan, dibutuhkan diskusi kecil antar pemain dengan dirinya sebagai sutradara. “Jadi setiap adegan diperhitungkan secara matang. Bukan asal jadi, yang penting serem. Bukan itu. Tapi memang menggarap film komedi horor tidak terlalu jelimet. Bisa dimainkan, begitulah istilahnya,” tukas Chis, yang mengaku memerlukan juga referensi film-film horor asing. Khususnya dari Thailand. Kenapa?

“Film horor Thailand itu ideanya oke dan penuh inovasi. Selain juga kultur Thailand ‘kan nggak beda dengan Indonesia. Mereka juga bicara tentang karma dan klenik. Tapi soal suspencenya, saya banyak referensi dari film-film Alfred Hitchcock,” ujar Chis, yang mengaku tidak menemui kendala dalam menggarap film “Ada Apa Dengan Pocong?” yang bergenre komedi horor. Meski bintang-bintang pendukungnya – selain Zaki Zimah, Bolot dan Mpok Atiek – bukanlah para komedian. “Itu karena scriptnya sudah lucu, di samping setnya juga dibuat sedemikian rupa, sehingga atmosfir kelucuan muncul tanpa dibuat-buat,” papar Chis yang menjamin komedi yang dihadirkannya adalah komedi yang fresh.

Kendati begitu, Chiska mengaku bahwa film “Ada Apa Dengan Pocong?” merupakan pertaruhan reputasinya sebagai sutradara. Karena film ini merupakan film pertamanya – yang tayang lebih awal – dimana dia bertindak sebagai sutradara penuh. Setelah sebelumnya menyelesaikan film bertema horor juga “Tumbal Jelangkung”.[]

Label: ,

Sabtu, 25 Juni 2011

Konfrontasi - NO! Cinta/Tawa/Persahabatn - YESS!

The Tarix Jabrix 3

Planet Hollywood KC XXI Jakarta, 14 Juni 2011 - Starvision kembali menghadirkan geng motor paling legendaris se-tanah air, The TARIX JABRIX dalam petualangan sequel ke-3 yang ‘paling’ seru, kocak dan menghibur. Sebagai tontonan keluarga The TARIX JABRIX sangat dekat dan selalu menjadi bagian keluarga Indonesia, terbukti dengan perolehan penonton saat diputar di bioskop juga rating/share yang tinggi saat ditayangkan di televisi. Film inspiratif tentang kiprah sekelompok anak muda yang biasa-biasa saja, tetapi melakukan hal-hal luar biasa. Motivasi inilah yang membuat film ini ringan menyampaikan pesan, dengan guyonannya yang dekat dengan seluruh anggota keluarga, layak ditonton anak-anak, remaja, orang tua hingga kakek-nenek. Apalagi saat liburan, menonton film ini adalah hiburan paling ideal.

Sebagai geng motor, The TARIX JABRIX patut diteladani melalui mottonya : Geng motor yang sopan, mematuhi peraturan lalu lintas, dan hormat kepada orang tua. Tetapi pada kenyataannya lebih banyak geng motor yang melakukan tindakan brutal dan meresahkan, malah menjurus kriminal. Tidak jarang mereka merampas, merampok, menebas tanpa alasan, dan kepada siapa saja. Seakan-akan, semakin tindakannya biadab, semakin hebat. Benarkah demikian?

Tentunya pola pikir yang mendorong ketenaran dengan menebarkan teror seperti ini berangkat dari rapuhnya pola nilai yang dipakai standar aksi mereka. Fakta di lapangan, geng motor positif yang bersatu jadi kelompok yang berkegiatan normal serta menjalin silaturahmi, selalu kalah oleh tindakan geng motor yang mengakibatkan korban berjatuhan. Sebagaimana ulah salah satu geng motor paling ditakuti di kota Bandung, ROAD DEVILS. Apalagi semenjak jendral baru memimpin Road Devils maka ulah mereka semakin banyak menimbulkan kerusakan, kerugian dan korban. Hal ini berimbas kebangkrutan akibat claim di perusahaan asuransi tempat Caca Sutarya a.k.a Cacing (Tria Changcut) bekerja. Sehingga bos Cacing (Denny Chandra) meminta Cacing untuk bernegosiasi dengan jendral Road Devils supaya menghentikan tindakannya, tentunya dengan pemberian upeti yang besar. Bagi Cacing sebagai ‘motor’ The TARIX JABRIX tugas ini adalah tantangan, tentunya sekalian melepas rindu, pulang kampung ke Bandung. Segeralah Cacing memprovokasi teman-temannya. Mulder (Dipa Changcut) segera ikut karena Mulder memang tidak betah kerja sebagai wakil direktur Papanya di perusahaan multi nasional yang dianggapnya mengambil asset nasional. Sedangkan bagi si kembar Ciko Coki (Alda Changcut – Qibil Changcut) yang bekerja sebagai pelayan restoran, ini adalah kesempatan rekreasi dari kondisi carut marut profesi barunya, akibat pelanggan yang sulit membedakan mereka khususnya saat menanyakan pesanan. Dadang (Erick Changcut), walaupun sudah pakai iPad tetap sulit menutupi Lost Memory Syndrome-nya, sehingga saat diajak langsung siap!

