<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7808624031225959264\x26blogName\x3dInfo+InfoSinema\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://info-infosinema.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://info-infosinema.blogspot.com/\x26vt\x3d-5757315724398017633', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Senin, 31 Oktober 2011

Pengejar Angin

Penulis Ben Sihombing - Sutradara Hanung Bramatyo - Produksi PUTAAR Production - Producer H. Ramdhoni Ramadhan - Pemain Mathias Muchus, Wanda Hamidah, Lukman Sardi, Agus Kuncoro, Medina - Pemain Utama Remaja Qausar HY, Giorgino Abraham, Siti Helda Meilita, Martua H. Aritonang.

Gandaria City XXI Jakarta, 31 Oktober 2011 - Remaja adalah tulang punggung sebuah bangsa. Generasi muda yang memiliki impian besar dan semangat untuk mewujudkannya adalah yang dibutuhkan oleh negara ini untuk membentuk generasi yang lebih baik.

Inilah kemudian yang menjadi perhatian dan fokus utama cerita film Pengejar Angin (Dapunta), sebuah film karya sutradara Hanung Bramantyo bekerjasama dengan PUTAAR Production.

Pengejar Angin bercerita tentang seorang anak di Lahat, Sumatera Selatan. Diberi nama Dapunta (diperankan oleh Qausar Harta Yudana) dibesarkan ebagai anak dari seorang bajing loncat, istilah untuk perampok kendaraan-kendaraan bermuatan besar di sekitar daerah Tebing Tinggi, Lahat (kisah ini benar-benar masih ada hingga sekarang).

Memiliki kemampuan lari yang bagus sehingga disebut Pengejar Angin, Dapunta memiliki keiginan untuk melanjutkan sekolah ke salah satu universitas ternama di Indonesia.

Namun, mimpi Dapunta menemui kendala dari sang ayah yang berpikiran kolot (Mathias Muchus). Namun, garu sekolahnya Pak Damar (Lukman Sardi) membantu memberi jalan dan semangat sehingga dipertemukan dengan pelatih atletik bernama Ferdi (Agus Kuncoro) yang membuka jalannya menuju cita-citanya.

Cerita dalam Pengejar Angin (Dapunta) memang mengambil seting lokasi di Sumatera Selatan, khususnya daerah Lahat, Muara Enim dan Kota Palembang.

Pengejar Angin (Dapunta) memang meniktikberakan paa perjuangan seorang anak daerah Sumatera Selatan yang memiliki tekad kuat untuk meraih cita-citanya. Hal ini sejalan dengan tujuan awal dibuatnya proyek film ini untuk menonjolkan nilai-nilai dan potensi lokal yang dimiliki Sumatera Selatan, khususnya.

Lahat memiliki lansekap yang indah nan eksotis, dan inilah salah satu elemen yang ditonjolkan nilai budaya dan tradisi yang unik dari daerah Lahat dalam film ini. Selain juga keindahan Jembatan Ampera dan Stadion jakaBaring di kota Palembang.

Pengejar Angin merupakan sebuah hasil kerjasama antara PUTAAR Production dengan Pemerintah Daerah Sumatera Selatan, sebagai upaya Pemda Sumsel untuk mempromosikan potensi daerah dan pariwisata.

Ini merupakan kerjasama pertama Hanung Bramantyo dengan PUTAAR Production. Hanung Bramantyo sendiri mengungkapkan, bahwa keterlibatannya dalam Pengejar Angin (Dapunta) merupakan bentuk kepeduliannya mengangkat potensi daerah.

Pengejar Angin memulai proses syuting mulai dari awal Ramadhan kemarin selama kurang lebih satu bulan. Mengambil sebagian besar lokasi di Sumatera Selatan.

Film ini menjadi Istimewa, karena juga menampilkan sederet aktor dan aktris berbakat, seprti Mathias Muchus, Lukman Sardi, Agus Kuncoro, Wanda Hamidah, dan Para pemain muda berbakat pendatang baru Qausar Hatta Yudana (Sang Pencerah) Giorgion Abraham (Tendangan Dari Langit) juga pendatang baru yang terpilih dari hasil audisi di Palembang yaitu Siti Helda berperan sebagai Nyimas dan Martua berperan sebagai Husni.

Pengejar Angin juga merupakan penampilan perdana Wanda Hamidah di layar lebar setalah bertahun-tahun menggeluti dunia politik.

Pengejar Angin akan mulai ditayangkan di berbagai bioskop Indonesia mulai tanggal 3 November 2011.



Sinopsis
Di sebuah kampung di daerah lahat Sumatera Selatan, tinggal seorang remaja bernama DAPUNTA (18) yang sebentar lagi akan lulus SMA dan harus menetukan ke mana masa depannya harus melangkah.

Ibu Dapunta (BUNDA), sebenarnya sangat ingin agar Dapunta yang cerdas, melanjutkan pendidikannya ke jenjang kuliah, tapi masalahnya sang AYAH menentangnya. Ayahnya itu lebih menginginkan Dapunta yang dikenal sebgai Pengejar angin, julukan bagi pelari tercepat di kampung itu, untuk melanjutkan jejaknya sebagai pemimpin dari para Bajing Loncat di Kampung mereka.

Sampai suatu hari, Dapunta akhirnya memutuskan untuk mengikuti kata hatinya. Ia memberanikan diri untuk mengatakannya kepada ayahnya bahwa ia mempunyai mimpi. Dan untuk itu, ia harus sekolah. Ia harus kuliah. Dengan cara apapun.

Dibantu oleh NYIMAS, cinta pertamanya, PAK DAMAR, seorang guru muda berbakat yang melihat potensi yang tak terbatas dari Dapunta, dan juga Husni Selain kenyataannya bahwa ia adalah anak seorang bajing loncat yang kemudian membuat ia dibenci oleh teman sekolahnya, ia pun juga harus berhadapan dengan JUSUF, rival sejatinya.

Jusuf yang juga sama cerdas dan berbakat dengan Dapunta, sejak awal memang sudah membenci Dapunta. Ia tidak menyukai kenyataan bahwa ada orang lain di sekolah itu yang mampu menandingi kecerdasannya. Ia pun dengsn sekuat tenaga mencoba untuk membuat hidup Dapunta menjadi sulit. Belum lagi, kepala sekolah yang tidak simpatik dan tidak peduli dengan potensi murid-muridnya, ikut membuat mimpi Dapunta semakin penuh dengan ringangan.

Namun Dapunta tidak menyerah. Apalagi ketika COACH FERDY, teman lama Pak Damar yang juga seorang pelatih lari nasional dari Jakarta melihat bakat Dapunta yang sesungguhnya. Pemuda berjuluk "Pengejar Angin" ini pun akhirnya menemukan jalan lain menuju mimpinya. Ia bisa berlari, berlari dan berlari demi menggapai mimpinya. Karena bakatnya yang luar biasa, bisa membawa ia kemana pun yang ia inginkan.

PENGEJAR ANGIN, adalah sebuah seruan pengharapan dari semua orang yang sepertinya terlahir jauh dari indahnya mimpi. Ini adalah cerita perjuangan meraih mimpi dan penemuan jati diri. Ini adalah sebuah kisah tentang, seberapa mungkin, putra dari seorang bajing loncat mampu membuat perbedaan. Bagi dirinya, keluarga dan negerinya.

Label:

Kamis, 27 Oktober 2011

Ra.One

Pemain Shahrukh Khan (G.One / Shekhar Subramaniam), Kareena Kapoor (Sonia Subramaniam) - Arjun Rampal (Ra.One) - Armaan Verma (Prateek Subramaniam), Shahana Goswami (Jenny Naya), Satish Shah (Iye), Dalip Tahil (Baron), Tom Wu (Akash) - Sutradara Anubhav Sinha - Produser Gauri Khan - Produksi Red Chillies Entertainment - Distribusi MVP.

JUDULNYA unik. Random Access One adalah kepanjangan RA.One dan merupakan sebuah proyek yang dibuat sekelompok para pembuat game. Shekhar Subramaniam terlibat dalam proyek tersebut. Shekhar ingin memberikan kebanggaan buat anaknya, Prateek. Selama ini Shekhar dianggap anaknya sebagai bapak yang tidak bisa dibanggakan. Menghadapi pencopet saja ketakutan!

HIDUP Shekhar berubah ketika dia mampu menciptakan game virtual terbaru. Bersama timnya, Shekhar ciptakan karakter Ra.One, dibaca juga Rahvan (Rahwana). Dan sebagai musuh abadinya, Shekhar cipatakan karakter G.One (Jivan – artinya ‘hidup’). Tokoh-tokoh dalam game ini dimainkan secara nyata. Ini yang membuat semua orang optimis akan keberhasian game ciptaan Shekhar. Namun, Shekhar untuk sementara harus mengubur harapannya. Tanpa disadari, karakter Ra.One hidup dan muncul dalam dunia nyata. Shekhar tewas di tangan tokoh virtual ciptaannya. Aksi Ra.One semakin mencari daya hidupnya yang disembunyikan Prateek.

Preteek juga berpikir, kalau Ra.One bisa hidup, tentunya G.One juga bisa hadir di dunia nyata. Dengan bantuan tim programer Shekhar, mereka menghidupkan G.One. Benar dugaan Prateek, G.One yang wajahnya mirip Shekhar hidup dan siap menghadapi kekacauan yang ditimbulkan Ra.One. Kota London kembali tenang setelah G.One berhasil mengalahkan Ra.One. Prateek dan ibunya, Sonia Subramaniam, akhirnya memilih kembali ke India.

Ra.One memang tidak bisa dimusnahkan, seperti juga kejahatan, dia memburu G.One, Prateek dan Sonia ke India. Dan pertempuran pun menjadi cara bagi Ra.One untuk mendapatkan daya hidupnya. Sebuah pertempuran si baik dan si jahat, dua sifat yang selalu ada dalam diri manusia. Jawabnya tentu seperti tag-line film ini, “Pertempuran tidak dimenangkan lewat peluru, tapi dengan hati...”

Label:

Rabu, 26 Oktober 2011

Kadang Hidup Tidak Memberikan Pilihan

Kehormatan di Balik Kerudung

Kadang hidup tidak memberikan pilihan.
Tentang hati seputih salju yang ikhlas berkorban demi cinta.

Jenis Film Drama - Pemain Donita, Andhika Pratama, Ussy Sulistiawaty, Nadya Almira, Jordi Onsu, Iwa Rasya,Erlin Sarintan - Sutradara Tya Subiyakto Satrio - Penulis Amalia Putri, Aurelia Amany Salsabila - Adaptasi Novel Ma'mun Affany - Produser Chand Parwez Servia - Produksi Starvision.

Planet Hollywood KC Jakarta, 26 Oktober 2011 - Starvision kembali mengangkat sebuah film yang diadaptasi dari novel. Kebetulan 'Perempuan Berkalung Sorban' tahun 2009 meraih perhatian penonton, disusul berbagai penghargaan di festival dalam negeri maupun luar negeri, sangat patut untuk diikuti film berikutnya.

Pada awal tahun 201 tim kreatif Starvision membawa novel Kehormatan di Balik Kerudung karya Ma'mun Affany kepada Chand Parwez Servia, dan segera novel itu tuntas dibacanya dalam sehari. Konflik ceritera yang penuh kekinian dan penggunaan bahasa dialog penulis lususan KMI di Gontor pada tahun 2004, Institut Studi Islam Darussalam (ISID) tahun 2008, dan Pascasarjana Institut Studi Islam Darussalam (ISID) ini sangat bernas dan representatif. Segeralah novel ini masuk prioritas produksi Starvision. Tetapi tidaklah sederhana memvisualisasikan novel dengan lika-liku ceritera yang relatif panjang. Setelah melalui berbagai evaluasi, kemudian dilakukan penyesuaian setelah diskusi dengan penulis dan tim desain produksi, sehingga diharapkan adaptasi novel ini memiliki kekuatannya sendiri yang lebih filmis.

Kehormatan di Balik Kerudung adlah cinta segitiga yang bersih, berliku karena situasi atas hati-hati yang mencintai secara tulus, daam pengorbanan nan ikhlas. Mencapai 'rasa' film ini diperlukan landscape yang kuat, dimana insan seringkali dibuatnya 'tak berdaya'. Lokasi Bromo dipilih karena keindahannya yang penuh misteri, bertepatan suting film ini dilakukan pada saat musim badai pasir. Visualisasi yang terekam, justru memperkuat pesan penceriteraan film Kehormatan di Balik Kerudung. Sebagai kelengkapan lokasi-lokasi lainnya, pilihan landscape selalu diutamakan.

Kehormatan di Balik Kerudung dipersembahkan untuk pencinta film remaja, dewasa hingga orang tua menjelang hari besar Idul Adha. Sebuah karya Tya Subiakto Satrio (Catatan : ilustrator musik film-film bernafaskan Islami, diataranya : Ayat-Ayat Cinta, Doa yang Mengancam, Mengaku Rasul, Perempuan Berkalung Sorban dan Sang Pencerah), dengan dukungan tim produksi yang solid. Tya Subiakto Satrio juga menggarap ilustrasi musik dan OST berjudul "Asmara Insani" yang dinyanyikan oleh Donita, Andhika Pratama dan ussy Sulistiawaty.

Kehormatan di Balik Kerudung dilengkapi dengan tata suara Dolby yang penataan suaranya dikerjakan oleh Khikmawan Santosa, sehingga penataan gambar bersutan Nayato Fio Nuala seakan melengkapi indahnya ilustrasi kisah tentang emosi hati yang menggenang.

Saksikan di bioskop mulai 27 Oktober 2011.

Label:

Kisah Thriller Psikologis Kaliber Mancanegara

Directed by Affandi Abdul Rahman - Written by Alim Sudio - Produced by Vera Lasut - Cinematography by Faozan Rizal - Art Director Benny Lauda - Music Illustrator Aghi Narothama - Film Editor Yoga Krispratama.

Fx Mal Sudirman Jakarta, 11 Oktober 2011 - Tahun 2011 ini sungguh marak film nasional dibuat dengan cita rasa yang baik. Rumah produksi VL Production dengan bangga menyuguhkan karya perdananya yang bertajuk THE PERFECT HOUSE. Ini merupakan sebuah film bergenre thriller psikologis yang sengaja ditargetkan untuk penonton dari kalangan tersebut.

Disutradarai oleh Affandi Abdul Rachman (Pencarian Terakhir, Aku Atau Dia), skenario The Perfect House ditulis oleh penulis Alim Sudio (Air Terjun Pengantin). Di barisan pemain, dipasang mantan VJ MTV Cathy Sharon (Sang Dewi, Barbi3, Dawai 2 Asmara). Cewek keturunan Perancis ini memerankan tokoh utama bernama Julie, seorang guru privat yang mendapat tawaran mengajar dari seorang perempuan setengah baya. Sebagai lawan mainnya, muncul aktris senior Bella Esperance (Catatan Si Boy 3, Bibir Mer, Kuntilanak 3), dan aktor Mike Lucock (Virgin, Rumah Dara). Berikutnya, masih ada nama pendatang baru, yakni Endy Arfian dan Wanda Nizar.

Barisan kru yang turut menangani film ini juga tidak kalah kuatnya. Di belakang kamera, muncul nama Faozan Rizal. Sebelumnya, Pao, begitu dia biasa disapa, pernah punya pengalaman menangani film macam Ayat-ayat Cinta, Doa yang Mengancam, hingga Sang Pencerah. Untuk ilustrasi musik, terdapat nama Aghi Narottama yang sempat terlibat dalam film Berbagi Suami, Quickie Express, serta Pintu Terlarang). Kemudian masih ada nama Yoga Krispratama yang pernah memperoleh Piala Citra untuk penyuntingan gambar di film Janji Joni.

Film ini menceritakan tentang seorang guru privat bernama Julie yang diminta mengajar di sebuah rumah. Ternyata dirinya tidak sadar jika rumah tersebut penuh dengan misteri gelap yang akhirnya akan menimbulkan bahaya bagi semua orang. Dapatkah Julie lolos dari bahaya yang mengintai?

Proses pengambilan gambar sendiri berlangsung antara pertengahan hingga akhir bulan Maret 2011 dan mengambil lokasi di kawasan Puncak serta Jakarta. Sebelum rilis di tanah air pada 27 Oktober 2011 ini, The Perfect House sempat muhibah di berbagai negara. Mulai dari pasar film Hongkong Film Market, Screen Singapore, Cannes Film Festival, dan Puchon. Kemudian Film ini juga world Premiere pada Puchon International Fantastic Film Festival 2011 bulan July lalu di Korea dan International Premiere di Melbourne bulan Agustus lalu.

Produser VL Production, Vera Lasut merasa optimis karena film ini mendapat sambutan positif di berbagai ajang film mancanegara. “Di Festival Puchon, para penonton sangat antusias bertanya dalam sesi tanya jawab. Di Cannes, film ini juga dipuji oleh para calon distributor. Mereka kagum dengan tata kamera dan tata artistik dalam film ini,” ungkap Vera dengan senyum lebar.

Sinopsis
Julie (Cathy Sharon) seorang guru untuk anak-anak yang memiliki “kebutuhan khusus”. Madam Rita (Bella Esperance) meminta Julie untuk mengajar cucunya yang bernama Januar (Endy Arfian) di rumahnya namun Julie diharuskan menginap di rumah Madam Rita yang begitu terlihat sempurna dan hanya terdiri dari 3 (tiga) orang penghuni termasuk Yadi (Mike Lucock) tukang kebun madam Rita yang begitu setia walaupun terkesan aneh.

Julie pun bersimpati dan memutuskan untuk mengajar Januar. Pada akhirnya Julie merasakan sesuatu yang janggal dalam rumah itu, yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, Julie pun memutuskan meninggalkan rumah itu dan meyelamatkan Januar. Apa sebetulnya yang terjadi dalam rumah itu? Dan berhasilkah Julie pergi dari rumah itu dan menyelamatkan Januar??

The Perfect House 27 Oktober 2011 di Bioskop-bioskop seluruh Indonesia.

Label:

Minggu, 16 Oktober 2011

Film seMESTA menduKUNG Sebuah Film oleh John De Rantau

Jenis Film Drama - Pemain Revalina S. Temat, Lukman Sardi, Ferry Salim, Feby Fabiola, Helmalia Putri, Indro Warkop, Sujiwo Tejo - Sutradara John De Rantau - Penulis hendrawan Wahyudianto dan John De Rantau - Produser Putut Widjanarko - Produksi Mizan Production & Falcon Pictures.

Sebuah film yang menggambarkan kuatnya tentang persahabatan, kecintaan pada sains, dan arti kasih ibu.

Film ini terinspirasi dari kisah-kisah kegemilangan putra-putri Indonesia mengangkat nama bangsa Indonesia di kancah dunia Internasional lewat pelbagai olimpiade sains.

Muhammad Arief (Sayef Muhammad Billah), anak dari sebuah keluarga miskin dari Sumenep, Madura, sangat menggemari sains, khsusnya fisika. Meski tinggal jauh dari kota besar dan bersekolah dengan fasilitas yang serbaminim, Arief tetap menekuni fisika.

Arief tinggal bersama ayahnya, Muslat (Lukman Sardi), mantan petani garam yang beralih profesi menjadi sopir truk serabutan karena ladang garam sedang dilanda paceklik. Lantaran kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan itu, ibu Arief, Salmah (Helmalia Putri), terpaksa bekerjs sebagak TKW di Singapura. Setelah bertahun-tahun belum juga kembali, dan tidak pernah memberi kabar, Arief sangat merindukannya. Arief bekera di bengkel sepulang sekolah dengan cita-cita mengumpulkan uang untuk mencari ibunya. Arief akan dibantu oleh Cak Alul (Sudjiwo Tedjo), yang ternyata soerang berandalan kampung.

Di sekolah, Ibu Tari Hayat (Revalina S. Temat), seorang guru fisika, melihat bakat besar yang dimiliki Arief. Perempuan Minang yang mencintai dan memiliki dedikasi tinggi terhadap edunia pendidikan itu rela "terdampar" di Madura demi menemukan intan-intan cemerlang di antara murid-muridnya. Dan salah satu Intan itu adalah Arief.

Berkat dorongan Ibu Tari, Arief ikut seleksi olimpiade sains yang akan diadakan di Singapura. Namun, sesungguhnya Arief memiliki agenda tersembunyi: menemukan ibunya di sana.

Seleksi dilakukan oleh Pak Tio Yohanes (Ferry Salim) di Jakarta, yang dibantu oleh Deborah Sinaga (Febby Febiola). Para peserta bersaing untuk lolos, sekaligus menjalin persahabatan. Arief menjalin persahabatan dengan Muhammad Thamrin (Angga Putra, pernah bermain sebagai Komet dalam Alangkah Lucunya Negeri Ini). Arief sempat berseteru dengan Bima Wangsa (Rangga Raditya, pernah bermain sebagai Guntur dalam King), dan Ervwin Mnik (Rendy Ahmad, pernah bermain sebagai Arai dalam Sang Pemimpi). Arief juga berkenalan dengan Cak Kumis (Indro Warkop), penjual ketoprak keliling asal Madura yang memberinya ilmu kehidupan.

Pak Tio senantiasa menyemangati Ari8ef dan peserta lain dengan mengajarkan sebuah keyakinan yang disebutnya MESTAKUNG atau semesta mendukung. Inti ajaran itu adalah bahwa apabila seseorang yakin, fokus, dan berusaha keras untuk mencapai sesuatu, ia pasti akan meraihnya karena seluruh semesta akan mendukung.

Akankah Arief berhasil lolos seleksi dan ikut olimpiade fisika duni? Dan apakah Arief menemukan ibunya kembali?

Selain kisah yang menispirasi, film yang deisutradarai John De Rantau (karya sebelumnya, Denias dan Obama Anak Menteng) ini menyuguhkan lanskap eksotis Pulau Madura, lengkap dengan karapan sapi yang meriah, serta kemegahan Jembatan Suramadu. Shooting dilakukan di Sumenep dan Pamekasan, Bogor, Jakarta, dan Singapura.

Sedangkan Goliath, sebuah band yang terkenal di kalangan anak-anak muda, menyumbang tiga lagu yang menjadi original sound track film ini, yaitu Ibu, Indonesia dan MESTAKUNG.

#Semesta Mendukung: Karena, dalam hidup, tak ada yang tak mungkin.

Label: , ,

Sabtu, 15 Oktober 2011

Angga Putra, Spesialis Pemeran "Anak Miskin"

Pondok Indah Mall 1 XXI Jakarta, 15 Oktober 2011 - Debut aktor cilik yang kini menjelang remaja, Angga Putra, dimulai tahun lalu (2010) lewat film Alangkah Lucunya Negeri Ini. Di Film tersebut, Angga kebagian peran sebagai Komet, seorang pencopet cilik. Tak dinyana, keterlibatan awalnya di dunia akting ini membuahkan hasil yang membanggakan. Dia terpilih sebagai Pemeran Anak-Anak Terbaik di ajang Indonesia Movie Award 2011 dengan mengalahkan empat nominator lainnya.

Awal keterlibatannya di dunia seni peran adalah berkat orang tuanya yang memasukkan dirinya ke Sanggar Bengkel Kreatif Anak Indonesia. Saat tu Angga baru berusia 7 tahun. Di sanggar itulah nasib baik mempertemukannya dengan aktor besar Deddy Mizwar yang kemudian menawarinya main di Alangkah Lucunya Negeri Ini.

Kiprah selanjutnya bocah ABG berambut kaku ini adalah sebagai Slamet di film Obama Anak Menteng (2010) garapan sutradara John De Rantau. Seperti halnya Komet, Slamet pun adalah seorang anak dari sebuah keluarga miskin.

Dan di film ketiganya, seMESTA menduKUNG (akan tayang 20 Oktober 2011). Angga kembali mendapat kepercayaan John De rantau untuk, lagi0lagi, memerankan seorang remaja miskin bernama Muhammad Husni Thamrin. Di film terbarunya ini, Angga akan tampil dengan logat betawi yang kental, mendampingi Dinda Hauw da arti pendatang bru asal Madura, Sayev MB.

Saat ini, Angga Putra sedang sibuk syuting untuk serial TV Keluarga Minus, sebuah komedi situasi karya John De Rantau. Di serial ini Angga bermain sebagai Doni.

Rupanya, selain "berjodoh" dengan John De Rantau, Angga yang bercita-cita menjadi sutradara ini juga "berkat" menjadi anak miskin.

#seMESTA menDUKUNG: Karena, dalam hidupm tak ada yang tak mungkin

Label: , ,

Selasa, 11 Oktober 2011

Film Ambilkan Bulan Mengenang AT Mahmud

Mizan Production dan Falcon Pictures Mempersembahkan Film Ambilkan Bulan

Warung Solo Jeruk Purut Jakarta, 10 Oktober 2011 = Mizan Production dan Falcon Pictures akan kembali mempersembahkan sebuah film anak-anak. Kali ini dengan tema petualangan yang disampaikan dalam bentuk drama musikal. Judulnya, Ambilkan Bulan. Diambil dari salah satu judul lagu ciptaan AT Mahmud (almarhum). Film ini sejatinya memang didedikasikan untuk mengenang seniman besar itu. Helmi Yahya akan bertindak sebagai produser eksekutif Penggarapannya diserahkan kepada Ifa Ifansyah. Ambilkan Bulan menjadi film kedua Ifa di bawah bendera Mizan Productions. Film sebelumnya adalah Garuda di Dadaku (2009).

Penulisan naskahnya dikerjakan oleh Jujur Prananto yang baru saja menerima penghargaan sebagai penulis skenario terbaik dalam ajang FTV Award 2011 lewat karyanya Papi, Mami, dan Tukang Kebun.

Pengambilan gambar (syuting) film Ambilkan Bulan akan berlangsung di Karanganyar (Solo) dan Jakarta yang akan dimulai pekan kedua bulan Oktober 2011.

Ceritanya tentang Amelia, seorang anak perempuan menjelang remaja yang kesepian karena ibunya, Ratna, terlampau sibuk dengan pekerjaannya. Sehari-hari Amelia bergaul dengan teman-temannya di dunia maya. Salah satunya yang paling akrab adalah Ambar yang ternyata adalah saudara sepupunya. Ambar tinggal di sebuah desa di Jawa Tengah. Mereka berdua memiliki kegemaran yang sama mengoleksi kupu-kupu dan dedaunan langka.

Ketika liburan tiba, Amelia memutuskan untuk mengunjungi Ambar di desanya. Tak disangka di sana Amelia dan Ambar mengalami sebuah kejadian seru yang melibatkan para pembalak liar.

Ambilkan Bulan akan dibintangi antara lain oleh Astri Nurdin (sebagaii Ratna), Agus Kuncoro (Ayah Amelia), Landung Simatupang (Mbah Gondrong), Titi Dibyo, Adrian Simon, dan bintang cilik pendatang baru, Lana Nitibaskara, sebagai Amelia. lana selama ini berkiprah sebagai penyanyi jazz cilik dan tahun lalu (2010) telah melahirkan satu buah album yang diberi judul Spirit of Jazz. Selain itu beberapa pemain anak-anak dari Solo juga akan turut memperkuat film ini.

Sepuluh lagu karya AT Mahmud yang selama ini sudah sangat kita kenal akan dinyanyikan di film ini oleh para artis Sony Music Indonesia, yaitu: "Ambilkan Bulan" (Sheila On 7), "Libur Telah Tiba" (The Changcuters), "Kereta Apiku" (Judika), "Mendaki Gunung" (Coklat), "Amelia" (Numata), "Pelangi" (Tangga), "Anak Gembala" (Andi/rif), "Bintang Kejora" (Astrid), "Paman Datang" (SHE), dan "Aku Anak Indonesia" (Superman is Dead). Lagu-lagu tersebut akan dirilis dalam bentuk album khusus oleh Sony Music Indonesia.

Tentang AT Mahmud

Almarhum Abdullah Totong Mahmud atau lebih dikenal sebagai AT Mahmud adalah pencipta lagu anak-anak yang sangat populer. Semasa hidupnya, beliay telah menciptakan tak kurang dari 40 lagu anak-anak. Salah satunya yang sangat terkenal adalah "Ambilkan Bulan". Beliau meninggal pada 6 Juli 2010 di Jakarta dalam usia 80 tahun.

Follow Twitter : @ambilkanbulan
Facebook page: Film Ambilkan Bulan

Label:

Selasa, 04 Oktober 2011

Film L4 Lupus Meraih Pengghargaan Rekor Dunia

Film L4 Lupus menjadi Rekor Dunia sebagai Film Pertama tentang Penyuluhan Penyakit Lupus yang merupakan hasil kerja sama B Channel & Damien Dematra Production

Only One Fx Mall Sudirman Jakarta, Senin 3 Oktober 2011 - Menteri Kesehatan RI, yang mendukung penuh dan hadir dalam gala premiere film L4 Lupus di FX Mall, Jakarta dalam sambutan pada peringatan hari Lupus Sedunia tanggal 7 Mei 2011 yang dibacakan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan kementerian Kesehatan RI di Taman Menteng, menyampaikan bahwa diduga ada lebih dari 1.5 juta orang di Indonesia yang terkena penyakit lupus. Namun hanya sekitar 10.000 orang yang menyadari bahwa dia terkena penyakit lupus. Mendengar hal itu, Damien Dematra yang saat itu hadir, merasa perlu melakukan sesuatu agar masyarakat lebih peduli dan waspada terhadap penyakit lupus. Karena Damien Dematra berprofesi di bidang perfilman, maka dia memutuskan untuk membuat film layar lebar tentang penyakit lupus yang diberi judul L4 Lupus berdasarkan novel L4 Lupus karya Damien Dematra sendiri.

Film ini adalah yang pertama kali di dunia sehingga menjadi rekor dunia sebagai Film Layar Lebar Pertama di Dunia Tentang Penyuluhan Penyakit Lupus yang dicatat oleh Royal World Records Inggris dan Museum Rekor Dunia MURI. Pada malam gala premiere, 3 Oktober 2011 ini, perwakilan Jaya Suprana dari Museum Rekor Dunia - Indonesia hadir untuk memberikan penghargaan ini bersama dengan Ron Mullers, sebagai guardian of records dari Royal World Records. Penghargaan Royal World Records akan diberikan kepada Damien Dematra, sebagai inisiator and pelaksana dalam pembuatan film L4 Lupus dan B Channel yang telah berpartisipasi aktif dalam kampanye kemanusiaan melalui media film.

Melihat perjuangan dan misi yang dibawa film ini, B Channel sebuah TV yang mengedepankan sajian inspiratif segera mendukung upaya Damien dengan menjadi media anchor. Sofia Koswara, Director Utama/CEO B Channel, menuturkan bahwa film ini sangat penting disampaikan kepada masyarakat agar bisa menjadi inspirasi untuk menumbuhkan kesadaran tentang penyakit lupus dan bahayanya. "Karena itu baik film ini ataupun semua usaha membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat sangat pantas mendapat dukungan semua pihak, terutama media massa. Saya sendiri tak dapat berhenti meneteskan air mata saat menonton preview film ini. Film L4 Lupus sangat menyentuh dan menginspirasi. Pesannya sangat kuat dan film ini wajib ditonton," ujar Sofia Koswara ditempat yang sama pada saat screening untuk wartawan pada 27 September lalu.

Pembuatan fil ini diakui oleh Tiara Savitri (Ketua Yayasan Lupus Indonesia), merupakan sesuatu yang telah ditunggu-tunggu sejak dua belas tahun lalu, sejak yayasan lupus berdiri. Film merupakan sarana yang sangat efektif dalam menyosialisasikan tentang penyakit lupus dan bahayanya. Tiara Savitri sendiri adalah seorang ODAPUS (Orang dengan Lupus) dan merupakan salah satu survival terlama.

L4 Lupus mengambil kisah dramatis seorang doktor muda manis, tulus, periang, dan super sibuk bernaa Atikah. Ia hidup bahagia dengan Mutiara, adiknya yang tuli, bisu dan buta, sampai suatu hari lups menyerang kehidupan mereka. Muncul pertanyaan besar, dapatkah mereka bertahan ? Film ini mengangkat dilema antara cinta, kenyataan, penderitaan, dan lupus yang terinspirasi dari kisah-kisah nyata ODAPUS, Penyakit lupus bisa menyerang siapa saja tanpa disadari sehingga dijuluki penyakit 1000 wajah. Penyakit ini lebih mudah diatasi apabila terdeteksi lebih dini, sehingga menjadi penting agar seluas mungkin film ini bisa ditonton oleh masyarakat.

Film yang akan mulai tayang 6 Oktober 2011 di bioskop-bioskop Indonesia ini dibintangi Ayu Azhari, Virda Anggraini, Natasha Dematra, Lucki Moniaga, Anna Tarigan, Tiara Savitri, Ayu Gumay, Irul Luthan, Mala Sarkady, dan Vina Yunita, serta beberapa Odapus, di antaranya Ketua Yayasan Lupus Indonesia (YLI), Tiara Savitri, dan putranya, Kemal.

"Saya ingin masyarakat mendapat manfaat berupa informasi tentang penyakit lupus agar lebih peduli kepada penderita dan lebih waspada terhadap penyakit lupus," kata Damien Dematra. Hal ini juga yang mengakibatkannya 'cool' saja apabila dianggap 'serakah' karena 14 jabatan dalam film yang digangnya sekaligus. Pasalnya adalah karena minimnya optimisme pelaku industri perfilman terhadap film bertema sosial seperti ini, sehingga sumberdaya produksi dan post-production film ini harus dilakukan dengan sehemat mungkin.

Turut mengisi film ini grup musik anyar Seven Doors dengan lagunya "Jangan Pergi Lagi" dan "Rindu Bukan Main". Pengarang lagu dan penyanyi jazz internasioal Veena Mutiram juga hadir dengan lagu "Bulan, Bintang, dan Maloam" dan "Rainy Day". Yang lain adalah penyahyi bersuara emas Vicky Sihombing, dengan lagu "Mutiara" dan Fhe Wulandari dengan lagu "Canda dalam Hening" serta Damien Dematra yang menyanyikan soundtrack "Tuhan".

Pembuatan film L4 Lupus juga didukung pula oleh Yayasan Indonesia (YLI), rumah Sakit Kramat 128, Eltracine Studio, Toko Buku Gramedia, Gerakan Nasional Menulis dan komunitas film serta kelompok-kelompok peduli penanganan penyakit lupus.

Label:

Harry Dagoe Suharyadi

Harry Dagoe Suharyadi (lahir 12 Desember, Jakarta) adalah seorang sutradara, penulis skenario, aktor, merangkap produser film Indonesia.

Harry lulusan IKJ (Institut Kesenian Jakarta) tahun 1995, sekolah tinggi seni film dan televisi satu-satunya di Indonesia, dalam Jurusan Penyutradaraan Film. Film pendek pertamanya yang bertajuk Happy Ending mengangkat namanya dalam berbagai festival film pendek internasional termasuk di Toronto, Singapore, Palm Springs, Tampere dan menerima piala sebagai The Outstanding Short Film dari Pusan International Film Festival, yang pertama di Korea Selatan Festival Film Internasional tahun 1996

Happy Ending membawa pesan dampak mengerikan akibat kekerasan dalam film dan komik terhadap anak-anak yang masih lugu. Kemudian paa tahun 1998 Harry menyutradarai film televisi musikal anak-anak Mencari Pelangi yang menyabet 8 piala termasuk untuk Film TV Terbaik, Film TV Terbaik (Bukan Serial), dan Penyutradaraan Terbaik.

Harry menerima bea siswa dari pemerintah Jepang lewat Japan Foundation untuk direko9mendasikan di bidang Penyutradaraan di Tokyo. Maka ia pun berangkat ke Jepang dan bermukim di Tokyo selama genap sembilan bulan dalam jangka waktu 1999-2000. Selama di Jepang itulah, Harry mulai memproduksi dan menyutradarai sendiri film Pachinko & Everyone's Happy pada tahun 2000, sebuah film yang berkisah tentang keluarga urban di Tokyo, tentang tiga generasi keluarga yang hidup bersama di bawah satu atap dan masing-masing mempunyai rahasia gelap dalam tiga karier yang berbeda.

Pachinko diundang ke Jakarta Film Festival pada tahun 2000 dan menerima banyak pujian positif dari para penggemar film berbobot Indonesia, khususnya kalangan kritisi serta pengamat film serius. Selanjutnya pada tahun 2002 Pachinko diundang ke festibval film di Melbourne, Australia.

Pada tahun 2004, Harry kembali ke dunia film anak-anak dengan menulis, menyutradarai dan memproduksi serial petualangan musical anak-anak televisi Ratu Malu & Jendral Kancil yang memenangkan Skenario Terbaik dan Serial Anak-Anak Terbaik pada Festival Film dan Televisi Indonesia.

Berlanjut pada tahun 2006, Harry sekali lagi menerima bea siswa dari pemerintah Jepang untuk Film Business and Digital Filmmaking Workshop di Yokohama.

Karya Film berkiutnya pada tahun 2008, Harry menulis, menyutradarai, dan memproduksi sendiri sebuah karya film anthology bertajuk Cinta Setaman (Love Potpouri) dengan latar belakang beraneka-ragam kehidupan sosial, gender dan kepercayaan di jakarta. Film ini mendapatkan kehormatan sebagai film pembuka dalam Art Film & Vido9e Festival di Jerman dan diunggulkan untuk The Best Asian Film di Singapore International Film Festival 2009.

Masih pada tahun yang sama, 2009, Hrry juga menggarap genre horror-remaja yang ditulis disutradarai dan diproduksinya sendiri, Dikejar Setan (Chased by Satan). Film ini mendapatkan sambutan sangat baik dari masyarakat penggemar film horor khususnya dan juga dari kalangan jurnalis. Sejauh ini CHASED BY SATAN mendapat kehormatan ditayangkan sebagai official Selection Movie pada Grimm Up North Horror & Sci-Fi Int'l Film Festival di Manchester, Inggris tahun 2010.

Filmography Feature Films:
Pachinko & Everyone's happy (2000) - producer, writer, director, editor, actor.
Ariel & Raja Langit (2005) - produser, writer, director.
Cinta Setaman (Love Potpouri) (2008) - producer, writer, director, actor.
Dikejar Setan (Chased by Satan) (2009) - producer, writer, director.
Melodi (2010) - producer, writer, director, song writer & music composer.
POCONG MINTA KAWIN (20110 - producer
SUNYA (prep for shooting) - writer, producer, director

Short Film:
Happy Ending (1996) - producer, writer, director.
TV Movies:
Mencari Pelangi (1998) - director. on air ANTV.
Berdongeng Peri (1999) - producer, writer, director. on air ANTV.
Menembus Batas Kenangan (2001) - director. on air RCTI
TV Series Buana Jaka (1994) - director on air RCTI
Sitcom Senggol-Senggol - a situation comedy; an adaptation form Honeymooners (1996-1997) - director. on air RCTI
Action Series Ali topan Anak Jalanan (1997) - director. on air SCTV
Children Musical series
Ratu Malu & jendral Kancil (2002-2004) - director, producer, writer, song writer and music composer. on air ANTV
TV interactive show: Gol, Gol, Gol (1995), on ANTV
Documentary Rumah Angin - 100 Tahun Arsitektur di Indonesia (2007) - producer, director
Pocket novel: Panchinko & Everyone's Happy
Acting career:
Kuldesak (1997), Pachinko & Everyone's Happy (2000), Cinta Setaman (2008), SAIA (2009)

Label: