<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7808624031225959264\x26blogName\x3dInfo+InfoSinema\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://info-infosinema.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://info-infosinema.blogspot.com/\x26vt\x3d-5757315724398017633', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Jumat, 11 November 2011

Rockstar

Jenis Film Drama, Romantis - Pemain Ranbir Kapoor (Jordan Jakhar / JJ), Nargis Fakhir (Heer), Shammi Kapoor, Maufid Aziz, Aditi Rao, Shikha Jain, Jaideep Ahlawat (Special appereance) - Sutradara Imtiaz Ali - DOP Anil Mehta - Music A. R. Rahman - Produser Dhilin Mehta - Distribusi Eros Entertainment, Shree Ashtavinayak Cine Vision Ltd, PT Parkit Films - Durasi 180 menit.

Blitz Megaplex Grand Indonesia Jakarta, 11 November 2011 - Produksi film Rockstar di mulai pada bulan Mei 2010, di lokasi terindah seperti Kashmir, Delhi dan Praha. Kesemuanya merupakan tempat-tempat eksotis. Tak terkecuali lokasi syuting di makam Nizamuddin Auliya. Dalam kehidupan para sufi, Nizamuddin termasuk istimewa. Ia yang menyebarkan syair-syair cinta untuk melepaskan diri dari kehidupan duniawi. Nizamuddin masih keturunan Imam Al Bukhari dari Usbekhistan. Nizamuddin hidup di abad ke-13 dari wilayah Uttar Pradesh hingga Delhi.

Dan bagi sebagian kritisi film memuji bahwa sangat luar biasa mengadaptasi syair-syair cinta (sudah dimodifikasi) dari Nizamuddin, Rumi dan Gibran ke dalam sebuah produksi film. IMTIAZ ALI - sutradara - termasuk sukses menjadikan film Rockstar sebagai sebuah film yang menginspirasi dan sangat menyentuh.

Semua bagian lagu, sama sekali tak memperhatikan sekadar tempelan, ia begitu menyatu dalam film. Menjadikan setial lagu, bukan sekedar klip, tapi ia adalah bagian dari keutuhan certia. Dan semua juga berkat tangan dingin arranger kelas Oscar, Ar Rahman (Slumsdog Millionaire).

Lebih lengkapnya, tonton filmnya, ROCKSTAR rilis 11.11.11

Label:

Jumat, 04 November 2011

Nonton Bareng Film Sajadah Ka'bah dan Meet & Greet dengan Pesantren

Blok M Square Jakarta, 3 November 2011 - Setelah dinantikan oleh pecinta film Tanah Air, karya film Maestro Dangdut Indonesia, Rhoma Irama yang berjudul "Sajadah Ka'bah' mulai dapat dinikmati di beberapa bioskop 21 di seluruh Indonesia serentak mulai hari ini.

Film yang mengusung tema dakwah produksi Falcon Pictures dan RK 23 Pictures ini menghadirkan karya film religi santun yang bertujuan untuk mempererat jalinan Ukhuwah Islamiah sekaligus mempromosikan pulau Lombok yang memiliki keindahan alam yang layak untuk dikunjungi.

Beberapa artis senior beradu akting di film "Sajadah Ka'bah" yang semakin memperkuat kualitas karakter peran yang ditonjolkan di film berdurasi 107 menit ini diantaranya Rhoma Irama (sebagai Rhoma Irama). Ida Iasha (Sebagai Sohibah), Ruhut Sitompul (sebagai Towi), H Komar (sebagai Marbut Komar), Leroy Osmani (sebagai Fahru) serta keterlibatan artis muda Ridho Rhoma (sebagai Ridho) dan Michella Adlen (sebagai Rianti).

Untuk memberikan kesempatan menikmati sajian film religi yang santun, pihak RK 23 Pictures menggelar acara Nonton Bareng dan Meet & Great film Sajadah Ka'bah dengan Pesantren Darunnajah yang dilaksanakan bersamaan dengan tayangan perdana film ini bertempat di Blok M Square XXI.

Kegitan Nonton Bareng dan Meet & Great ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada para santri untuk dapat menikmati sajian film religi bergenre remaja ini. Seperti dijelaskan Erna Pelita, RK 23 Pictures, "Mengingat film 'Sejadah Ka'bah' bertema religi maka kami ingin mengajak para santri untuk dapat menikmati sajian film religi yang santun melalui kegiatan Nonton Barang dan Meet & Great. Selain itu kegiatan ini juga merupakan temu langsung dengan bintang muda 'Sajadah Ka'bah' yaitu Ridho Rhoma dan Sonet 2 Band serta Michella Adlen. Kami berharap kegiatan ini memberikan fanfaat bagi para santri yang kami undang sebagai hiburan positif", papar Erna Pelita selaku Produser 'Sajadah Ka'bah'.