Ya, benar sebelumnya geng The TARIX JABRIX mencoba jadi pahlawan melalui penyelamatan sebuah Panti yang kebakaran, tapi malah kena protes karena ulah mereka menimbulkan masalah yang lebih besar. Siapa bilang mudah jadi pahlawan? Apalagi kalau tujuannya biar beken. Semua ini turut mendorong mereka ke Bandung, kota eksotis penuh petualangan, dan siapa tahu bisa menemukan kembali romantika cinta yang tidak pernah bertahan lama bersama Cacing...

Tapi, mereka ternyata harus pergi tanpa sepeda motornya. Benarlah, setiba di Bandung mereka segera dipecundangi oleh Road Devils yang sekarang dipimpin jenderal cantik, yang segera membuat Cacing jatuh hati, Melly (Olivia Jensen). Mantan jenderal Road Devils menawarkan bantuannya, Barokah (Eddi Brokoli) telah ‘mengambil’ motor Cacing, Ciko Coki dan Dadang dari Jakarta. Sekarang Cacing siap untuk menantang Melly bertarung. Tapi kembali Cacing kalah, karena di off road Melly lebih lihai. Cacing hutang nyawa dari Melly, badai belum berlalu karena Emak Cacing (Inggrid Widjanarko) juga diserang Road Devils. Lengkaplah keterpurukan The TARIX JABRIX, sehingga mereka memutuskan untuk menuju kawah Candradimuka untuk berlatih kembali kepada Kobo’i (Budi Dalton). Akankah The TARIX JABRIX mendapatkan kembali harga dirinya? Apakah cinta Cacing ke Melly kembali kandas? Bagaimana dengan kisah cinta Dadang yang kembali menemukan Mayang (Kamidia Radisti) yang baru? Semua terjawab dalam tontonan penuh aksi The TARIX JABRIX 3 yang 3x lebih seru, 3x lebih gokil, dan 3x lebih romantis.

Label:

Apa Rungan Negeri Kita? Serdadu Kumbang dari Alenia Pictures

Jenis Film Drama, Semua Umur, General - Pemain Ririn Ekawati, Titi Sjuman, Putu Wijaya, Asrul Dahlan, Lukman Sardi, Surya Saputra, Monica Sayangbati, Yudi Miftahudin - Sutradara Ari Sihasale - Penulis Jeremias Nyangoen - Produser Ari Sihasale, Nia Zulkarnain Sihasale - Durasi 105 Menit.


Epicentrum XXI, HR Rasuna Said Jakarta, 9 Juni 2011 - Alenia Pictures adalah perusahaan film yang didirikan oleh pasangan suami istri, Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen Sihasale pada tahun 2004. Selama tujuh tahun telah diproduksi lima judul film, yakni: Denias Senandung di atas Awan (2006), Liburan Seru (2008), King 92009), Tanah Air Beta (2010), dan Serdadu Kumbang (2011).

Secara kuantitas memang baru lima judul, namun secara kualitas kelimanya merupakan film-film yang patut diacungi jempol. Rasanya Alenia berprinsip, "Biarlah setahun satu judul saja, namun betul-betul merupakan film yang boleh dibanggakan!"

Terlihat lima ciri khas Alenia yang tetap dipertahankan sebagai berikut: selalu merupakan film realita keluarga, selalu menonjulkan tokoh anak-anak, selalu berlokasi syuting di tempat-tempat indah, eksotis di tanah air yag jarang dirambah oleh sineas lain (setelah Papua dan NTT, kali ini berlokasi seluruhnya di Sumbawa, NTB), selalu menonjokan aspek pendidikan, dan selalu berlatar-belakang dari kalangan sederhana. Itulah yang membedakan Alenia dari perusahaan film lain, karena tak dihanyutkan arus melainkan teguh berpegang pada prinsip sendiri.

Film Serdadu Kumbang ini merupakan produksi ke Lima dari Alenia Pictures dan film ke Tiga dari Ari Sihasale sebagai Sutradara.

Label:

Jumat, 03 Juni 2011

Hati Merdeka Oleh Orang Merdeka

Jenis Film War, Perang, Remaja, Teenage - Pemain Darius Sinathrya, T. Rifnu Wikana, Lukman Sardi, Donny Alamsyah, Rahayu Saraswati, Nugie, Ranggani Puspandya, Astri Nurdin, Michael Bell - Sutradara Yadi Sugandi, Conor Allyn - Penulis Conor Alyn, Rob Aliyn - Produser Conor Aliyn - Produksi Media Desa Indonesia & Margate House Film - Durasi 100 menit.







Disutradarai oleh Yadi Sugandi dan Conor Allyn, Hati Merdeka mempersatukan tim perfilman mumpuni yang terdiri dari penata sinematografi terbaik Indonesia Yadi Sugandi (LASKAR PELANGI, UNDER THE TREE, THE PHOTOGRAPHI) dengan gaya penyutradaraan yang penuh ledakan dan berani oleh sutradara muda berbakat Conor Allyn, yang gaya berceritanya sebagai sutradara terbukti sukses lewat film tahun lalu Darah Garuda, yang menggabungkan drama dan action dan gaya naratif yang baik yang telah dibandingkan oleh para kritikus kepiawaiannya seperti film klasik GUNS OF NAVARONE dan THE DIRTY DOZEN. Bersama-sama, Yadi Sugandi dan Conor Allyn menyutradarai sebuah film perang di darat, laut dan udara yang merupakan sebuah film trilogi terbesar dan terprofesional dalam sejarah bangsa ini. Film yang dikemas dalam gabungan aksi, pembunuhan, twitst and turn, intrik, roman, humor dan cerita drama yang kuat yang diperankan oleh para bintabng film terbaik Asia Tenggara.

Dikemas dalam film 35 mm dan berdurasi 97 menit, Hati Merdeka berhasil menyatukan para ahli terbaik di bidang efek khusus dan teknis dari Hollywood films. Seperti Koordintaor Efek Khusus Adam Howarth (Saving Private Ryan, Blackhawk Down) dan Ahli Persentajatan John Bowring (The Thin Red Line, Australia, Wolverine), dan Koordinator Pemeran Pengganti Scott McLean (The Pacifi, Matrix).

Dengan Yadi Sugandi dan Conor Allyn sebagai sutradara, Hati Merdeka juga membawa para ahli dari Make-Up and Visual Effects Artist yang juga nominator Academy Award (Oscar): Conor O'Sullivan (The Dark Knight, Saving Privat Ryan, Braveheart), Asisten Sutradara Andy Howard (From Hell, Wanted, Hellboy)( and Teknisi Efek Khusus Graham Riddell (Robin Hood, Batman Begins, Star Wars I, Band Of Brothers, Kingdom Of Heaven).

Disunting oleh penyunting gambar terbaik Indonesia Sastha Sunu dengan musik oleh komposer peraih penghargaan Thoersi Argeswara yang musiknya dimainkan oleh Beijing Philharmonic Orchestra, Hati Merdeka menampilkan sebuah ensemble cast jajaran para bintang: Donny Alamsyah (Fiksi, 9 Naga, Gie) Rahayu Saraswati (Merah Putih, Darah Garuda), T. Rifnu Wikana (Kado Hari Jadi, Laskar Pelangi), Lukman Sardi (Quickie Express, Gie), Astri Nurdin (Merah Putih, Sehidup Tak Semati), Darius Sinathrya (Ungu Violet, D'Bijis, Naga Bonar Jadi 2), dan memperkenalkan Nugie dan Ranggani Puspandya, yang telah berakting luar biasa sebagai pemberontak Bali dalam Hati Merdeka.

Label: ,