Bintang muda yang turut meramaikan film 'Sajadah Ka'bah' ini pun menyambut gembira kegiatan Nonton Bareng dan Meet & Great dengan pesantren yang digelar sebagai bagian kegiatan film.

Seperti diungkapkan Ridho Rhoma sebagai bintang muda utama yang memerankan diri sendiri. "Tentunya saya gembira dapat menonton film 'Sajadah Ka'bah' perdana bersama dengan rekan-rekan santri dan guru dari Pesantren Darunnajah. Semoga film ini dapat memberikan hiburan bagi mereka di tengah kegiatan belajar mengajar yang cukup padat. Ini dapat menjadi oase hiburan baik bagi santri maupun guru-guru-nya", ujar Ridho Rhoma.

Ditambahkan Ridho, 'Selain Pesantren Darunnajah, kami pun mengundang Sonet 2 Fans Club yang tentunya kegiatan ini dapat menjadi temu langsung dengan saya dan Sonet 2 Band".

Mengenai peran di film 'Sajadah Ka'bah' Ridho menjelaskan bahwa tidak terdapat kendala yang berarti untuk karakter perannya yang terlibat konflik percintaan khas Romeo Juliet. "Di film ini saya sudah lebih luwes berakting karena sudah menimba pengalaman di film Dawai 2 Asmara lalu sehingga tidak mengalami kendala yang berarti. Selain itu partner saya. Michella Adlen juga terbuka untuk diskusi sehingga telah terbangun chemistry diantara kami yang semakin memudahkan interaksi di filmnya", lanjut Ridho seputar perannya.

Hal tersebut diamini oleh Michelle Adlen yang menjadi kekasih Ridho Rhoma di film 'Sejadah Ka'bah' ini. "Sebelumnya saya sangat berterimakasih karena dapat meramaikan film karya maestro Dangdut. Rhoma Irama. Berperan sebagai kekasih Ridho yang menjadi idola para gadis tentunya menjadi tantangan tersendiri. Terlebih di film ini tak hanya menampilkan drama percintaan semata namun diperlengkap dengan sajian musik dan lari. Inilah yang menjadi tantangan terbesar agar akting saya tidak kaku maka saya selalu berusaha untuk menggali potensi akting agar sesuai dengan arahan sang sutradara".

"Bagi saya, bekerjasama dengan Ridho Rhoma juga merupakan suatu kehormatan karena saya melihat Ridho memegang teguh profesionalisme sehingga kami dapat bekerjasama dengan baik selama shooting film ini serta tercipta chemistry yang diinginkan", terang Michella Adlen.

Sekilas sinopsis film 'Sajadah Ka'bah' menceritakan tentang perjalanan seorang musafir yang bertandang ke pulau Lombok guna mengunjungi masjid dalam rangka silaturahmi dan syiar agama dengan beberapa pengurus masjid. Dalam kunjungan tersebut sang musafir dipertemukan dengan seorang Janda bernama Sohiba yang memiliki masjid yang diincar oleh Towi. Pertemuan dengan Towi ternyata membuka luka lama dimana Towi pernah menaruh dendam karena pernah dikalahkan dalam pertarungan di masa lalu. Kepentingan Towi yang ingin menjadikan area masjid menjadi bisnis leisure dihadang oleh Rhoma sang musafir yang berusaha mempertahankan keberadaan masjid yang menjadi simbol religi mayoritas masyarakat di Lombok.

Selain itu, ditampilkan pula romansa percintaan sejati yang murni dan indah yang diperankan oleh karakter Ridho Rhoma dan Michella Adlen. Berbagai intrik percintaan pun dihadirkan di film ini yang akan membawa emosi penonton. Tak lupa film ini juga menampilkan adegan fighting dan humor yang melengkapi kemasan film 'Sajadah Kabah' menjadi kemasan film yang popular.

Selain di Jabodetabek, film 'Sajadah Ka'bah' juga hadir di bioskop kesayangan di beberapa kota di Indonesia seperti Jawa Barat (Banten, Bogor, Serang, Bandung, Tasikmalaya, Sukabumi), Jawa Tengah (Yogyakarta, Semarang).

Jawa Timur (Surabaya, Pasuruan, Bojonegoro, Probolinggo, Blitar, Malang, Sumatera (Palembang, Medan Bengkulu), Sulawesi (Makassar).

Label:

Rabu, 02 November 2011

Sang Penari, Cinta Sejati Menantang Zaman

Platinum Fx Mal Sudirman Jakarta, 2 November 2011 - Pada 10 November nanti, SANG PENARI, sebuah film yang terinspirasi dari novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari akan mengisi layar bioskop-bioskop Indonesia. Film yang diproduksi oleh Salto Films ini dipersembahkan oleh KG Production dan Tabloid Nova, bersama Indika Pictures, Salto Films Company, dan Les Petites Lumières.

Film yang dibesut oleh sutradara Ifa Isfansyah dan skenarionya ditulis oleh Salman Aristo, Ifa Isfansyah, dan Shanty Harmayn ini sejak awalnya sudah terasa sebagai sebuah interpretasi yang sangat segar berbeda dari novelnya. Sampai akhirpun, film SANG PENARI ini konsisten memilih untuk dengan indah bertutur tentang cerita cinta yang terjadi di sebuah desa miskin Indonesia pada pertengahan 1960-an. RASUS, seorang tentara muda menyusuri kampung halamannya, mencari cintanya yang hilang, SRINTIL. Cerita berawal dari ketika keduanya masih sangat muda dan saling jatuh cinta di kampung mereka yang kecil dan miskin, Dukuh Paruk. Tapi sesuatu menghalangi cinta mereka, karena kemampuan menari Srintil yang magis, membuat para tetua dukuh percaya bahwa Srintil adalah titisan ronggeng. Dan ketika Srintil menyiapkan diri untuk tugasnya, ia menyadari bahwa menjadi seorang ronggeng tidak hanya berarti menjadi pilihan dukuhnya di pentas-pentas tari. Srintil akan menjadi milik semua warga Dukuh Paruk. Hal ini menempatkan Rasus pada sebuah dilema. Ia merasa cintanya telah dirampas dan dalam keputusasaan, ia meninggalkan dukuhnya untuk menjadi anggota tentara. Lalu jaman bergerak, di mana Rasus harus memilih; loyalitas kepada negara atau cintanya kepada Srintil.

“Saya tidak keberatan sama sekali dengan interpretasi ini,” ujar Ahmad Tohari, yang lebih akrab dipanggil Kang Tohari, selaku penulis novelnya. “Sejak awal saya sudah katakan pada mereka (Ifa, Salman dan Shanty) bahwa mereka bebas untuk mengkreasikannya menjadi film. Ketika difilmkan, itu sudah menjadi kreasi, karya mereka. Karya dan tanggung jawab saya sebatas novelnya. Mereka yang jauh lebih tahu untuk urusan film,” imbuh Kang Tohari. “Kebebasan dan kepercayaan luar biasa dari Kang Tohari memang membuat kami sangat bersemangat sejak awalnya sekitar 4 tahun lalu ketika pertama kali bertemu, namun sekaligus menantang kami bertiga untuk bisa menghadirkan kisah ini pada konteks kekinian. Bertahun-tahun kami berdiskusi, melakukan brain storming, mengendapkan lagi semuanya, diskusi lagi, menuliskannya, dimana penulisan skenario memakan waktu hingga 2 tahun sampai akhirnya mengerucut dan bulat hati untuk memilih pada kisah cinta Srintil dan Rasus,” jelas Shanty Harmayn yang sekaligus sebagai produser film ini. “Kisah cinta dua insan dalam novel inilah yang kami lihat sebagai suatu hal yang begitu luar biasa. Cinta dalam novel Kang Tohari ini merupakan representasi kemanusiaan yang begitu besar. Mungkin sederhana, namun sungguh dalam karena cinta Rasus dan Srintil bermula dari masa kanak-kanak, terus tumbuh seiring usia mereka, namun ujian-ujian yang harus dihadapi begitu besar, yang bukan sekedar urusan sebatas preferensi, kepentingan, maupun pilihan pribadi ketika misalnya Rasus sangat tidak setuju Srintil menjadi ronggeng, namun juga terkait dengan urusan sosial yang terkait dengan tatanan dan kepercayaan masyarakatnya bahwa Dukuh Paruk perlu ronggeng demi kesejahteraan kampungnya, demi pengabdian pada Ki Secamenggala, hingga ujian zaman ketika Dukuh Paruk yang terpencil dan miskin tak luput dari gejolak politik negeri,” terang Salman Aristo. “Secara sederhana tetapi begitu dalam, kisah cinta Srintil dan Rasus menginspirasi kita di masa sekarang ini bahwa cinta sesungguhnya berarti rela berkorban, mengatasi dan melampaui berbagai cobaan bahkan tak lekang waktu, walaupun pilihan-pilihan yang terpaksa dibuat karena tekanan zaman tak selalu berpihak pada dua insan yang saling mencinta,” tambah Ifa.

Kreativitas mumpuni dari tata kamera yang digarap oleh Yadi Sugandi, artistik oleh Eros Eflin, musik oleh Aksan dan Titi Sjuman, kostum oleh Chitra Subiyakto, suara oleh Bruno Tarriere dan Khikmawan Santosa, menghadirkan paduan visual dan audio yang memuaskan penonton sepanjang film. Akting memukau para pemain pendukung seperti Slamet Rahardjo, Dewi Irawan, Lukman Sardi, Tio Pakusadewo, Landung Simatupang, dan Teuku Rifnu Wikana serta penampilan Happy Salma yang singkat namun sangat mencuri perhatian adalah kekuatan tak terbantahkan dalam film ini. Sementara itu, akting kuat Prisia Nasution sebagai Srintil dan Nyoman Oka Antara sebagai Rasus menghadirkan chemistry kisah cinta yang menghanyutkan penonton sepanjang film.

SANG PENARI yang merupakan kerja bareng banyak pihak dan dengan dukungan berbagai funding digawangi oleh beberapa produser eksekutif yaitu Kemal Arsjad, Kristuadji Legopranowo, Bert Hofman, Bimo Setiawan, Indra Yudhistira, dan Elwin Siregar serta co-produser Natacha Devillers dan Marcia Rahardjo.

"Saya Ahmad Tohari sudah menyaksikan film Sang Penari yang mengambil inspirasi dari novel Ronggeng Dukuh Paruk. Bagus. Pelajar/Mahasiswa, bapak/ibu, sipil/tentara, tontonlah film ini. Banyak makna dan pelajaran. AT." ‎"Semoga Sang Penari mengubah tren film yang sngat urban pada yang lokal; tempat saudara-saudara kita. Agar secara etik kita tidak berdosa." - Ahmad Tohari

"Sang Penari, keren. Selamat buat Ifa Isfansah & Salman Aristo. Tentu saja, Sang Penari beda dari novel Ronggeng Dukuh Paruk (Ahmad Tohari). Dengan arif, filmnya mengaku "terilhami". Tapi, semangat novelnya terasa di filmnya: Sang Penari menatap kelahiran Orba dari sebuah dunia dukuh yang miskin. Dalam memandang masa kelam kelahiran Orba itu, Sang Penari setia pd persoalan Srintil-Rasus, dan kampung mereka. Sang Penari sempat juga membuat saya was-was, soal sudut pandang: masihkah pandang PKI sbg hantu, dan ABRI sbg penyelamat? Syukur, tidak." - Hikmat Darmawan

"Baru nonton Sang Penari. Mengagumkan. Beautiful, haunting, extremely well-made. Beautifully well-acted. Sinematografi keren. Musik scoringnya pun luarrr biasa" - Joko Anwar

Kisah bangsa yg dibungkus kisah cinta atau sebaliknya? Apapun, Sang Penari layak tonton. Dan 2 lapis kisah itu sama-sama tragis. :'( - Ifani Ismail

Produser Eksekutif:
Kemal Arsjad
Kristuadji Legopranowo
Bert Hofman
Bimo Setiawan
Indra Yudhistira
Elwin Siregar

Co-produser:
Natacha Devillers
Marcia Rahardjo

Produser:
Shanty Harmayn

Skenario:
Salman Aristo
Ifa Isfansyah
Shanty Harmayn

Sutradara:
Ifa Isfansyah

Casting:
Amelya Oktavia
Riri Pohan

Perekam Suara:
Aufa R Triangga Ariputra

Penata Suara:
Bruno Tarriere
Khikmawan Santosa

Penata Musik:
Aksan Sjuman
Titi Sjuman

Penata Rias:
Jimmy Asoen Tasmin

Penata Kostum:
Chitra Subiyakto

Penata Artistik
Eros Eflin

Penata Kamera:
Yadi Sugandi

Editor:
Cesa David Luckmansyah

Produser Pelaksana:
Agustiya Herowiyanto

Label: